kau sudah bekerja keras untuk mendapatkanya seharusnya kau lebih bisa menghargainya dan bukan menyia-nyiakannya.
-Jeon Mishil
💼💼💼Hotel bintang lima menjadi pemberhentian Seokjin sebelum pulang. Mishil mengerutkan keningnya memandangi lobi hotel. Untuk apa Seokjin membawanya kemari.
"ayo!" Ajak Seokjin menghentikan aksi Mishil memandangi interior hotel.
"kenapa kita kemari?" Tanya Mishil. Tidak dapat membendung rasa penasaranya lebih lama.
"makan" pendek Seokjin. Pemuda itu menggiring kekasihnya memasuki restoran hotel.
Restoran yang sudah sepi membuat Mishil menatap curiga.
"Jessen!" Seokjin mengangkat tanganya menyapa pemuda dengan aparon yang berjalan mendekati mereka.
"whats up men?" Sapa pemuda yang dipanggil jessen sambil memukul bahu Seokjin main-main.
"kau ini benar-benar merepotkan, sudah larut begini memaksaku memasak. Untung teman" keluh Jessen yang ditanggapi dengan kekehan rendah oleh Seokjin.
"ah ya siapa ini?" Tanya Jessen menyadari keberadaan gadis yang masih asik melihat-lihat interior restoran.
"aku rekan ker..."
"kekasihku!" Tukas Seokjin cepat sebelum Mishil menyelesaikan kalimatnya. Jessen memandangi Mishil dari atas sampai bawah.
Terlihat sekali pemuda itu sedang meremehkan Mishil. Jessen tidak habis pikir bagaimana bisa pemuda seperti Seokjin memacari gadis biasa bahkan cenderung miskin seperti Mishil?. Kasta mereka terlihat berbeda jauh.
"ah ya, silahkan duduk! Aku akan segera siapkan makan malamnya" Jessen pamit undur diri.
Seokjin membawa gadisnya duduk dikursi dekat kolam renang. Suara gemericik air berpadu apik dengan jangkrik yang ikut bersenandung ria.
Mishil memandangi sekitarnya kagum. Ini pertama kalinya ia datang ke hotel semewah ini sebagai tamu. Sebelunya Sena hanya akan membawa Mishil datang kehotel sebagai karyawan yang membawa semua barang-barangnya.
"kenapa restauranya sepi sekali?" Tanya Mishil membuka percakapan diantara mereka.
"ah aku menyewanya"
"hah?" Mishil merasa ada yang kurang jelas dari ucapan kekasih tampanya itu.
"untuk apa?" Lanjut Mishil. Masih tidak paham dengan jalan fikiran Seokjin yang menyewa restauran eksklusif hanya untuk mereka.
"ku fikir akan lebih nyaman jika hanya ada kita berdua. Lagipula ini akan berkesan lebih romantis" jelas Seokjin sambil tersenyum malu diakhir kalimat.
“astaga, jadi menurutmu begitu? Kau hanya membuang-buang uang untuk hal yang tidak perlu"
"tidak ada salahnya bukan menyenangkan pasangan?" Mishil merolling bola matanya malas.
"kau tidak perlu bertindak sejauh ini! Jangan menghamburkan uang untuk hal yang sia-sia" cerca Mishil memperingatkan.
"aku hanya menggunakan uang untuk hal yang kusukai, apa itu salah?" cicit Seokjin entah mengapa ia merasa dihakimi.
"kau sudah bekerja keras untuk mendapatkanya seharusnya kau lebih
bisa menghargainya dan bukan menyia-nyiakannya. Coba hitung berapa jam kau bekerja untuk mendapatkan uang, dan dibutuhkan berapa menit kau menghabiskanya? Gunakan uangmu dengan bijak" nasehat Mishil sebelum bangkit dari kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)
Fiksi PenggemarBiarpun udah end, boleh dong votenya😄😄😄 Kehidupan yang keras membuat Mishil tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Urusan percintaan bukanlah sesuatu yang penting menurutnya. Sampai salah seorang pemuda berhasil mendobrak pertahanan hati Mishil. Pad...