03

910 125 24
                                    

Happy Reading

⭐🌟⭐

Soohyun kini merasa keberuntungan datang padanya. Saat ini dia asik menonton MotoGP andalannya dengan damai. Dimana bayi itu? Bayi itu kini terduduk santai di pangkuannya sambil berceloteh asalㅡba.ba.da.ta.

Butuh 20 menit baginya tenggelam dalam kepenatan akibat tangisan bayi itu.

"Yya neo... tetaplah seperti ini untuk sekarang dan seterusnya! Pria sejati tidak boleh menangis. Ingat itu sobat kecil!" Ujarnya santai, senyum mengambang di satu salah sudut bibirnya.

Senangnya dia bisa kembali menikmati akhir pekan yang damai setelah kembali dari pasar. Mulutnya kini sibuk mengunyah snack dengan serius, tanpa dia sadari tangannya yang memegang snack hendak memberikan bayi itu sepotong kentang goreng.

"Ooh!! Ohh!! Yya yya!! Andwae! Ini bukan untukmu sobat. Mian." Pekiknya terkejut saat merasa bibir mungil bayi itu menjilat jarinya.

Bayi itu menangis karena Soohyun menarik kentang gorengnya. Kedamaian yang Soohyun rasakan kini buyar seketika.

"Ush ush ushhh!! Diamlah eoh! Yya!! Lihatlah Valentino Rossi keren bukan?! Coba lihat itu! Wow keren sekali. Berhentilah menangis!" Dia berusaha membuat bayi itu diam dengan bujukannya yangㅡtidak mungkin bayi mengerti.

Dia lalu teringat akan sesuatu. Dia mengecek kembali kantong belanjaannya dan menemukan sebuah pacifier (empeng bayi).

"Ini! Ini! Jangan menangis lagi yah? Kumohon." Soohyun memberi bayi itu empeng di mulutnya hingga dia terdiam.

Melihatnya terdiam, Soohyun menghela napas lega.

"Huuuhhff. Yya... kumohon jangan seperti ini lagi yah?" Gusarnya akan hari berikutnya, dirinya saja belum menikah apalagi mengurus bayi. Mana dia tahu akan hal itu. Ingin sekali dia menelpon Yeaji namun gengsinya terlalu tinggi.

Sementara Yeaji...

Gadis itu tengah memasak untuk makan siang. Dia memasak banyak, alasannya? Apalagi kalau bukan karena pria menyebalkan itu, jujur dia merasa tidak enak hati memaksanya bangun cepat sampai tidak sempat sarapan.

Setelah selesai memasak, dia makan untuk dirinya lalu mengantarkan Soohyun makanan.

Soohyun yang asik menonton karena bayi itu tertidur sendiri akibat kantuknya. Hal itu membuat Soohyun lega karena tidak perlu repot menidurkannya. Mendengar belnya berbunyi berbunyi berkali-kali dia mengambil langkah ke pintu, pastinya dia tahu siapa itu.

"Aku membawa makanan untukmu. Makanlah! Aku tahu kau lapar." Ujar Yeaji sok cuek.

"Oo.. eoh! Gomawo."

"Mana bayi itu?" Tanya Yeaji.

"Dia tidur." Jawab Soohyun sembari berjalan ke dapur dan mulai menyantap makan siangnya yang bahkan sudah telat.

"Mwo? Secepat itu? Kau sudah memberinya susu?" Yeaji membuat Soohyun terdiam.

"Belum." Jawab Soohyun singkat membuat Yeaji mendengus kesal.

Gadis itu masuk dalam kamar Soohyun dan melihat si bayi terlelap pulas. Namun tersadar karena cara Soohyun membaringkannya. Dia dengan cepat berjalan ke dapur lagi sebelum memperbaiki posisi tidur si bayi.

"Yya! Bagaimana bisa kau memberinya bantal yang terlalu tinggi?! Tadi kan kita sudah membeli bantal khusus untuknya!"

"Aku lupa." Jawab Soohyun enteng.

"Ckck! Kau ini harusnya tidak bisa dipercaya."

"Bukankah aku menyuruhmu jangan pergi?! Aissh.. diamlah dulu aku ingin makan!" Soohyun menekuk wajahnya. Lagi-lagi Yeaji mengomelinya.

BABY [Become Closer]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang