Alam seakan tau
Betapa aku merindu
Namun......
Seakan melukis senja...
Sia sia....tanpa makna..
Sebentar hilang berganti malam.
Seperti awan lewat lalu lenyap.S
etelah lama menunggu dirumah Gracia , ternyata kosong, kini Shani meninggal kan rumah Gracia dengan perasaan yang semakin gundah, sedang sang pemilik rumah tak juga mengangkat telponnya.
Shani kembali ke taman dimana anaknya ditinggalkan , terus mengelilingi taman dan meneriakan nama Al Gibran ,berjalan kesana-kemari mencari Al Gibran namun nihil ia tidak menemukan anaknya.
"Ya Allah kenapa aku sangat ceroboh,dasar bodoh." ujar Shani sambil memukul dan meremas rambutnya sendiri.
"Sekarang aku harus mencari mu kemana nak? Maafkan mami."
Dengan langkah lesu Shani kembali mengendarai mobilnya sambil terus memikirkan anaknya, air matanya pun tak dapat di bendungnya .
Lama Shani mengendarai mobilnya akhirnya ia berhenti disebuah cafe, karena merasa lapar dan mampir sebentar untuk mengisi perutnya supaya memiliki tenaga untuk mencari Al Gibran kembali.
Saat ia memasuki cafe Shani kaget melihat ada Gracia bersama seorang anak lelaki yang berpenampilan maskulin mirip kaya artis Korea.
"Gre ngapain kamu disini? Kenapa gak angkat telponku?"
ujar Shani sambil terus memandangi wajah Gracia ."Ehh Bu bos seperti yang Bu bos liat saya lagi duduk." ucap Gracia sambil melihat wajah Al Gibran yang mulai berubah ketakutan
"Ini kenapa sih ? Itu anak kok wajah kayak gitu pias ,seperti sedang menahan tangis dan ketakutan , kaya liat setan aja." Batin Shani yang tidak mengenali anaknya .
" Hallo boy ." ucap Shani yang masih saja belum mengenali Al Gibran.
Gracia dan Al Gibran hanya saling pandang , seakan mengisyaratkan kalau mereka keheranan karena Shani , sang mami dari Al Gibran tak mengenalinya sama sekali.
Shani terus saja memperhatikan wajah anak lelaki di depannya ini.
"Kok kaya kenal ya, tapi siapa."batinnya.
"Mami kenapa ngliatin Al kek gitu sih mi?" ucap Al Gibran .
"Hah...!!!!" kaget Shani.
Ditariknya Al Gibran untuk berdiri sambil di putar - putarnya untuk melihat gaya dan penampilan anaknya yang sekarang.
"Kamu benaran Al anak kesayangan mami."
Al Gibran hanya mengangguk.
Shani tak menyangka bahwa anak yang ia panggil adalah Al Gibran ,betapa senangnya Shani ketika ia menemukan anaknya,namun raut wajah yang ia lihat pada Al Gibran sangat membuat ia bungkam pasalnya ia tak pernah melihat Al Gibran sesedih ini.
"Hay sayang, ternyata kamu disini syukurlah Mami sangat khawatir sama kamu." ujar Shani sambil beranjak untuk memeluk Al Gibran dengan erat , namun ia tidak merasakan balasan pelukan dari Al Gibran.
"Nak kenapa,maafkan Mami nak,disini mami yang salah telah meninggalkan kamu sendirian ditaman." ucap Shani dengan nada penuh penyesalan.
Namun,saat Shani berkata tadi yang di harapkan Al Gibran mau lagi berbicara pada ku tapi malah Gracia yang berbicara.
"Owww,jadi Bu Shani ibu dari Al Gibran,ckckck sungguh Bu bos saya gak nyangka ibu ingin membuang anak sendiri,kalau gak sanggup untuk menghidupinya lagi,lebih baik Bu bos kasih aja sama saya,berhubung saya ini baik,cantik,menarik ,lucu , pintar dan tidak sombong."ucap Gracia pura - pura lupa kalau Al Gibran adalah anak bos nya itu.
Shani yang mendengar penutura Gracia hanya memandangku nya dengan heran .
"Dasar sekertaris ogep, bukannya udah pernah ketemu ya."batin Shani.
"Apa.....kamu bilang saya ingin membuang anak?" tanya Shani sambil esmosi ehh ralat maksudnya emosi.
"Ehhhhh aduh gak kok Bu ,Bu bos salah dengar kali." ujar Gracia sebenarnya sih ketakutan melihat Shani yang bicaranya udah kayak mau menelan kuda Nil mau beranak.
"Ckckck kamu ini kenapa,kamu culik anak saya?,kamu mau dilaporkan bahwa seorang wanita yang merangkap menjadi sekertaris ogep tega menculik anak bosnya sendiri karena selalu diperlakukan seperti kacung,gitu mau kamu." kata Shani sambil tersenyun devil, sangat menyebalkan sekali.
"Ihhhh dasar bos sombong , apaan sih masa Sekertarisnya yang cantik aduhay ini yang bodinya ngalahin Devikah Horne mau disamakan sama penculik."batin Gracia.
"Maaf nih Bu Shani Indira Natio,
yang terhormat walaupun saya sering kesal,sebal,kadang suka ngamuk ,ngeliat ibu memperlakukan saya seperti kacung,tapi dalam kamus seorang Shania Gracia gak ada yang namanya menculik atau diculik,jadi Bu bos yang salah dan teledor mengasuh anak." skakmat!!"Hahaha rasain tuh lagian Shania Gracia dilawan ujar Gracia dalam hati"
"Uhhh dasar,udah ah, Al maafin mami ya,ayo kita pulang mami janji bakalan mengabulkan apapun yang kamu mau,mau kan nak? Tanya Shani lembut kepada Al Gibran anaknya.
"Gak ah Al mau sama tante aja,mami gak sayang sama Al kok." Ucap Al Gibran sambil berlalu memeluk pinggang Gracia.
"Kamu kenapa jadi gini?" Tanya Shani entah sama siapa sambil memijat kepalanya yang terasa pusing melihat penampilan anak semata wayangnya jadi begini.
"Keren kan Bu bos." ucap Gracia
"Keren ya mi."ucap Al Gibran meniru ucapan Gracia sambil memegang pucuk hidungnya , persis kaya mafia mau bertarung.Tak mau debat Shani yang memang sudah lelah mengajak anak semata wayangnya ini pulang , namun tak di sangka oleh Shani, kalau anaknya justru menolaknya.
"Al gak mau pulang ke rumah mami, nanti Al di buang lagi sama mami."
"Hah.." hanya itu suara yang bisa Shani keluarkan , mendengar anaknya berkata demikian frontalnya.
"Enggak sayang, maafin mami ya ,tadi mami lupa."ucap Shani sambil melirik tajam ke arah Gracia.
Namun yang diliriknya hanya tersenyum penuh arti, seolah bangga akan ucapan bocal tengil itu.
"Al gak mau pulang mi, Al mah pulang ke rumah Tante aja, Tante sayang sama Al, tadi Al di beliin es cream, Sempol ayam dan juga bubur , terus diaduk - aduk ,enak deh mi."
Shani menepuk jidatnya mendengar penuturan sang anak.
Untuk kali ini Shani mencoba untuk terus bersabar."Udah ye Bu bos ,Al nya gak mau sama ibu maunya sama Tante aja,iya kan sayang." ujar Gracia sambil melihat Shani dan Al Gibran .
Gracia dan Al Gibran pun segera berlalu meninggalkan Shani yang masih saja terdiam, namun saat melewatinya Gracia berhasil membuat Shani kesal,bahkan sangat marah.
"Bu bos gak usah susah lagi biar Al Gibran sama saya saja Bu bos pergi aja mau kemana aja kek gak usah khawatir soalnya sekarang Al Gibran ingin selalu bersama saya,ya udah ya bu bos saya permisi dulu bye..bye...Bu bos , selamat menikmati kesendirian.
"Rasain tuh" ucap Gracia dalam hati dan tersenyum devil.
Hehehe...bye .... bye... See u next part.
Thanks..
Ainimutia
AdindaDwiLestari5Selamat bermalam Minggu.
Semoga semua bahagia dan bisa kembali tersenyum, setelah dunia per idolan banjir air mata.✌️✌️Thanks for reading and vote.
Andes-369.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I G I H ( End )
FanfictionAndai waktu bisa di putar kembali, aku lebih memilih tak mengenalmu.