BAB 18

8.8K 848 79
                                    


Keyla menghampiri Aira dan Mayora yang sedang asik memanggang sate, barbeque dengan kearifan lokal mereka, di sebelah mereka ada Vina yang sedang sibuk dengan gadgetnya, sesekali gadis itu tertawa sendiri melihat benda di tangannya itu.

"Udah nyobain ini belum" Aira menyodorkan satu tusuk sate padanya "Bumbu buatan Mayora enak banget pas meresap dalam daginnya, cobain deh"

Keyla menerima tusuk sate yang disodorkan Aira, dia mengambil posisi duduk di dekat Vina. Dari sini pandangannya langsung tetuju pada sekumpulan lelaki yang duduk di dekat api unggun, Adrian memainkan gitar, Bagas, Vino dan Fazri sepupunya menyumbangkan suara sumbang mereka. Sementara Igas menyibukan diri dengan menambah kayu api unggun. Pandangan mata mereka tidak sengaja bertemu, seperkian detik kemudian Keyla mengalihkan pandangannya dengan terburu-buru.

"Ciye lirik-lirikan dari jauh" Vina yang duduk di sebelahnya berkomentar, kedua gadis lainnya ikut menertawakan.

"Sembarangan" Keyla cemberut marah.

"Tadi masih kurang, sampai di keramaian pun masih mau lirik-lirikan" Kali ini Aira sudah mendudukan diri di dekatnya.

"Bagas ya?"Tuduh Keyla langsung. Keyla yakin Bagas sudah mengatakan hal yang tidak-tidak saat kejadian sore tadi.

"Emang bener apa yang di bilang Bagas, kalian lagi. . . ." Aira tersenyum penuh misteri, Vina dan Mayora terkikik geli. Wajah Keyla memanas, untung saja ini malam jadi mereka semua tidak bisa melihat perubahan raut wajahnya yang drastis.

"Gak, dasar Bagas otaknya mesum" Keyla menutupi rasa malunya dengan marah.

Aira mengangguk, mengerti. Padahal yang di mengertinya adalah sepupunya ini menahan malu.

"kalaupun dugaan Bagas bener juga gak apa-apa, kan udah sah, menikah" Vina berbicara sambil menggerak gerakan satu alisnya dan tersenyum menggoda.

"Ga usah malu Key, kan kita semua sudah 21 tahun ke atas" imbuh Mayora

Keyla menggelengkan kepalanya, kenapa saudara perempuannya ini semuanya mesum, menanyain urusan ranjang orang lain.

"Jadi gimana, Mas Igas, masih kuat kan? Kalau di lihat dari otot biceps dan sixpacknya sih kayaknya masih kuat ya"

Aira mencubit pinggang Vina dengan kesal, gadis sepertinya bisa berbicara seperti itu. Vina yang di cubit malah tertawa senang. "Mas Igas pasti jago banget ya, di usia segitu gak mungkin dia gak berpengalaman. Kamu pasti klepek-klepek ya Key" Dasar Vina gak tahu malu, pembicaraannya makin menjurus.

"Udah, kenapa jadi ngomongin itu sih" Keyla berteriak kesal, ketiga perempuan lainnya asik tertawa.

"Bawa kesini dong makanan yang udah jadi" teriak Bagas.

Vina berdecak kesal "pacarnya kenapa gak jadi dateng sih, itu orang jadi merepotkan" omelnya.

"Yaudah, bawa aja semua makanan dan kita pindah kesana" Keyla mengajak mereka untuk mendekat ke arah api unggun, keluar lebih jauh ke halaman belakang rumah Aira.

Setelah menaruh piring makanan di tikar alas yang di gunakan para lelaki untuk duduk, Keyla memilih untuk duduk di kursi kayu, dekat ayunan yang sekarang di duduki oleh Vina dan Aira. Sementara Mayora ikut duduk lesehan dan ikut mengutak atik api unggun bersama Igas.

"Mas Igas jago buat api unggun ya" Mayora memulai pembicaraan. Mayora gadis yang ramah dan periang, dia ingin akrab dengan siapa saja.

"Gak jago, tapi bisa" memanglah Igas orang paling kaku di antara mereka.

"Key, mau nyanyi lagu apa?" Adrian menarik perhatian Keyla dengan pertanyaannya.

"Terserahlah, aku nikmatin aja suara merdu kalian" jawabnya. Keyla menaikan kedua kakinya keatas kursi, posisinya sekarang meringkuk di kursi itu. Melihat Adrian yang begitu luwes bergaul dengan mereka, Keyla hampir saja lupa kalau usia Adrian tidak beda jauh dengan Igas.

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang