Pulang

1.4K 158 47
                                    

"Kak Jay nunggu lama?"

"Nggak kok Jungwon." Senyum manis terpatri di bibir lelaki Park, melihat Jungwon masuk ke mobil dan duduk di sampingnya, mengusap pelan kepala anak tersebut.

"Jadi kita mau kemana dulu?"

"Ke Supermaket dulu ya Kak, mau beliin Papa buah dulu."

"Siap manis."

Sekali lagi lelaki Park itu mengusap sayang rambut yang lebih muda kemudian mulai melajukan mobil kesayangannya. Sepanjang perjalanan hanya musik yang mengalun mengisi ruang mobil tersebut. Lagu 'Given-Taken' dari grup kesukaan Jungwon yang kini terputar, remaja SMA itu ikut menyanyi, membuat Jay tersenyum kecil mendengar suara merdu sang pujaan hati.


"Suara mu bagus, kurasa kau cocok menjadi penyanyi."


"Terima kasih, tapi itu tidak mungkin deh, Daddy pasti nggak ngizinin."


"Tapi kamu punya niat jadi Idol?"

"Sebenarnya nggak, aku mau gapai cita-citaku jadi dosen. Kalau kak Jay mau jadi apa?"

"Paling terusin perusahaan Papa."

"Emangnya itu cita-cita kak Jay ya?"

"Kakak nggak punya cita-cita Jungwon, sejak kecil kakak sudah di didik untuk meneruskan perusahaan Papa kelak."


Jay merasakan sentuhan pada lengannya, ia menoleh dan mendapati Jungwon tengah menatapnya iba. "Setiap anak punya hak untuk memiliki cita-cita, begitu pun Kak Jay. Orang tua hanya bisa membantu mengarahkan, bukan memaksa. Itu yang selalu Papa ucapkan pada Jungwon." Tersenyum manis, anak remaja itu kemudian menepuk pelan bahu Jay. "Nanti aku kasi tau Papa agar memarahi om Park deh, pasti Papa mau kok membantu Kak Jay untuk meraih cita-cita Kakak."


Jay tersenyum kecil, mengusap pelan pipi sang pujaan hati. Dalam hati merasa iri Jungwon memiliki Papa yang begitu pengertian padanya. Namun di satu sisi merasa lega, pujaan hatinya punya orang tau yang pengertian. "Kamu memang baik dan berhati malaikat, nggak salah aku cinta sana kamu."


"Ih apasih kak." Jungwon merengut, memalingkan wajahnya yang mendadak memerah karena pujian Jay. Sedangkan sang empu hanya terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Jungwon.




Hadeuh yang sedang kasmaran.



































































































































"Kak Sunoo, ngapain sih bawa bunga sebanyak ini. Satu aja cukup, kita cuman mau jenguk Papa bukan mau jualan bunga." Ni-Ki mengeluh pelan, saat ini mereka sedang berjalan di koridor rumah sakit. Sedari tadi Ni-Ki menggerutu karena menjadi tontonan orang-orang. Bagaimana tidak, jika di tangannya ada hampir 10 buket bunga dengan berbagai jenis.

"Ni-Ki kenapa sih, ini tuh buat Papa Heeseung, supaya Papa cepat sembuh."

"Tapi nggak sebanyak ini juga Kak, satu aja sudah cukup, pasti Papa sudah senang kok. Lagian tanganku udah pegel loh kak."

"Oh, jadi kamu nggak ikhlas bawain semua bunga aku gitu?"


"Nggak Kak, aku ikhlas banget kok." Ni-Ki sedikit gelagapan melihat tatapan tajam Sunoo. Lelaki yang lebih muda menunjukkan cengiran miliknya, menunjukkan kalau dia tidak apa-apa.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang