"saya terima nikah dan kawinnya, adelia faranisa dhiafakhri binti iqbaal dhiafakhri dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas murni seberat 500 gram dibayar, tunai," ucap adi lantang.
"sah para saksi?" ucap penghulu yg duduk disebelah iqbaal.
"SAH!!" ucap kedua saksi yg duduk dikanan kiriku dan adi.
"alhamdulillah," gerutu semua orang.
"al-fatihah,"
perasaan sedih dan bahagia bercampur aduk menjadi satu saat ini. hari yg paling aku tunggu akhirnya tiba. aku kini telah sah menjadi seorang istri dari adi pratama. lelaki yg telah mengisi kehiduapanku beberapa tahun belakangan ini. lelaki yg dengan berani memintaku untuk dijadikan teman hidup dari ayah dan kak lio. lelaki yg telah berjanji untuk membimbingku mendapatkan surgaku kelak.
air mata yg sedaritadi aku tahan akhirnya keluar juga. dera yg duduk tak jauh dari posisiku saat ini, memberikan selembar tisu. mengerti jika aku sangat membutuhkan benda tipis itu saat ini.
"adi, ayah titip lia. bimbing dia menjadi istri yg baik dan sholeh. jika dia ada salah tolong diingatkan," pesan ayah kepada adi.
selama aku hidup menjadi anak dari seorang iqbaal dhiafakhri yg humoris dan santai, baru kali ini aku melihat ayah mengeluarkan air mata. ayah memang tidak secara terang-terangan menangis. tapi jika dilihat lebih lanjut dan seksama, kedua matanya kini telah berkaca-kaca dibalik kaca matanya.
mungkin bagi seorang ayah hal terberat yg harus dia lewati adalah menikahkan anak perempuannya dengan lelaki pilihannya. lelaki yg kelak akan menjadi pemimpin dan panutan untuk anak perempuan yg dari kecil selalu dia jaga.
setelah menandatangani beberapa berkas dan mendengarkan pesan yg disampaikan oleh penghulu, kini tiba saatnya untuk aku dan adi berfoto dan menyambut keluarga dan beberapa kerabat yg khusus datang pada acara akad nikah pagi ini.
"sayang selama yaaa. kakak ga nyangka kamu akhirnya nikah duluan," ucap lio memelukku. mendaratkan kecupan pada kedua pipiku.
"kakak, makasih yaa buat semuanya. buat restu dan udah ikhlasin aku buat nikah duluan," ucapku bersungguh-sungguh.
"iyaa sama-sama adek kecilku," ucap lio.
para tamu dan kerabat silih berganti mengucapkan selamat dan berfoto denganku dan adi. aku hari ini menjadi wanita paling bahagia karena telah melaksanakan salah satu acara paling bersejarah dalam hidupku. acara yg tak akan pernah aku lupakan selamanya.
________________
sesuai dengan rencana, malam ini, acara resepsi yg diselenggarakan disalah satu hotel yg tidak jauh dari rumah. aku sendiri tidak tau pasti berapa tamu dan undangan yg telah disebar untuk teman, kerabat ataupun rekan bisnis ayah dan adi. yg pasti, malam ini aku telah berdiri menggunakan heels setinggi 15 cm selama kurang lebih 4 jam.
banyangkan, 4 jam lamanya aku harus berdiri dengan hak setinggi itu dan senyum yg tak pernah hilang dari wajahku ternyata cukup melelahkan. meskipun begitu, kebahagiaan yg aku rasakan hari ini tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidupku.
"capek sayang?" tanya adi ketika aku duduk dikursi pelaminan setelah acara benar-benar selesai. hanya tinggal kerabat dan keluarga saja yg tinggal.
aku mengangguk. rasanya badanku lelah sekali.
"ke kamar yuk, kita istirahat," ajak adi.
"pamit ayah bunda mama papa dulu,"
setelah berpamitan dengan kedua orang tua, kini aku dan adi tengah berjalan menuju kamar hotel dimana aku dan adi malam ini menginap. memang ayah sengaja membooking beberapa kamar disini untuk kita bersiap dan beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIA (completed)
Fanfictionkisah sederhana antara perempuan dan laki-laki spin-off LIA LIO