11

6.8K 610 20
                                    


Mew mengeratkan pelukan pada pinggang Gulf, yang dipeluk masih dalam alam mimpi. Hari ini hari sabtu, waktunya mereka tidur sampai siang, Mew mengecup pipi Gulf yang bertambah gembil tiap minggunya.

Gulf mengeliat pelan mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Kaki nya ia tumpukan pada paha Mew, seperti anak kecil. Mew tersenyum melihat kelakuan bayi kesayangannya itu.

Jam di samping nakas menunjukkan pukul enam lewat tigapuluh menit, masih terlalu pagi untuk bangun saat weekand. Mew melepaskan pelukan Gulf, kaki jenjangnya melangkah menuju kamar mandi. Hampir sepuluh menit Mew berada dikamar mandi.

Ingin rasanya dia membangunkan Gulf untuk sarapan, namun rasanya dia tidak tega melihat remaja itu tertidur nyenyak. Dengan berat hati Mew meninggalkan Gulf yang masih tertidur pulas menuju dapur, disana sudah ada Apo yang sedang sarapan dengan tangan satunya yang memengang hp.

"Enggak bangunin gue lo, jahat banget" ucap Mew sambil menarik kursi disamping tempat duduk Apo.

"Halah, percumah bangunin lo. Yang ada gue digampar" Apo melirik sekilas Mew yang sedang mengambil nasi goreng.

"Seengaknya lo nyoba, belum juga dicoba"

"Belum nyoba kata lo? Seminggu yang lalu apaan kalau lo lupa. Lo ngelempar jam kearah gue sampe gue pingsan"

Mengingat kejadian minggu lalu, Apo menjadi trauma untuk membangunkan Mew. Bisa-bisa besok dia tinggal nyawa, apalagi Mew tidak pernah main-main dengan ucapannya. Mew hanya tersenyum polos, dan baru kali ini Apo melihat senyuman itu.

"Mengagumi senyuman gue, ehh? Jangan ngadi-ngadi yang ada lo bakal jatuh cinta sama gue"

"Omongan lo kayak belum pernah disumpelin pake emas batangan punya gue".

"Bacot ya" ucap Mew, setelah itu ia melanjutkan makannya yang tertunda.

"Gulf belum bangun??"

"Belum, kalau libur pasti bangun siang"

"Bangunin sana, suruh sarapan"

"Entar, gue masih makan" Apo mengangguk sebagai jawaban.

***

"Kana?"

Mew membuka pintu kamar pelan takut membangunkan Gulf yang masih tertidur pulas tanpa terganggu sedikit pun. Melangkah menghampiri sang bayi lalu mengelus pelan dahi serta mengecup bibir yang sedikit terbuka itu. Ingin rasanya Mew melumat bibir merah muda di depannya, tapi Mew terlalu takut.

"Kana, bangun. Kamu enggak mau sarapan?"

Mew berbisik disamping telinga Gulf. Sang bayi mengeliat pelan, lalu membenarkan posisi selimut yang membungkus badan mungilnya. Mew berdecak, susah sekali membangunkan bayi kesayangannya ini.

"Kalau kamu enggak bangun, aku pulang kerumah aja" bukannya bangun, Gulf malah menutupi wajahnya dengan bantal. Dia sangat mengantuk, tidak taukah Mew kalau beberapa hari yang lalu Gulf tidak bisa tidur.

Mendengus kesal, Mew memilih untuk mandi, badannya sudah lengket mengingat kemarin sore Gulf selalu menempel kepadanya dan membuatnya tidak bisa pergi kemanapun bahkan untuk sekadar mandi Gulf tidak memperbolehkannya.

Duapuluh menit berada dikamar mandi, akhirnya Mew selesai. Dilihatnya Gulf yang terduduk di dengan kasur, tangannya mengusap mata bulat itu dengan pelan dengan sesekali mulut kecil itu menguap.

"Udah bangun?" Mew bertanya sambil memakai kaos putih polos miliknya.

"Udahlah, Phii enggak lihat kalau Kana udah bangun?" Ucap Gulf sinis. Matanya jatuh kearah handuk yang dipakai Mew untuk menutupi pinggang sampai lutut.

Baby Kana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang