BAB 14

6K 805 25
                                    

Keyla memilih duduk di dekat pintu mobil dan mengalihkan pandangannya untuk menikmati pemandangan malam kota melalui kaca mobil yang sedang berjalan. Tidak di perdulikannya Igas yang sejak tadi sibuk menerima telpon dan mengecek beberapa dokumen melalui layar handphonenya. Dalam hati Keyla memikirkan acara seperti apa yang akan di hadirinya nanti, apakah acara formal para pebisnis atau hanya acara makan malam biasa dengan keluarga pebisnis yang lain dan merupakan acara santai, kalau itu acara santai untuk apa dia berdandan berlebihan dan memakai perhiasan seperti toko perhiasan berjalan.

"Kenapa?" Igas yang sudah tidak sibuk dengan handphone dan pekerjaannya menanyakan kenapa Keyla melamun dan memandangi tombol yang ada di pintu mobil tanpa minat.

"Gak apa-apa" jawab Keyla cuek. Gadis itu memilih mengeluarkan handphonenya ketimbang berbicara dengan Igas. Masih ada rasa kesal di hatinya kepada lelaki ini.

"Acaranya tidak formal, tapi juga tidak terlalu santai" jelas Igas

Keyla hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Igas.

Melihat Keyla yang seperti itu Igas masih dengan sabar menjelaskan acara yang mereka datangi, beberapa orang yang ada di acara itu merupkan teman kuliah Igas. Keyla di minta untuk bersikap santai saja, ini adalah acara pertama yang di hadirinya sebagai istri Igas, menantu keluarga Hadiwijaya.

"Sudah sampai" Igas memberitahu Keyla yang sejak tadi fokus pada layar handphonenya dan sesekali tertawa melihat video lucu yang ada pada media sosial gadis itu.

Keyla menyimpan handphonenya dan meminta sopir untuk mengatur kaca spion yang berada di tengah sesuai dengan kebutuhannya. Igas dengan sabar menanti Keyla yang sedang mematut wajahnya di kaca spion, gadis itu dengan santai merapikan kembali rambutnya dan memeriksa lipstiknya, bahkan tanpa sungkan memamerkan giginya yang putih untuk mengecek apakah ada noda lipstick disana. Setelah dia yakin tidak ada yang salah pada penampilannya barulah dia ingin keluar dari mobil. Gerakannya terhenti begitu menyadari Igas sedari tadi memperhatikan semua tingkahnya.

Igas tersenyum dan menggelengkan kepalanya, sebelum membuka pintu untuk keluar terlebih dahulu dan tetap berdiri disisi pintu menunngu Keyla keluar dari mobil. Begitu keluar dari mobil Keyla merapikan gaunnya, setelah selesai tangannya langsung di gandeng Igas untuk memasuki tempat acara.

Igas menyebutkan namanya pada resepsionis yang berjaga di depan pintu dan dengan ramah resepsionis itu mempersilahkan Igas dan Keyla masuk. Igas melepaskan genggaman tangannya dan beralih merangkul pinggang Keyla. Keyla hendak menjauh, tetapi Igas malah menariknya kembali mendekat dan mengeratkan rangkulannya.

Igas membawanya menemui beberapa pria dengan pakaian rapi yang sedang berdiskusi sambil memegang gelas minuman di tangan mereka. Dari jauh Keyla bisa melihat beberapa wajah yang di kenalinya, mereka semua adalah pengusaha di bidang otomotif. Keyla pernah bertemu dengan beberapa di antara mereka.

"Igas" Pria dengan wajah keturunan timur tengah itu menyapa Igas terlebih dahulu ketika melihat mereka berdua berjalan menghampiri mereka.

"Hafiz" Igas mengucapkan namanya tanpa berjabat tangan.

Pria bernama Hafiz terlihat begitu senang dengan kehadiran Igas.

"Aku fikir sekretarisku bercanda saat mengatakan Tuan Muda Hadiwijaya, akan datang ke acara ini"

"Igas, jangan berlebihan dengan tuan muda"

Tangan Igas kembali di tempatkan di pinggang Keyla, gerakan kepemilikan Igas ini menarik perhatian para lelaki yang ada disana.

"Dan gadis ini adalah?" Hafiz memberikan tatapan penilaian pada Keyla, dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak luput dari pandangan matanya.

"Istriku, Keyla"

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang