Take #7

26 4 0
                                    

orang bilang saat mabuk seseorang akan mengatakan kejujuran, namun beberapa mengatakan mereka hanya melantur saja. Lantas yang mana yang harus ku percaya?

-Kim Seokjin

💼💼💼

Kemilau sinar matahari menyusup masuk melalui celah gordyn acapela. Suara nyaring burung bersahut-sahutan menyambut pagi. Seorang gadis tampak terlelap damai
dalam tidurnya. Hingga suara benda jatuh membawa kembali kesadaranya.

"aish apa Yoo Jung membanting piring lagi?" Gumam sang gadis sambil menarik selimutnya.

Gadis itu tampak enggan untuk meninggalkan ranjang nyaman yang ia tempati.

"pukul berapa sekarang?" Gumam gadis yang masih setengah sadar itu, mendudukan dirinya diatas ranjang.

Kepalanya terasa pening hingga membuat pandanganya kabur. Sial ada apa dengan dirinya?.

"assshhhh.... ponselku" Mishil mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan.

Ini bukan kamarnya, ini bukan apatermenya, dimana ia sekarang?.

Melihat setelan pakaian yang masih utuh membuat gadis itu mendesah lega.

Dengan ragu Mishil berjalan keluar kamar bernuansa hitam putih itu. Apatermen yang luas dengan almari penuh buku membuat Mishil terpukau sesaat. Penataan ruangan yang apik membuat siapapun betah berlama-lama disana.

Langkah lambat Mishil membawa gadis itu mengarah ke pantry. Seseorang dengan aparon merah muda sedang fokus membuat sesuatu disana.

"oh hai, selamat pagi" sapa pemuda detik pertama menatap Mishil yang berdiri canggung agak jauh darinya.

"seokjin ssi? Kenapa kau disini?"

"ini aptermenku" balas Seokjin enteng.

"ah maksudku kenapa aku bisa disini?" Mishil meralat pertanyaanya.

"kau mabuk kemarin" alis Mishil terangkat sebelah. Pikiranya berputar kembali mengingat kejadian kemarin.

Mishil tidak merasa minum semalam, bagaimana bisa ia mabuk?. Ah kopinya pasti tertukar dengan beer milik Dazai.

Mishil mengusap wajahnya kasar.

" duduklah, aku sudah buatkan sarapan untukmu" titah Seokjin sambil meletakan sup hangat diatas meja.

Gadis bermarga Jeon itu masih setia membatu ditempatnya.

"kau tidak suka sarapan nasi? Mau ku buatkan roti panggang?" Tawar Seokjin masih dengan senyum manis menghiasi.

"tidak perlu, aku harus kembali sekarang. Daerah mana ini?"

"Hannam the hill. oh kau mau pergi? Aku antar"

"sudah tidak perlu repot-repot" tukas Mishil cepat.

"tidak ada yang repot untuk kekasih sendiri" pernyataan Seokjin menghentikan langkah Mishil seketika. Gadis itu membalikan tubuhnya guna menatap pemuda yang berdiri dibalik meja makan.

"kekasih?" Ulang Mishil merasa ada yang salah dalam ucapan Seokjin.

"iya. Kau menerimaku kemarin" jelas Seokjin singkat, padat dan jelas.

Mishil menyibak surainya kebelakang.

"aku tidak ingat menerimamu" ucap Mishil. Jujur ia tidak ingat apapun kemarin yang ia ingat hanya ia menegak minuman pahit yang menyakiti tenggorokan.

"tapi semalam kau bilang iya. Kau mau menjadi kekasihku"

"kau sendiri yang mengatakan aku mabuk. Jadi jangan kau anggap serius semua ucapanku, semua itu hanya omong kosong saja" Sekertaris Dazai itu pergi setelahnya. Meninggalkan Seokjin yang ingin masih menelaah ucapanya.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang