Happy Reading
⭐🌟⭐
Cemasnya semakin membuncah saat melihat darah di telapak tangan pria itu setelah mengusap kepalanya.
"Yya... Kim Soohyun! Gwaenchanha?!!"
"Kepalamu berdarah... eottoke... mianhae." Yeaji mendekati Soohyun gelagapan bercampur rasa sesal.
Segera Yeaji menemani Soohyun sebuah klinik terdekat. Rasa bersalah tentunya menggerogotinya. Bagaimana tidak? Luka Soohyun belum pulih dan mengering namun harus terbentur keras lagi karena ulahnya. Apalagi dipikirnya tengkorak kepala merupakan salah satu bagian vital.
Gadis itu prihatin dan hanya terus menunduk tidak ada keberanian melihat Soohyun yang kini mendapat perawatan dokter. Dengan usaha keras tangisnya ia tahan agar tidak pecah.
Untungnya, kata dokter, luka pria itu tidak terlalu parah lalu mengganti perbannya.
Bagaimana Soohyun? Pria itu.. bahkan hanya duduk santai ketika mendapat perawatan. Dia tentunya pria tangguh, baginya ini luka kecil dan tidak butuh meraung-raung dalam tangisan bak bocah kecil.
Keluar meninggalkan klinik, mereka berjalan pulang. Yeaji masih belum ada keberanian mengucapkan sepatah kata atau bahkan menatap Soohyun disampingnya. Gadis itu hanya terus menatap Woojin yang digendongnya.
"Agghh!" rintihnya saat tersandung batu di jalan.
Soohyun tersentak lalu menggapai dan menahan lengannya. Dia lalu menatapnya kesal, "Perhatikan jalanmu! Kau bisa saja terluka dan melukai bayi itu. Kau mau kembali ke klinik?!" gertaknya pelan.
Pria itu mendesis, "Huuh.. apa yang kau pikirkan sih?"
Mendengar kata 'melukai' masuk ke gendang telinganya semakin mengundang sesal dan Yeaji memaki-maki kecerobohannya dalam hati. Bagaimana jika dia melukai bayi tidak bersalah itu?
"Mian." sahutnya setelah hanya terdiam dengan kepala menunduk.
"Wae? Ada apa denganmu?" tanya Soohyun dengan lembut.
"......."
Tidak mendapat sahutan bahkan gadis itu sama sekali tidak berniat menatapnya, pria itu mengangkat dagunya agar gadis keras kepala di depannya itu menatapnya. "Aku tanya kau kenapa? hmm?"
"Mian." Hanya itu saja yang keluar dari mulut Yeaji, kata maaf.
Pria itu mencoba bersabar memahami Yeaji yang betah menyahut singkat, "Kenapa kau minta maaf terus?"
Soohyun semakin bingung saat tubuh gadis itu bergetar kecil, dilihatnya setetes cairan bening lolos dari kelopak matanya, "Wae?? wae?? wae ureo (Kenapa menangis)?" tanya khawatir.
"Kau terluka karena ku, hiks hiks, maaf.. aku selalu saja ceroboh, bahkan Woojin... hampir terluka lagi karena ku, hiks." jawab Yeaji terbata-bata karena tangis.
Soohyun mengusap air mata itu dan berkata, "Kau begini karena itu? Aku bahkan tidak memikirkannya sama sekali. Sudah berhentilah menangis.. Ayo pulang." ajaknya.
"Tunggu! Biar ku lihat dulu!" cegat Yeaji dan memeriksa kepala Soohyun.
"Pasti sakit.. maaf yah.."
"Kau merasa bersalah?" tanya Soohyun dan dibalas anggukan Yeaji.
Terenyuh... Soohyun cukup merasa senang Yeaji perhatian padanya, yaah.. setidaknya dia menunjukkan perhatiannya walau berlandaskan rasa bersalah.
"Kau harus membayarnya kalau begitu. Ayo!" tuturnya menarik lengan gadis itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY [Become Closer]
FanfictionTitle: BABY [Become Closer] - 애기 [가까워지다] Seorang pria dan wanita yang saling membenci tiba-tiba saja terlihat bagaikan sepasang suami istri? Apa alasan terjadinya perkara itu pada mereka? Sebuah hal yang sulit dibayangkan. "Kami bahkan belum memulai...