4

4.3K 496 9
                                    


Slow klimaks , alurnya santai , kalem, so pasti kek authornya lah.

Happy Reading!!!!

"Maaf pak ini file yang bapak minta, saya sudah mengerjakanya, maaf  kalau ada yang salah nanti hubungi saya lagi, saya akan memperbaiki nya lagi ,  saya ijin keluar dulu pak." ucap Sisca lalu memberikan file kepada Putra , dan Sisca  berjalan keluar akan meninggalkan ruang Putra.
Putra hanya diam tak menjawab, hanya  mengamati Sisca yang  berjalan pincang langsung menghentikan langkah Sisca.

"Siaca tunggu sebentar."

Sisca yang merasa dipanggil  menoleh dan melihat sang boss  berjalan mendekat lalu memegang lengannya dan membawanya duduk sofa tamu ruangannya.

"Ehh ada apa pak? kenapa?" tanya Sisca heran bercampur takut kalau - kalau mau dimarahi karena pekerjaannya yang sedikit tertunda karena insiden tadi. Sedangkan Putra sang bos galak ini  tidak mengiraukan pertanyaan Sisca  dan langsung berjongkok kemudian melepas sepatu Sisca tanpa rasa canggung,  sedangkan Sisca yang melihat itupun dibuat kaget melihat apa yang akan di lakukan oleh Putra bos yang terkenal galak itu.

"Maaf Pak ? Bapak mau ngapain?"tanya Sisca sambil berusaha menjauhkan kakinya yang di pegang sang boss.

Dengan gaya diamnya Putra tetep melanjutkan kegiatannya ,  memegang kaki Sisca  dan memijatnya dengan pelan, bahkan terkesan lembut bagi Sisca.

"Gue mikir apaan sih, halu aja."batin Sisca.

"Aaaaakkkkkkhhhhhh." reflek Sisca berteria sangat kencang karena menahan rasa sakit akibat pijitan Putra di kakinya.

"Eh, kok di ruangan pak boss ada suara cewek teriak ya? Jangan- jangan....."  ucap karyawan dari luar ruangan yang mendengar teriakan Sisca.

"Ah iya ya apa pak bos.....atau jangan-jangan pak boss?"

"Huss jangan berburuk sangka kalian ini, nggak boleh nuduh orang sembarangan ."

Sisca  berteriak lagi bahkan lebih kencang dan membuat para  karyawan yang mendengar dari luar ruangan boss nya itupun terkejut merasa curiga.

"Tuh kan bener, pasti deh pak boss sedang....."ucap karyawan lain dengan berbisik.

"Salah dengar kali, bisa aja itu suara musik atau suara..."

"Ah sudah biarin aja bukan urusan kita."

"Aduh...ah...pak pelan-pelan" teriakan Sisaca  saat kakinya serasa akan di patahkan oleh pijatan Putra, dan justru itu membuat semua karyawan yang mendengar jadi ambigu.

"Kamu bisa diam nggak sih, kaya anak kecil saja ?" ucap Putra sedikit kesal dan  geram. Sementara itu  Sisca berusaha mati - matian  menahan rasa sakitnya beberapa saat kemudian Putra  berhenti memijat kakinya dan Sisca  bisa bernafas dengan lega.

"Sudah dan kamu boleh pergi" kata Putra sambil berdiri lalu duduk di kursi  singgasananya sebagai seorang boss.

Sisca pun berdiri dari sofa dan melangkahkan kakinya keluar ruangan bosnya itu , dan betapa dia sangat terkejut bahkan heran saat kakinya sudah tidak sakit lagi saat di gerakan.

"Terimakasih banyak pak, ternyata sudah gak sakit lagi. " ucap Sisca dengan tulus kepada Putra ,

Akan tetapi Putra  tak menanggapi ataupun menjawabnya ucapan Sisca dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Sisca mencibirnya di dalam hati dan mulai meninggalkan ruangan boss nya yang menurutnya sangat menyebalkan.

Saat Sisca sudah luar ruangan, banyak pasang mata yang menatapnya dengan ekspresi terkejut dan bingung. Salah satu rekan kerjanya bernama Dela  mendekat kearahnya.

G I G I H ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang