Perdebatan

6 3 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa di vote dan comment yaa:*

.
.
.
.
.

Pelajaran kini sudah dimulai. Tapi Vaye tak mendapati Zena di tempat duduknya. " Kemana dia? " gumam Vaye.

Pintu kelas terbuka menampilkan wajah Zena yang suram.

" Dari mana saja kamu? " tanya guru yang sedang mengajar.

" Ruang BK, bu " jawab Zena.

" Yasudah, sana duduk ke kursimu " suruh nya. Zena mengangguk.

" Psstt " bisik Vaye memanggil Zena.

Zena menoleh dengan malas. " Kenapa? "

" Suram banget lo keliatannya ". Zena mengangkat sebelah alisnya, " Bukannya gue emang selalu suram ya? Lo sendiri yang bilang gitu " Zena menopang dagu nya dengan tangan nya.

" Tapi kali ini lo keliatan lebih suram kayak gak punya niatan buat hidup " jelas Vaye mantap.

Perempatan imajiner muncul di pelipis Zena. Bisa-bisanya nih anak ngomong seenak jidatnya. Udah ninggalin seenaknya lalu dirinya dihukum sampai kaki nya pegal dan sekarang si biang keroknya malah mengejeknya. " Oh, ya? " Zena tersenyum. Tersenyum kesal lebih tepatnya.

" Iya, dari pada lo suram gitu dan jadi beban negara plus beban orang tua mending sini gue bantuin lo kembali ke sang pencip-- "

Zena melempar buku tepat di wajah Vaye. " Anak setan "

Sebuah kapur melesat tepat di depan wajah Zena, " Mampus " gumam Zena.

Zena menoleh ke depan dengan patah-patah lalu ia melihat tatapan membunuh dari guru Matematika yang terkenal galak dan sadis.

" Zena Altin dan Vaye Cyzarine jika kalian masih saja ribut silahkan kalian keluar dari kelas saya " peringat Bu Emma -nama guru Matematika-

" Ma--maaf, bu. Soalnya saya kesal karena Vaye sedari tadi mengganggu saya " ucap Zena penuh kebohongan.

Vaye yang mendengarnya memelotkan matanya tidak terima. " Liat aja lo, gue bales " gumam Vaye dengan berapi-api.

•••

Pelajaran kini sudah selesai dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalas yang sudah Zena lakukan tadi.

" Heh " panggil Vaye sambil menatap Zena sengit.

" Siapa lo? Gue punya nama ya " sahut Zena.

" Gak peduli gue, apa-apaan lo tadi bilang gue yang ganggu lo padahal niat gue baik mau bantuin lo " semprot Vaye.

" Kenapa? Gak suka? Sengaja kok gue " ucap Zena santai.

" Sialan, gara-gara lo gue jadi ditandain sama Bu Emma " ucap Vaye tidak terima.

" Asal lo tau ya, gua sengaja karena tadi lo dengan seenak udelnya ninggalin gue " ucap Zena sengit.

" Dan gara-gara lo ninggalin gue, gue jadi dihukum sama pak botak sampe kaki gue pegel kampret " lanjut Zena dengan berapi-api.

Yang disalahkan hanya cengar-cengir tidak jelas macam monyet.

" Seenggaknya lo kasih tau gue kek kalau di belakang ada dia " Zena bersedekap dengan wajah yang ditekuk. Ngambek.

Me and My Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang