Kembali

1.2K 182 90
                                    

Daniel bejalan ogah memasuki rumah yang sudah seminggu lebih dia hindari. Ia benar-benar dongkol. Bagaimana bisa Papa nya memutuskan untuk kembali ke rumah ini sih, dan kenapa juga Papa nya mau mencoba mendengar penjelasan sang Daddy. Ia terkadang tidak mengerti kenapa Papa nya terlahir dengan hati yang sangat baik. Daniel ingin sekali saja Papa nya bersikap egois dan mementingkan dirinya terlebih dahulu.


"Papa yakin mau kembali?"

"Niel, Papa sudah bilang kan kalau kita harus menyelesaikan semuanya."

"Ck. Terserahlah, aku nggak bisa berdebat lama-lama dengan Papa juga."


Heeseung tersenyum geli melihat Daniel yang mengalah. Ia tahu kalau anaknya itu tidak bisa berlama-lama marah padanya. Yang lebih tua berjinjit dan memberi kecupan sayang di pipi sang anak. "Papa sayang Daniel."

























Saat memasuki ruang tengah, mereka disambut oleh teriakan ketiga anak remaja itu. Terlebih si kembar yang sudah berlari dan memeluk erat sang Papa. Beruntung Daniel segera menahan tubuh sang Papa sebelum lelaki paruh baya itu terjatuh. Ia tak mau hal yang buruk terjadi dengan Papa nya terlebih calon adiknya. Oh ia belum tahu saja, kalau kemarin Papa nya juga sempat terjatuh ketika Jungwon memeluknya. Dan kuharap kalian tidak memberitahu Daniel atau anak itu akan berubah menjadi super overprotektif.




"Pa kemana aja, aku kangen."


"Papa juga kangen banget sama kalian. Maafin Papa ya."


Taki sudah menangis sedari tadi, membuat Heeseung mengelus pelan punggung sang anak. Sedangkan Ni-Ki masih setia menenggelamkam kepalanya di ceruk leher Papa nya. Jungwon yang terkahir yang kini bergabung dengan mereka, si sulung menggendong Andy dan ikut memeluk Heeseung. Cukup lama hingga pelukan mereka terlepas karena si Bungsu merengek sesak.




Kini suasana ruang tengah KSeung Famili nampak ramai. Daniel juga ikut bergabung dengan mereka. Bagaimana pun dia hanya kesal dengan Sang Daddy bukan kepada saudara-saudaranya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bergabung bersama mereka.

































































































Jam sudah menunjukkan pukul 19.35 ketika K baru saja sampai di rumah. Berjalan dengan setengah hati memasuki rumah yang sudah sepuluh tahun ia tinggali bersama Heeseung. Ia merindukan Heeseung. Sangat. Bagaimana pun ia sangat mencintai lelaki tersebut. Ketidak hadiran lelaki itu di rumah ini membuatnya enggan untuk pulang. Percuma pulang jika ia tak mendapati belahan jiwanya di rumah.




"Daddy pulang." K berucap lirih sekali, dalam hati terkekeh miris ketika merasa hal itu percuma. Tidak ada Heeseung yang akan menjawab seruannya, tidak ada Heeseung yang akan memeluknya, tidak ada Heeseung yang akan mengambil tas kantornya dan melepaskan jas miliknya. Tidak ada....





"Selamat datang Hyung,"



Sialnya. K mulai berhalusinasi mendengar suara Heeseung.


"Bagaimana hari Hyung di kantor?"


Lihat. Bahkan ia semakin melantur dengan melihat sosok suaminya di hadapannya. Mungkin ini efek ia terlalu rindu dengan Heeseung, sampai ia berhalusinasi seperti ini.


"Aku bantu lepas jas mu ya."


K tersentak kaget ketika merasakan tangan lembut itu menyentuh lengannya. Ini tidak mungkin. Kalau di hadapannya ini hanya halusinasinya kenapa sentuhannya terasa nyata. Apa mungkin dia yang sudah menjadi gila?


Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang