09

6.4K 633 11
                                    


Win berlari tergesa-gesa menaiki tangga menuju kelas Mew, bahkan dia sempat menabrak salah satu guru di koridor, pikirannya hanya satu, Mew.

Dia harus menemui Mew, mengatakan bahwa Gulf pingsan dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Gulf sendiri sudah ditangani dokter sekolahannya. 

"MEW!!!"

Hah

Hah

Hah

Win berdiri di depan pintu kelas Mew, matanya menatap sekeliling, mencari keberadaan Mew, namun nihil. Mew tidak ada di sana.

"Win, ada apa??" Earth berjalan kearah Win, awalnya dia kaget mendengar teriakan Win. Namun, melihat wajah Win yang kelihatan cemas, Earth juga ikutan cemas.

Win menatap Earth yang berdiri di depannya. Dibelakangnya berdiri Off, Tay, dan juga satu lelaki yang tak asing untuknya.

"Dimana Phii Mew??"

"Ohh, Mew lagi ke kamar mandi" Tay menjawab, matanya menatap Win dengan tatapan menyelidik.

"Kenapa memangnya??" Kali ini Off yang bertanya.

"Gulf....."

"ADA APA DENGAN GULF KU!!"

Win berbalik, menatap Mew yang berdiri di belakangnya.

"Gulf pingsan. Hidungnya mengeluarkan darah, sekarang masih di ruang kesehat...."

Belum sempat Win menyelesaikan ucapannya, Mew berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Pikirannya hanya ada Gulf, Gulf, dan Gulf.

***

Brak

Mew dengan kesetanan membuka pintu ruang kesehatan, disana bayi kesayangannya masih terbaring di atas ranjang, ada Mix dan juga Saint yang dengan senang menemani Gulf. Berjalan masuk, menghampiri Gulf menggenggam erat tangan sang bayi. Sebelumnya Mew sudah menyuruh Mix dan Saint untuk keluar.

Mew berkali-kali mengecup tangan Gulf, tak lupa tangannya mengusap dahi Gulf yang berkeringat. Mew meruntuki dirinya, ini semua salahnya. Jika saja Mew mengejar Gulf pasti bayi nya tidak akan sampai seperti ini.

"Maafkan aku baby, maaf"

Tanpa henti Mew mengucapkan kata maaf, bibirnya mengecup mata sang bayi. Mew tidak tega melihat Gulf seperti ini. Jika orangtuanya sampai tau, Mew yakin dia akan dimarahi habis-habisan oleh Ibunya.

"Mew"

Berhenti mengecup tangan Gulf, Mew menoleh menatap ketiga sahabatnya, jangan lupakan 'dia' yang berdiri di belakang Off dengan raut wajah khawatir.

"Mew, maafin gue. Gue engga tau kalau bakal kayak gini, seharusnya tadi gue ngebiarin gue ngejar Gulf, sekali lagi gue minta maaf"

Lelaki itu menunduk, sangat merasa bersalah. Jika saja dia tidak mencegah Mew mengejar Gulf, pasti tidak akan ada kejadian ini.

"Bukan salah lo, ini salah gue"

"Jangan nyalahin diri sendiri, enggak ada gunanya juga. Mending lo temenin Gulf aja" Off berucap, Earth dan Tay hanya mengangguk setuju.

Eughh

Gulf mengeliat, mengerjapkan matanya untuk menetralkan penglihatannya. Satu sosok yang dia lihat, Mew. Di depannya Mew dengan raut muka khawatir.

"Kana, kamu sudah bangun? Masih pusing? Atau pengen minum? Makan?"

Mew memberondong pertanyaan, semua yang ada disana hanya mendengus, bucin sekali Mew nya. Gulf menggeleng, matanya berkaca-kaca mengingat kejadian tadi. Tanpa sadar, air matanya sudah menetes, Mew yang melihat itu panik.

"Pergi"

Hiks

Gulf kembali terisak, matanya enggan menatap Mew. Masih terasa sakit di dadanya.

"Phii Mew pergi. Kana engga mau liat Phii Mew"

"Kana....."

"Phii Mew pergi!! Kana engga mau liat Phii Mew disini. Phii Mew jahat sama Kana!! Phii Mew enggak sayang Kana lagi, Phii Mew peluk cowo lain"

Gulf berteriak membuat semua orang yang terkejut mendengar suara Gulf.

"Gulf??" Gulf mendongak, menatap lelaki di depannya, menyerngit.

"Kamu tidak kenal sama aku??" Gulf menggeleng pelan, Gulf memang jika mengingat wajah seseorang sangat minus. Gulf mudah lupa.

"Aku Apo, kamu tidak kenal aku??"

"Apo??" membeo pelan. Mengingat-ingat nama dan wajah lelaki di depannya.

"Aku sepupu kamu lho.. masa lupa??"

"Phii Apo!!! Gulf kangen sama Phii"

Apo Nattawin, sepupu jauh Gulf.  Apo datang kesini untuk melanjutkan sekolahnya, dia hanya beda satu tahun dengan Gulf. Bisa dibilang dia seumuran Mew, namun lebih tua Mew dua bulan.

Gulf memeluk erat lelaki di depannya sambil terisak pelan. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang Apo.

"Phii Apo!! Lihat, Gulf sakit gara-gara Phii Mew. Dia udah khianatin Gulf!! Masa tadi dia meluk orang" Gulf mengadu bak anak kecil kepada Apo.

Apo sendiri terkekeh, Gulf tidak berubah sama sekali kecuali badannya yang kelihatan lebih berisi jangan lupakan pipi nya yang bertambah gembil di banding terakhir dia bertemu.

"Aow, kamu tidak tahu? Tadi Mew memeluk Phii, dia enggak khianatin kamu sama sekali"

"Benarkah??"

"Iya, coba Gulf tanya sendiri. Minta penjelasan sama Mew, jangan ambil kesimpulan sendiri, kalau kaya gini yang rugi kamu sendiri" Apo menasehati Gulf, mengusap rambut Gulf pelan, mengecup dahi dengan rasa kasih sayang.

Mew sendiri mendengus kesal, bisa-bisanya Apo mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mengecup dahi bayi nya, rasanya Mew ingin menendang Apo keluar dari ruang kesehatan.

***

Sejak kedatangan Apo, Gulf semakin menempel dengan Apo. Mew sudah seperti obat nyamuk diantara mereka berdua, bahkan dia juga menjadi babu sang bayi yang terus merengek meminta ini itu kepada Mew.

Sialan!!

Mew dengan kesal membanting pintu kamar apartemennya. Dia sangat-sangat kesal. Mendengar bantingan pintu, Gulf menatap Apo, lalu mengeratkan pelukannya di pinggang Apo.

Apo sendiri sudah tertawa dalam hati, senang sekali membuat Mew kesal. Apalagi jika melihat wajah Mew yang memerah, dan jangan lupakan senyum terpaksa Mew.

"Phii Mew kenapa??"

"Lagi kerasukan iblis. Gulf makan aja, jangan hirauin Mew, entar juga balik lagi"

"Tapi Gulf takut liat Phii Mew yang kayak tadi"

"Udah biarin. Enggak usah dipikir"

"Phii Mew kalau kerasukan iblis kayak gitu ya??"

"Iya" Apo mengangguk membenarkan, dia sudah mati-matian menahan tawanya agar tidak keblablasan. Polos sekali bayi kesayangan Mew ini.

Tbc

Baby Kana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang