"Hana ikut aku" ucap Raditya lalu menarik tangan Hana
"Lepasin"
"Han, aku ingin kita perjuangkan cinta kita"
"Aku udah bilang, aku ga mau"
"Tapi aku ga cinta sama Nova"
"Jika aku terus bersama dengan kamu sama saja aku menyakiti Nova dan menjadi orang ketiga diantara kalaian. Dendar Radit, ketika kamu sudah menikah dengan Nova dan tinggal satu rumah kamu pasti akan memiliki perasaan kepada Nova. sekarang ikuti alur tuhan yang telah diberikan kepada kita....tuhan telah mengatur segalanya, tuhan tau kapan kita harus bahagia"
"Tapi, bahagia saya cuma ada di kamu"
"Jangan paksa hana" tiba tiba saja Rivhal datang
"Apa hak kamu hah?"
"Kamu jangan sakiti Hana seperti ini, kamu memaksa Hana untuk memperjuangkan cinta kalian" Rivhal tersenyum kecut
"Sama saja kamu menyakiti hatinya. Tetap saja kamu akana menikah dengan Nova. Sekarang jauhi Hana biarkan dia memilih jalan hidup nya sendiri dia berhak memilih pasangan nya sendiri"
Lalu Rivhal menarik tangan Hana untuk pergi dari sana tapi, tangan hana juga dipegang oleh Raditya. Lalu Rivhal pun melirik tajam kearah Raditya.
"Lepaskan tangan Hana" ucap Rivhal tegas
"Tidak"
"Radit lepas aku ga mau"
"Hana ku muhon"
"Aku ..... Akan memilih Rivhal" Raditya yang mendengar itu pun langsung terpaku
"Karena aku tau jika kita terus bertahan, kita tidak akan pernah bersama. Mulai sekarang kamu lupakan aku jangan pernah mencampuri urusanku"
"Jangan pernah mendesaku untuk memilih antara kamu dan rivhal"
"Hana...""Stop!! Aku ga mau penjelasan kamu lagi. Sudah cukup sampai disini"
Lalu Rivhal menarik tangan Hana menjauh dari Raditya. Dada Raditya merasa sesak dengan perkataan Hana ditambah ia melihat Rivhal menggenggam erat tangan Hana seharusnya yang harus berada di posisi Rivhal adalah dirinya (Raditya). Raditya pun pergi berjalan meninggalkan koridor
'ternyata saya terlambat. Maafkan aku. Aku tidak bisa memenuhi janjiku dulu yang telah aku ucapkan kepadamu. Aku sungguh menyesal'
Dan tak lama kemudian air mata Raditya mulai jatuh. Ia tidak menyangka jika kisah cinta dengan Hana akan berakhir seperti ini
_______________
Ketika Raditya sampai di rumahnya dimana seluruh keluarga berkumpul. Ia berjalan dengan tatapan kosong ia tidak menyadari bahwa seluruh keluarga nya sedang menatap kearahnya
"Jadi bagaimana?" Tanya sang kakek
"Kalian tidak tau seberapa penting nya Hana di kehidupan Adit" Raditya pun menggeleng geleng kan kepalanya
"Sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur"
Aprilia dan Rian baru pertama kalinya melihat Raditya sekacau ini. Putra mereka benar benar mencintai Hana. Namun mereka, tidak bisa membantah ucapan sang kakek.
"Kakek tidak lihat? Kak Adit sangat mencintai mba hana" ucap Clara membela Raditya
"Jika kamu tidak dijodohkan sejak kecil, kamu mungkin bisa bersama Hana. Tapi, dulu kakek kembali bertanya kepada Adit apa dia mau dijodohkan dan dia menjawab iya"
Flashback
"Dit, pangkat kamu sekarang Lettu sebentar lagi kapten. Apa kamu masih belum mempunyai pasangan?"
"Tidak. Adit hanya ingin fokus ke militer saja dulu"
"Sebenarnya kamu sudah dijodohkan dengan Seseorang dia sedang kuliah di Kairo tahun depan lulus. Apa kamu masih menerima perjodohan ini?"
"Jika Allah belum mempertemukan Adit dengan seseorang yang bisa membuat Adit bahagia, Adit mau"
Flashback off
Mengingat itu Raditya tersenyum kecut.
"Tapi seseorang itu telah Adit temukan. Dari awal bertemu, Adit merasa bahagia bersama dia. Namun, saat itu dia memiliki kekasih yang membuat Adit harus menunggu. Dan sekarang, kesempatan itu datang. Adit ingin Hidup bersamanya hingga tua nanti Tapi nyatanya itu hanya khayalan Yang melintas di fikiran adit" tetesan air mata pun keluar dari mata Raditya
Mendengar itu keluarga alvaro langsung terdiam. baru pertama kalinya Raditya sangat sungguh-sungguh dalam ucapannya. Setelah itu, Raditya pun keluar dari rumah tersebut meninggal kan keluarga yang tengah berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope In Love 3
Short Story"Hana tunggu" "Apa lagi?" "Emm.. kamu sudah makan?" "Belum" "Kalau begitu ayo kita makan" "Saya mau pulang, mama sudah memasakkan makan untuk saya" "Kalau begitu saya ikut" "Ngapain?" "Sekalian minta restu orang tua mu" mendengar itu Hana tertawa "...