💼💼💼
Dalam sebuah film, pemeran utama adalah segalanya. Bukan hanya menjadi pahlawan namun juga menjadi inti dari semua cerita. Sementara didunia nyata orang-orang dibalik layarlah pahlawan sesungguhnya dari suksesnya sebuah film.
Aktris hanyalah pemeran. Mereka bergerak sesuai dengan skenario yang buat. Namun para penggarap dibalik layarlah yang berkontribusi besar dalam suksesnya sebuah film.
" KAU INI BISA BEKERJA TIDAK SIH?! AKU MENGGAJIMU BUKAN UNTUK BERSANTAI-SANTAI!"
Gadis berparas cantik membanting piring hingga pecah. Namun tidak ada seorangpun yang menghiraukanya. Semua orang terlalu sibuk dengan urusanya sendiri-sendiri.
"Jeosong hamnida" ucap seorang gadis bersurai panjang membungkuk meminta maaf.
"aish! Pergi! Belikan aku makanan lagi! Pastikan kali ini benar! Atau kau kupecat!" Ancam gadis cantik itu kasar.
Tuhan memang adil, dia memberikan kelebihan dibalik kekurangan. Seperti halnya yang baru saja terjadi. Gadis dengan nama punggung Hong Sena itu terlahir dengan wajah cantik rupawan namun memiliki
perangai yang buruk."sssttt Mishil!" Gadis yang merasa terpanggil namanya kontan menoleh mencari sumber suara.
"kau tidak papa?" itu Yoo Jung yang bertanya.
"jika aku katakan tidak apa-apa, maka aku berbohong. Namun jika aku katakan aku kenapa-napa, lantas aku bisa apa?" ucap gadis bernama Mishil itu sambil tersenyum kecut diakhir kalimat. Yoo Jung hanya mendesah berat mendengar balasan teman seatapnya itu.
"sudahlah! Aku pergi dulu sebelum dia semakin murka" kata dia merujuk pada Sena. Aktris muda pendatang baru yang karirnya sedang naik daun. Pengemarnya sangat banyak, terutama dari kalangan pria.
Paras imut dengan hidung tinggi turunan dari ayahnya yang orang kanada dibingkai pipi bulat dan bibir tipis sangat menyenangkan untuk dilihat. Retina keabu-abuanya mampu membius siapapun yang menatapnya. Benar-benar definisi gadis cantik jaman sekarang.
Mishil mengantri didepan couter pemesanan dengan tidak sabar. Sena bukanlah orang yang memiliki tolerir untuk keterlambatan. Semua yang gadis itu inginkan harus sesuai seperti permintaanya.
"tolong nasi karinya satu! Dan pastikan
kali ini tidak pedas! Dan americanonya satu!" pinta Mishil sopan. Gadis itu sedikit memberikan penekanan pada kata tidak pedas agar lebih mudah diingat si pelayan. Kali ini ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
"baiklah. Totalnya 20 dolar" pelayan bagian kasir menyebutkan nominal yang harus dibayarkan Mishil.
"ah ya tolong sandwitch tunanya satu" Mishil menambah pesananya.
"totalnya jadi 36 dolar" Mishil mengeluarkan kartu debitnya.
"baiklah. Kau bisa duduk dulu selagi menunggu pesananmu datang" ucap pelayan muda itu sambil mengembalikan kartu debit milik Mishil.
Asisten artis itu memilih mengambil tempat didekat jendela. Tanganya sibuk ia gunakan untuk mengikat surainya ekor kuda. Retina kembarnya berpedar menelisik kearah jalanan lenggang dihadapanya. Seluruh lokasi untuk pengambilan gambar memang sudah dibersihkan dari lalulalang orang sejak satu jam yang lalu. Wajar jika sekarang area ini terlihat sepi.
"pesanan nomer 23" mendengar nomer antrianya disebut membuat Mishil segera berdiri dari bangkunya dan beranjak mengambil pesanan miliknya.
******* Bangtan New Staff *******
"kau terlambat 38 detik!" cerca Sena tidak senang sama sekali. Mishil kembali membungkukan badanya meminta maaf. Yah terkadang kita memang perlu membungkuk untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)
FanfictionBiarpun udah end, boleh dong votenya😄😄😄 Kehidupan yang keras membuat Mishil tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Urusan percintaan bukanlah sesuatu yang penting menurutnya. Sampai salah seorang pemuda berhasil mendobrak pertahanan hati Mishil. Pad...