empat bulan.
lima bulan.
enam bulan.
tujuh bulan.
delapam bulan.
waktu berjalan begitu cepat. tanpa terasa kehamilanku kini telah memasuki bulan kedelapan. satu bulan lagi sebelum manusia yg ada diperutku ini muncul diantara keluarga kecilku.
beberapa bulan ini memang bukan bulan yg mulus-mulus saja. banyak tantangan atau hambatan dalam menjalani kehamilanku. ditambah dengan adi yg harus pergi keluar kota beberapa hari. atau moodku yg bisa berubah dalam hitungan detik.
sejauh ini adi masih sabar menghadapiku. menurutiku meminta ayam geprej jam 2 pagi, seblak jam 12 malam, hingga mangga disaat bukan musim mangga.
adi sesekali memberikan hadiah-hadiah kecil kepadaku, ntah kenapa. tapi katanya, hadiah itu adalah hadiah karena aku telah berjuang, membawa kesana kemari baby adi yg masih ada didalam kandungan ini.
'kamu masih didalem perut aja papa udah kasih banyak kado, gimana kalo besok kamu udah lahir nak?' ucapku, berbicara dengan bayi dalam perutku.
kata dokter, hal ini bagus untuk tumbuh kembang bayi. katanya diusia kandungan yg semakin besar, bayi dapat mendengar atau merasakan apa yg dirasakan seorang ibu.
hampir setiap malam, adi selalu mengajak adek bercerita. mulai dari kegemarannya futsal hingga obrolan bisnis di kantor. katanya, hal itu dilakukan supaya adek tau, nantinya dia akan bekerja disalah satu kantor paling baik di Indonesia. dan itu adalah kantor milik kakek mereka.
siang ini, aku berencana untuk beli beberapa keperluan baby lainnya yg belum sempat aku beli.
beberapa kali, aku dan adi beli keperluan calon baby kita ini, tapi ntah kenapa selalu saja kerasa kurang. takut ketika lahir masih ada beberapa hal yg belum dibeli.
adi kerja. aku rencana akan belanja sendiri. sebenarnya adi tak memperbolehkanku belanja sendiri, ditambah dengan usia kandunganku yg sudah besar.
katanya aku bisa setiap saat lahiran. dan jika saat itu tiba dan aku tengah pergi sendiri, dia takut aku kenapa-napa.
"kamu jadi pergi?" tanya adi melalui panggilan telepon.
"jadi! aku kemaren liat jumper lucu di mall. aku mau beli itu sekalian beli buah,"
"sama siapa?"
"hmmm,"
"ga boleh sendiri! inget kata suami!!"
"terus mau sama siapa? yg lain lama!!"
"jangan sendiri!! ajak bunda, mbak, supir, atau lio!"
"lio kerja,"
"..."
"tapi aku kangen jalan sama lio," lanjutku.
semenjak menikah dan hamil, aku dan lio memang jarang bertemu. kegiatan kantor yg sangat sibuk, aku yg kini tinggal dengan adi menjadikan intensitas pertemuanku dengan lio sangat berkurang.
karena jarang bertemu juga, aku juga baru tau, jika lio telah putus dengan allisya.
sebagai adik, aku merasa bersalah karena mengetahui hal putusnya kakak dengan sahabatku setelah beberapa bulan.
baik allisya maupun lio tak menceritakan hal tersebut. menyinggungpun tak pernah.
setiap ditanya, mereka akan jawab baik-baik saja, tak ada masalah, ga bisa ketemu karena LDR jakarta-jogja yg mereka jalani, hingga kesibukan mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIA (completed)
Fanfictionkisah sederhana antara perempuan dan laki-laki spin-off LIA LIO