🗡Seru juga ternyata

245 10 8
                                    

Di awal ini cuma mau bilang, mohon dukungannya (❁´◡ '❁)

Voment juseyow 🐰

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

SPASHHH

Darah berceceran mengotori lantai.





"Tolonggh,, jangan,, ampunn" gumam si cowok meringis kesakitan, meminta pengampunan terhadap malaikat mautnya.

"Hmmm? Ampun??" kekehnya geli, "jangan minta ampun sama aku. Minta ampun sama Tuhan sana, sebentar lagi loh~" saran Bunny memperingati.

Cowok itu hanya dapat bergumam hal yang sama, karna bila ia berteriak lagi maka wanita ini akan mengiris dagingnya lagi.. Dan lagi.. Hingga korban meraung kesakitan.

"Kamu bilang, kamu suka aku kan?" tanya Bunny tersenyum di balik topengnya.

Korban hanya mampu memnggeleng cepat, merasa terancam atas kalimat yang ia lontarkan.



JLEB



"AKKKHHHH! Shakhith!!" histerisnya disertai banjirnya air mata, saat benda tajam itu menembus perutnya tanpa pemisi dan menancap tegak tepat di atas perutnya.

Bunny justru begitu tenang dan menikmati setiap jeritan yang tercipta karna ulahnya tersebut.

"Ssshhttt~" tangannya terulur menghapus air mata yang mengalir deras tersebut.

"Jangan nangis~" gumamnya, tangan Bunny masih setia menghapus anak sungai mengalir, ada berbagai macam raut di wajah korban.

Tangan Bunny di tepis cukup kuat oleh siempunya hingga mengenai topeng yang Bunny kenakan ikut terlempar, "ibliss! Bangsat! SIALAN!" amuknya, mengeluarkan tekanan pada suaranya dan darah juga mulai keluar lewat mulutnya.

Mata keduanya bertemu tatap, iris korban bergetar saat menatap lekat siapa wanita di depannya ini.

"Haii~ masih inget aku kan? Kalo ga inget, mau ku ingetin lagi ga?" senyum manis Bunny tercetak.

Si cowok hanya menggeleng heboh, merasa panik dan gelisah mendominasinya saat ini.

"Kenapaaa? Takut ya? Hihihi" kekehnya.

"Kok diem" bingung Bunny dengan nada datarnya.

"Ayo teriak lagi Kak" pintanya. Kedua tangan Bunny kini berada melingkar di leher korban, sedikit banyak menekan lehernya dengan senyum masih terpantri menghiasi wajah cantiknya.

"Akkkh! Shethanh khekh!" ucapnya terendam, tangan kirinya yang masih berfungsi mencoba menahan tangan Bunny yang semakin mencekik lehernya.

Kuku-kuku tajam Bunny banyak menggores dan menciptakan luka dalam yang tercetak jelas, mata bersoftlens beda warna itu menatap marah korban yang kini sedikit memucat.

Dengan perasaan kesal ia melepaskannya dan berdiri dari duduknya, menatap pantulan dirinya di cermin. "Hai~" ucapnya random kepada dirinya sendiri di dalam cermin.


Bunny melirik korban yang sedang tersengal-sengal mengambil dalam oksigen yang bisa ia hirup selagi bisa, "main-mainnya cukup, aku ga punya banyak waktu ternyata" jelasnya setelah melihat jam dinding menunjukan waktu 01:26 wib.

Tangan Bunny menarik Katana yang masih tertancap itu dengan sekali tarikan, ringisan kesakitan terdengar bagai melodi indah di telinga Bunny.

Kaki kedua korban telah lumpuh sedari tadi akibat suntikan yang Bunny berikan saat pembukaan acara, jadi korban ga akan bisa menggunakan kakinya untuk melakukan apapun.


SHE IS BUNNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang