20

1.4K 77 9
                                    

1 bulan kemudian......

Hubungan Hana dan Raditya semakin renggang, namun tidak dengan perasaan mereka. Ketika sedang bekerja pun Raditya selalu mencuri curi pandang kepada Hana rasa Rindunya tidak bisa ia tahan ia sangat  begitu merindukan seseorang yang sangat dicintainya begitu pun sebaliknya.

sekedar menyapa saja sulit untuk diucapkan mereka. Satu kata saja sangat  sulit dikeluarkan dari mulut masing masing seperti enggan untuk berbicara sepatah kata pun.

Raditya ingin sekali berbicara dengan Hana namun Hana sama sekali tidak ingin berbicara dengan nya. Setiap malamnya ia selalu melihat foto foto dirinya bersama Hana rasa rindunya kepada Hana sangat besar.

Sementara, Hana berusaha melupakan Raditya. dia berharap hubungannya dengan Raditya hanya sekedar teman dan juga atasan tidak ada yang lain, tapi hati dan perasaan nya tidak bisa berbohong ia masih mencintai Raditya.

_______________________

"San, tolong serahkan berkas ini ke komandan"

"Siap"

"Tapi ini ada yang belum dimasukin kamu masukin dulu saya mau ke toilet dulu"

"Siap"

Ketika sedang berjalan, Hana membuka buka dokumen itu ada 2 lembar kertas yang belum dimasukan.  Hana memasukan kertas itu sambil berjalan namun tiba tiba saja ada seseorang yang menabraknya hingga map itu jatuh ke lantai. Dengan cepat Hana segera membereskan kertas kertas itu.

"Maaf saya tidak sengaja"

suara itu sepertinya tidak asing bagi Hana, lalu ketika ia melihat seseorang di depannya hana terpaku begitu pun sebaliknya.

Tatapan mereka seperti tatapan yang sangat mereka rindukan satu sama lain. Namun Hana mengalihkan tatapannya dengan membereskan lembaran kertas itu. Setelah itu ia langsung berdiri dan Raditya pun langsung berdiri. Hana langsung pergi meninggalkan Raditya tanpa sepatah kata pun.

"Hana...."

Hana pun berhenti dari langkahnya tapi ia tidak melihat ke belakang. Dan tak lama kemudian Hana pun segera meninggalkan Raditya yang sedang berdiri memanggilnya.

Setibanya di ruangan komandan Hana pun segera meletakan map nya di atas meja, namun ketika ia akan keluar tak sengaja Hana menjatuhkan map yang berada di pinggir meja komandannya.

Hana pun segera membereskan lembaran kertas itu tapi dengan tidak sengaja ia membaca surat pengajuan dengan atas nama Raditya. Melihat itu Hana terpaku. Wajahnya memerah dan rahangnya mengeras.

Dengan cepat Hana membereskan lembaran kertas itu dan menyimpan nya kembali ke tempat asalnya. Hana pun berlari ke toilet ia tak mampu menahan sesak tangisnya itu.

Di toilet, ia menangis tersedu sedu betapa sakitnya hati Hana saat ini, ia tak menyangka bahwa Raditya akan menikah secepat ini.

'sabar, mungkin ini yang terbaik'

Hana berusaha tenang saat itu, ia berhenti menangis ia menarik nafas dalam dalam mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dan tak lama kemudian ia membasuh wajahnya nya agar tidak terlihat sudah menangis.

Hari ini Hana banyak diam, dia tidak terlalu banyak berbicara. Bahkan ketika sedang bekerja pun ia banyak melamun rasanya ia ingin menangis tapi tak bisa.

Sepulang bekerja ia tidak langsung pulang ke rumahnya, Hana malah pergi ke pantai dan menatap senja yang perlahan mulai hilang

'Senja membuatku paham makna dari kata rela. Bahwa apa yang ada bersama dengan kita, tak mesti selamanya. Semua ada masanya. Tanpa diduga tanpa kita pinta, masa itu akan tiba dan tidaklah sedikitpun dapat menolaknya. Siap ataupun tidak, kita tidak bisa mengaturnya seperti yang kita harapkan.

Seperti saat sebuah cinta membuat detak jantung berdesir, begitupun ketika kecewa menyeruak dihati, membuat sayatan yang begitu pedih. Saat dihadapkan pada pertemuan, bisa jadi saat itu pula kita harus bersiap untuk kehilangan. Terkadang apa yang begitu kita jaga dan kita cintai adalah takdir orang lain. Dan senja membuatku paham apa itu rela. Dia yang selalu bersedia kembali meski terusir ribuan kali, ia menerima. Ia merelakan sang langit bersenandung dengan sang rembulan

Jika kelak kamu adalah takdirku, kamu pasti akan dikembalikan padaku dengan cara yang begitu istimewa. Jika tidak, disinilah aku belajar melepaskanmu, menenggelamkan segala angan dan harapanku atas kamu'

Tanpa disadari Hana, air matanya mulai menetes membasahi wajah cantiknya. Ia bingung, ia harus mengadu kepada siapa. Ia hanya bisa berdo'a kepada sang maha kuasa.

Hope In Love 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang