[红] Third Book of ATTACK's Series
"The truth still hidden somewhere. They come back to the same place. Will it be over?"
Jika kalian berpikir ini sudah berakhir, maka kalian salah. Kebenaran yang sesungguhnya belum terungkap. Setelah apa yang terjad...
Taeyong tersenyum miring. Dia tidak takut. Untuk apa takut pada Doyoung dan komplotannya yang nantinya juga akan tunduk padanya?
"Oh ya?"
Doyoung mengernyit bingung, "Hah?"
Taeyong tertawa kecil. Tapi suara tawanya yang bak psikopat itu, bisa membuat semua orang di situ merinding ngeri. Apalagi seringaian yang tercetak jelas di wajahnya.
Lelaki itu berdiri dan membersihkan debu di tangan celana serta tangannya. Hanya dengan gerakan sederhana seperti itu, sudah cukup membuat yang lain berjengit kaget.
Memang pada dasarnya mereka hanya sok.berani untuk membully seorang Lee Taeyong. Padahal kenyataannya, mereka juga takut pada lelaki itu. Ckck...
"Gue nggak tau lu emang nggak punya mata atau lu punya tapi nggak bisa cara pakenya. Nggak dapet guide bookatau tutorial?"
Doyoung mengepalkan tangannya kesal, "Lu—"
"Liat ke samping lu noh! Koridor masih luas kok ngotot lewat sebelah sini. Tolol,"
Bruk!
Doyoung kembali mendorong tubuh Taeyong sehingga ia terjatuh lagi. Dia benar-benar kesal pada Taeyong astaga!
"Aelah! Lu napa dorong-dorong gue mulu sih?! Gatelan tangan lu?!"
Taeyong berdiri dengan cepat dan berjalan melewati Doyoung sambil menyenggol pundak lelaki itu.
"Minggir! Lu ngalangin jalan gue!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku pul—"
"YONGGG!!!"
Taeyong tersentak kaget ketika tiba-tiba ada yang meneriakkan namanya dan langsung mengguncang-guncang pundaknya.
"E-eh... Kak Irene pusing—KAK! HEH!"
Irene langsung menghentikan gerakannya dan terkekeh pelan, "Hehe... Maap maap. Eh iya... YONG!!!"
"APASIH?! TREAK TREAK MULU!" protes Taeyong sambil berjalan melewati Irene.
"KITA BERTIGA MAU DIADOPSI!"
Taeyong langsung menghentikan langkahnya dan membalikkan badan, "Kita...bertiga? Siapa aja? Bukan gue kan? Kan gue cuman numpang di sini,"
"Ish! Emang bukan elu! Gue, Jisung, sama Lay. Ada yang mau ngadopsi kita bertiga sekaligus!" seru Irene.
"Iyakah? Waw selamat..."
"KOK REAKSI LU GITU DOANG?!"
Taeyong kembali berjalan, "Ya gue harus reaksi apa dong?"
"Ya yang lebih semangat kek!"
"Gue nggak punya kenangan bagus soal orangtua sejak umur 5 tahun," jawab Taeyong cuek.
Lelaki itu terus berjalan menuju kamarnya. Tapi kemudian dia berhenti karena merasa ada yang aneh. Irene tidak membalas perkataannya sama sekali.
Taeyong kembali berbalik dan langsung bertatapan dengan Irene yang balas menatapnya dengan tatapan datar.
"Lu lupa kalo gue bahkan nggak punya kenangan sama sekali soal orangtua?"
Deg!
Taeyong bodoh!
"Kak—"
"Lupain. Gue sama yang lain bakal dijemput minggu depan. Lu masih punya kesempatan buat mikirin lagi kata-kata lu tadi selama seminggu itu,"
Setelah itu Irene berjalan pergi meninggalkan Taeyong yang terdiam karena merasa bersalah.
Berhatilah-hatilah akan kata-kata yang keluar dari mulutmu. Mungkin tampak biasa bagimu, tapi bagi orang lain, bisa saja itu memberi dampak yang besar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Physically tired, mentally dying lmao
Thx for ur support, jaga kesehatan, and be happy always