Berkat Milik Hikari

844 113 10
                                    

Kyoujurou dan Sora tetap berlari dengan Shinobu di gendongan Sora. Mereka mencari jalan keluar dari tempat sialan milik Muzan ini.

Sora merasakan getaran hebat di tembok sekitar. Dinding yang kokoh mulai pecah dan runtuh.

"Sora!" Kyoujurou melindungi Sora dan Shinobu dari reruntuhan.

Sora bisa melihat langit malam setelah tempat itu runtuh. Angin malam yang dingin menyentuh kulit Sora.

"Akhirnya.. Kita keluar dari tempat itu.."

Tapi, Sora belum bisa lega. Tak jauh darinya terlihat pertarungan besar. Dengan pengelihatan jarak jauhnya, Sora melihat semua teman-temannya dan anggota kisatsutai muda bertarung dengan Muzan.

"Zenitsu..." Sora melihat adiknya yang sudah terluka dimana-mana. Sora menahan amarahnya. Ia menggigit bibirnya sampai terluka. Darah Sora menetes dari bibir ke dagu.

"Set!" Kyoujurou menyeka darah istrinya itu.

"Aku akan mengurus Muzan, kau pergilah ke kediaman kupu-kupu.. Memang agak jauh, tapi dengan kekuatanmu mungkin saja satu jam sampai..." ucap Kyoujurou.

"Tapi.." Sora takut Kyoujurou kalah dalam pertarungan.

"Aku tidak akan kalah, Sora.. Shinobu membutuhkan bantuanmu sekarang ini.. Cepatlah.. Aku pastikan Zenitsu juga selamat.."

"Baiklah... Hati-hati.." Sora tampak sedih. Kyoujurou mengecup kening istrinya sebelum mereka berpisah.

Sora berlari dengan kecepatan tinggi. Seperti angin, gerakannya tidak dapat dilihat manusia biasa.

"Masih lama untuk matahari terbit.. Kekuatanku masih dapat digunakan.. Tapi, apa mereka bisa bertahan melawan Muzan?"

"Shinobu.. Bertahanlah.. Sebentar lagi..."

Di perjalanan, Sora tidak melihat iblis apapun. Sepertinya semua iblis memang dikerahkan untuk pertarungan malam ini.
.
.
.
Waktu terus berjalan. Sora sampai di depan kediaman kupu-kupu, dimana tempat itu adalah pengganti markas yang sudah hancur sebelumnya.

"Kiriya! Kanata!!" Sora berteriak.

"Sora-Sama!! Ada apa???" Kanata berlari ke arah Sora.

"Shinobu.. Selamatkan dia... Dimana Aoi??"

"Aku disi-- Wujudmu? Kau.." Aoi yang baru saja muncul, terkejut.

"Tenang.. Aku bukan iblis.. Cepat sembuhkan Shinobu.."

Aoi dengan sigap membersihkan luka Shinobu didalam kamar pasien. Sora tidak bisa diam saja, ia berencana untuk kembali ke pertarungan.

"Oaa-Saan... (Okaa-San)" Terlihat Hikari yang merangkak masuk kedalam kamar pasien.

"Anakku.." Sora memeluk Hikari.

"Ocoou-San?? (Otou-San?)"

"Ayahmu sedang ada sedikit urusan.. Mungkin aku juga akan kesana.. Hikari disini ya.. Jangan merepotkan Kiriya, Kanata, Aoi, dan yang lain.." Sora mencium pipi Hikari.

Hikari melihat ke arah Shinobu. Ia ingin sekali duduk di samping Shinobu. Sora yang menyadarinya, menuruti keinginan anaknya.

Hikari duduk dengan memegang tangan Pilar Serangga itu. Satu air mata lolos dari mata Hikari dan mengenai tangan Shinobu.

Tangan Hikari secara mendadak bercahaya. Cahaya itu merambat ke seluruh tubuh Shinobu.

"Apa? Kenapa ini?!" Aoi terkejut. Sementara Sora ingat apa yang dikatakan Roh Hutan itu padanya saat ia mengandung.

Luka Shinobu tertutup sempurna. Denyut nadinya normal. Wajah Shinobu yang awalnya pucat, kini sudah membaik.

"Inouu (Shinobu)" Hikari memeluk Shinobu.

Sora tersenyum. Aoi pun merasa lega. Berkat Hikari, Shinobu bisa selamat.

"Aoi.. Aku titip anakku ya.."

"Sora-Sama mau kemana?" tanya Aoi.

"Membantu suamiku menyelesaikan urusannya.."

Sora keluar dari kediaman kupu-kupu dan kembali ke medan pertempuran dengan kecepatan tinggi.

"Masih ada lima jam sebelum matahari terbit.. Aku harus cepat membantu mereka.."
.
.
.
Setelah satu jam berlalu, Sora berhasil kembali ke tempat pertarungan. Terlihat hampir semua anggota kisatsutai telah terluka parah.

Sora melihat ke arah Kyoujurou. Ia berusaha mati-matian agar Muzan tidak bisa melukai anggota kisatsutai.

Sora melesat ke arah Muzan.

"Clang!!" Kuku Sora beradu dengan cambuk ditubuh Muzan. Kyoujurou terkejut dengan kemunculan Sora yang tiba-tiba.

"Sraaaak!!!" Sora berhasil mencakar Wajah Muzan.

"Set!" Sora dan Kyoujurou sedikit menjauh dari Muzan.

"Kau terluka, Kyou.." Sora mengelus wajah suaminya.

"Aku baik-baik saja, sayangku.." ucap Kyoujurou sambil tersenyum.

"BLETAK!" Sora menjitak Kyoujurou.

"Saat ini bukan saatnya untuk bermesraan.." terlihat wajah kesal Sora. Sementara Kyoujurou hanya tertawa dengan cerahnya.

Mereka berdua kembali menyusun serangan untuk melawan Muzan.

"Lebih baik menahannya sampai pagi.. Lehernya sangat keras.. Akan sangat sulit jika membunuhnya dengan nichirin.." ucap Kyoujurou.

"Aku mengerti.. Menahannya sampai matahari terbit ya.. Masih sekitar empat jam lagi.. Apa bisa?" Sora mengerutkan dahinya.

"Yah.. Coba saja dulu.."

"Hhhh.. Baiklah.."

Sora dan Kyoujurou mulai melangkah. Mereka memberitahu kepada pilar lainnya untuk memulihkan tenaga terlebih dahulu.

"Nee-Chaaan!!!" Zenitsu yang melihat kakaknya bertarung merasa khawatir.

Serangan Muzan kebanyakan meleset jika ditujukam untuk Sora. Pergerakan Sora jauh lebih lincah daripada perkiraan Muzan.

"HIAAAAAAAAAAT!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Holaaaaa..
Dah lama ga ketemu di cerita ini ya😂

Bentar lagi dah mau ending nih..
Kira-kira endingnya gimana ya..
.
.
.
Sebelum itu, Author mau tanya..
Disini ada team Janda Erwin Smith kah?
Atau kebanyakan tim om lipai ceb-- ekhem..
Atau si kuda?😂
Atau Beto-
Bertotoro-
Berttorororrot..
Boruto.. :)

Ehehehe, yaudah segitu aja..

See you!!!

Kimetsu No Yaiba|| Akai Hana (Reader X Rengoku Kyoujurou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang