Setelah pulang dari rumah dinas Rivhal, Hana segera membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia membuka handphone nya ternyata Raditya telah menelfon nya 10 kali. Dan tak lama kemudian Raditya menelfon kembali
"Kamu kemana aja? Ditelfon kok ga diangkat angkat?"
"Waalikumsallam"
"Eh iyaa maaf assalamualaikum. Kamu kemana aja sih di telfon kok ga diangkat angkat"
"Iya maaf, tadi abis dari rumah Rivhal dulu jenguk dia, kasian lagi sakit"
"Oh. Semoga cepet sembuh"
"Kok bilang ke aku"
"Yakan kamu temennya dia"
"Iya iyaa"
"Han..."
"Apa?"
"Rindu"
"Baru sehari juga"
"Saya mau tanya sama kamu"
"Apa?"
"Jika suatu saat saya bukan yang selalu berada di sisi kamu gimana?"
"Ngapain ngomong kayak gitu?"
"Nanya doang"
"Jika kamu tidak ada di sisi aku, mungkin Allah sedang merencanakan sesuatu untukku"
"Jika kita tidak bisa bersama?"
"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Kehidupan selalu surprise karena sewaktu waktu kehidupan bisa berubah dan juga memberikan kejutan yang tak terduga entah itu senang, bahagia, kecewa ataupun kesedihan"
"Aku menyayangimu" mendengar itu Hana pun tersenyum
"Sudah malam cepat tidur besok harus dinas"
"Em.. baiklah, assalamualaikum"
"Waalikumsallam"
"Love you" ucap Raditya sebelum telfon dimatikan
Setelah telfon dimatikan, Hana pun segera tidur.
Namun berbeda dengan Raditya kini pria itu sedang meratapi foto Hana perasaan yang ia rasakan saat ini campur aduk.
"Kamu terlalu special buatku"
Raditya saat itu benar benar kecewa dan marah, ia berdiri di depan cermin dihadapannya ia meratapi dirinya sendiri di depan cermin. lalu ia menonjok cermin itu dengan keras hingga menyebabkan cermin itu retak dan tangan Raditya berdarah namun rasa sakit itu tidak akan sebanding yang akan dirasakan oleh Hana nanti
______________
"Pagi Bu sersan" ucap Prada putra
"Too"
"Maaf mba, dicari sama kapten Rivhal" ucap sertu Fani
"Oh iya makasii yaa"
Lalu Hana segera pergi menemui Rivhal.
"Ada apa?"
"Makasih"
"Buat?"
"Semalem"
"Sama sama lain kali kalo ada apa apa bilang"
"Tadinya gue ga mau ngerepotin Lo"
"Temen lagi sakit masa gue biarin"
"Tapi kan...."
"Udah udah ga usah dibahas"
"Em.. Oke"
Lalu Hana pergi meninggalkan Rivhal. Mata elang milik Rivhal masih saja menatap Hana yang kini kian menjauh.
Setelah jam kerja selesei, para tentara pun segera pulang. Hari ini, Hana tidak membawa mobil ataupun motor miliknya ia memilih jalan kaki. Ketika sedang berjalan tiba tiba mobil menepi ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Raditya.
"Kamu kok jalan kaki"
"Pengen aja. Kamu baru pulang yaa?"
"Iya nih"
Hana pun tersenyum melihat raut wajah Raditya yang cape. Lalu tidak sengaja, Hana melihat tangan Raditya yang terluka dengan cepat hana pun memegang tangan Raditya dan melihat luka itu
"Ini kamu kenapa?"
"Gapapa"
"Ini masih baru loh lukanya. Kenapa kamu ga obatin?"
"Males"
"Yaudah kita kesana dulu obatin lukamu itu"
Lalu mereka meuju sebuah bangku kosong yang berada disana, untungnya di mobil Raditya ada kotak P3k.
"Ayo sini mana tanganmu" lalu tangan Raditya diobati oleh Hana
"Kamu kenapa bisa gini sih?"
"Gapapa santai aja kali"
"Kalo dibarin nanti infeksi"
"Iya bu sersan iya"
Tanpa mempedulikan Perkataan Raditya, Hana pun masih terfokus dengan lukanya Raditya
"Selesai"
"Makasih"
"Sama sama"
"Kalo gitu ayo kita pulang. Saya akan mengantarkan kamu"
"Gausah"
"Tidak ada kata PENOLAKAN"
"Baiklah"
Lalu mereka pun pulang. Jaraknya memang tidak jauh dari tempat Hana dinas.
Setelah sampai Hana pun turun dari mobil Raditya dan diikuti oleh Raditya.
"Makasi yaa. Kalo gitu aku masuk dulu"
"Iyaa"
"Bye. Assalamualaikum"
"Waalikumsallam"
Setelah Hana masuk ke dalam rumahnya, Raditya pun segera menancap gas nya untuk pergi menuju rumah sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope In Love 3
Short Story"Hana tunggu" "Apa lagi?" "Emm.. kamu sudah makan?" "Belum" "Kalau begitu ayo kita makan" "Saya mau pulang, mama sudah memasakkan makan untuk saya" "Kalau begitu saya ikut" "Ngapain?" "Sekalian minta restu orang tua mu" mendengar itu Hana tertawa "...