Keseharian Daniel

1.1K 186 24
                                    

Hari ini ayo kita ikuti keseharian Daniel di sekolah.








Yah tidak ada yang istimewa sih, dia hanya salah satu murid biasa yang bersekolah di Sekolah yang biasa juga, bukan Sekolah Unggulan seperti kakak-kakaknya.



Jika ditanya alasan Daniel tidak mau bersekolah di Sekolah yang sama dengan kakak nya, jawabannya karena Daniel memang sejak kecil ingin bersekolah di sana, SMA I-Land.



Pertama kali ia melihat anak tetangga nya yang memakai Seragam sekolah I-Land, dia sudah terpana melihat seragamnya. Padahal tidak ada yang istimewa dari seragam itu, seperti seragam Sekolah biasanya.



Untungnya Papa dan Daddy nya membebaskannya ingin memilih SMA yang mana, meskipun sempat mendapat protes dari Taki karena mereka tidak satu sekolah, tapi pada akhirnya ia bersekolah di SMA I-Land juga.



































"Niel, sini Woy!"



Teriakan itu membuat Daniel yang baru memasuki gerbang sekolah menoleh, melihat teman-temannya nongkrong di bawah pohon mangga.



"Kenapa nggak ke kelas?"



"Malas ah, cewek-cewek pada ngegosip, berisik." Jackson yang menjawab, salah satu teman Daniel sejak hari pertama masuk sekolah. Lelaki blasteran Amerika- Korea itu menghisap rokok yang daritadi ia pegang.



"Heh! Bisa-bisanya ya lu ngerokok di sini, ketahuan Pak Woozi tau rasa lu." Donghyun berucap, lelaki itu sedang menyalin PR dengan tergesa-gesa.



"Nggak bakalan ketahuan kalau kalian nggak ngadu."





"Heh goblok, kalau mau ngerokok jangan di sini, ada Bayik." Jackson yang sedang asik merokok meringis kesakitan ketika Jiyeon menjitak kepalanya dengan keras.



"Jiyeon aku bukan bayi ya! Ryan tuh yang bayi." Daniel protes, cewek bar-bar itu suka sekali menganggapnya Bayi padahal dia sudah besar.



"Astaga aku baru datang udah di omongin."



"Intinya kalian berdua Bayi ku." Jiyeon masuk di antara Daniel dan Ryan kemudian merangkul dua orang lelaki tersebut. Sedikit kesulitan karena Daniel dan Ryan lebih tinggi darinya.





"Ke kelas Yuk, bentar lagi bel nih." Ajak Donghyun, dia ternyata sudah selesai menyalin PR.


"Bentar dulu, rokok gue belum abis nih."


"Buang aja, daripada gue ngadu sama Pak Woozi mampus aja lu di suruh bersihin toilet."



"Astaga Jiyeon lu tega amat sih sama anak lu sendiri."




"Idih, siapa juga yang mau ngangkat lu sebagai anak. Anak gue cuman Daniel sama Ryan ya."



"Kalau gitu jadi suami lu aja ya, gue ikhlas kok punya anak kayak Daniel sama Ryan."



"Amit-amit jabang bayi, mending gue nikah sama Pak Woozi daripada nikah sama lu."





"Mampus lu hahaha." Donghyun tertawa puas melihat Jackson yang sudah berwajah masam. Lelaki blasteran Amerika-Korea itu mengejar Donghyun yang sudah lari terlebih dahulu. Disusul Jiyeon yang masih merangkul Daniel dan Ryan.


































































Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang