Take #20

38 6 5
                                    

Saat seseorang membuat kesalahan, mereka tidak bersalah sendiri namun orang- orang sekitar juga turut salah secara tidak langsung

-Song Junghwan

💼💼💼

Pukul sebelas malam Mishil beranjak keluar dari kamarnya. Gadis itu tidak bisa memejamkan matanya meskipun tubuhnya menuntut hak- haknya untuk dipenuhi.

Langkah Mishil terhenti didekat ruang utama. Gadis itu terpaku menatap sosok diatas sofa yang sedang fokus membaca buku. Pemuda dengan kaca mata bulat itu terlihat sangat tampan dan maskulin dalam waktu bersamaan.

" Tidak bisa tidur nona Jeon" tanya Seokjin membuat Mishil berjenggit ditempatnya.

Ia sudah ketahuan memperhatikan Seokjin selama beberapa menit terakhir. Astaga ini memalukan sekali .

" Sedang apa kau?" Tanya Seokjin sambil meletakan bukunya diatas meja.

Mishil mengambil tempat disisi lain sofa.

" Tadinya ingin menonton tv, tapi kau terlihat serius sekali membacanya jadi aku tidak ingin menganggu" jelas Mishil. Mencoba menutupi rasa malunya yang tertangkap basah memperhatikan Seokjin.

" Ah ya Seokjin ssi, maaf aku belum bisa membawa keluargaku pergi besok. Yah kau tahu aku belum mendapatkan tempat tinggal bukan?" Seokjin mengangguk singkat menanggapi. Gadis Jeon dibuat kalut melihat reaksi Seokjin. Apa pemuda itu mulai jengah melihat keluarga Mishil dirumahnya?, Atau pemuda itu mulai lelah tinggal bersama keluarga Mishil?.

" Jadi kau ingin pindah besok?" Pertanyaan Seokjin sedikit melegakan Mishil disana.

" rencananya begitu, tapi kami bekum mendapatkan tempat tinggal yang cocok"

" Ooohhh, bagaimana dengan rumah yang kita lihat tadi? Kau menyukainya?" Pertanyaan Seokjin sebenarnya retoris, namun karena pemuda itu terlihat menunggu jawaban jadi Mishil harus menjawabnya mau tidak mau.

" Ekhemt yah rumahnya nyaman"

" Baguslah, kalau begitu kau bisa pindah ke sana besok"

" Ap,,, apa? Apa yang kau bicarakan sebenarnya?" Mishil terkejut bukan main. Bagaimana bisa Seokjin mengatakan pindah rumah semudah itu.

" Aku sudah menghubungi bagian pemasaran real estate, mereka akan menyiapkan surat- suratnya besok pagi. Dan kau bisa pindah sesuai rencana" jelas tetua diboy grup BTS itu santai.

" Astaga Seokjin ssi, tempat itu sangat mahal, bagaimana caraku membayarnya?"

" Hahahaha" bukanya menjawab, Seokjin justru terbahak ditempatnya.

" Mishil, Mishil hahaha jangan kau fikirkan itu. Sudah kau tempati saja rumahnya" Sesantai itu Seokjin menyerahkan rumahnya. Bahkan itu rumah baru yang belum pernah ditempati sama sekali.

" Tapi sungguh kau tidak perlu melakukan itu. Kau membuatku tidak nyaman" lirik Mishil diakhir kalimat. Dengan dibelinya sebuah rumah mewah semakin memperjelas strata sosial mereka yang jauh berbeda.

" Lalu bagaimana? Kau ingin aku menjualnya lagi? Sudahlah kau tempati saja dulu" bujuk Seokjin. Terdengar sangat serius.

" Begini saja, aku akan menyewa tempat itu. Aku akan membayar dua juta won setiap bulanya" Mishil mengajak bernegosiasi.

Seokjin bangkit dari tempat duduknya.

" Tereserah kau saja, bagaimana nyamanya dirimu" Seokjin benar- benar tidak ambil pusing masalah uang. Jika boleh jujur, uang yang ditwarkan Mishil bahkan tidak ada apa- apanya bagi Seokjin.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang