BAB 16

8.7K 1K 75
                                    

Dari pagi lambung Keyla sama sekali belum terisi makanan sedangkan pekerjaannya menumpuk, semua harus di selesaikannya hari ini agar di hari senin semuanya sudah mulai bisa bekerja sesuai target dan arahannya. Jam 11 siang Keyla sudah meminta Anita untuk memesankan makan siang di tempat favoritnya, kepalanya sudah mulai pusing karena lapar. Sambil menunggu kedatangan makan siangnya, Keyla membalas beberapa chat yang masuk di handphenya. Salah satunya dari Aira, gadis itu memintanya untuk pulang di hari ini karena kedua orang tuanya akan pergi dan dia tidak ingin tidur sendirian. Keyla tentu saja langsung menyanggupi permintaan Aira, karena dia memang tidak ingin pulang kerumah mak lampir malam ini.

Keyla menyandarkan tubuhnya di sandaran kursinya dan menutup matanya, dia merasa lelah dan ingin memejamkan matanya sejenak sampai makanannya datang. Baru saja matanya tertutup, indra penciumannya langsung mencium aroma yang di kenalinya.

"Key" Igas sudah berada dalam ruangannya.

Keyla membuka matanya dan memandang Igas yang berdiri di hadapannya.

"Aku gak mau berdebat dengan kamu, aku lapar dan kepala aku pusing. Kalau kamu berdebat dengan aku, senin kamu kembali lagi ke sini"

"Senin?"

Kalau Keyla mengatakan senin, berarti dia tidak akan pulang lagi kerumahnya. Menyadari ini, Igas semakin tidak tenang. Apalagi melihat gelagat Keyla yang enggan berbicara dengannya, Keyla kembali menutup matanya.

"Aku mau jemput kamu pulang"

"Masih jam kerja" lagi Keyla menanggapinya dengan enggan

"Aku tunggu kamu sampai selesai kerja"

Keyla membuka matanya. Kelakuan Igas seperti anak kecil, bukan kelakuan seorang bos dari perusahaan besar.

"Aku gak pulang" ucapnya final. Keyla bangkit dari posisi nyamannya dan berjalan menuju ke sofa yang ada di depannya. Pandangan mata Igas mengikuti Keyla, sampai Keyla mendudukan dirinya dengan nyaman di sofa. Barulah Igas mendekatinya.

"Jangan kekanakan, berantem sama mama terus kamu gak mau pulang kerumah"

"Aku kekanakan?!" Keyla mendengus sinis "Aku gak mau tiggal satu atap sama mama kamu"

"Key, . . . " Suara ketukan pintu menghentikan Igas untuk berbicara

"Mbak, makan siangnya udah dateng" Suara ceria milik Anita memecah suasana tegang mereka berdua. Anita yang merasakan aura tidak enak langsung menghilangkan senyum di wajahnya dan bersikap seprofesional mungkin.

"Seperti pesanan mbak" Anita menyodorkan satu bungkusan yang di bawanya.

"Bapak mau di pesankan makan siang juga?"

"Gak perlu, Pak Igas mau pulang lagi ke kantornya" Keyla mendahului Igas menjawab pertanyaan Anita.

Igas yang tidak mau mengalah dengan istrinya, memilih untuk duduk di sofa.

"Tolong belikan saya makan siang seperti biasa"

Anita tidak mau berada satu ruangan lebih lama lagi dengan kedua suami istri yang sedang bertengkar itu, langsung saja menganggukan kepala dan keluar dari ruangan itu.

Keyla tidak memperdulikan Igas yang sudah duduk dengan santainya, melepas dasi dan membuka jasnya di sampingnya. Keyla membuka bungkusan makan siangnya dan mulai menikmati makanan pesanannya tanpa sedikitpun berbasa basi untuk menawari Igas.

Igas meraih telpon kantor dan meminta OB untuk membuatkannya kopi, melanjutkan menelpon Fahrein untuk membawa semua dokumenya ke ruangan Keyla. Fahrein datang, menyerahkan tas kerja dan dokumen Igas dan langsung keluar dari ruangan itu. Tentu saja dia sudah di beri informasi oleh Anita tentang suasana tegang pasangan ini.

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang