omake

66 7 16
                                    

💼💼💼

Seokjin baru saja selesai mandi saat sebuah panggilan masuk menarik atensinya. Pemuda diakhir dua puluhan itu mengambil benda persegi pipih disamping tempat tidurnya. Nomer asing membuat Seokjin mengernyit binggung. Seokjin sedikit curiga, mungkinkah itu panggilan dari ssaeng fans. Akhir- akhir ini marak teror dari ssaeng fans.

" Yeoboseo!" Sapa Seokjin dengan suara setenang mungkin.

' ah dengan tuan kim seokjin?' suara wanita dari sebrang membuat Seokjin semakin waspada.

" Ya benar"

' ini aku Shin Hyesoo dari agen properti. Begini, aku ingin menanyakan kelanjutan dari jual beli rumah. Ini sudah bulan ketiga, jadi kau ingin mengambil rumahnya atau kau kembalikan?" Ucap nona Shin membuat Seokjin mendesah lega sekaligus bimbang. Disatu sisi Seokjin lega sang penelepon bukanlah ssaeng fans, namun disisi lain Seokjin binggung harus ia apakan rumah yang baru ia bayar setengah itu?.

Akan sangat percuma jika Seokjin membeli rumah namun tidak ada yang meninggali.

' begini saja kita bertemu untuk dicafe untuk membicarakannya' usul nona Shin yang disetujui oleh pemuda diangguki Seokjin defisif.

" Baiklah aku akan kirimkan lokasinya, kita bertemu satu jam dari sekarang" ucap Seokjin sebelum mengakhiri panggilan.

Pemuda tampan itu menatap lurus kearah jendela kamarnya. Seokjin rasanya tidak ingin kembali ke rumah bercat putih itu lagi. Terlalu banyak kenangan antara dirinya dan Mishil disana. Jujur saja meskipun satu bulan sudah berlalu, Seokjin masih belum bisa move on dari sakit hatinya.

" Hyung!" Panggilan dari arah pintu membuat Seokjin menoleh cepat.

" Hemt, kenapa?" Tanya Seokjin santai. Pemuda itu mengambil beberapa potong pakaian dari dalam almari dan memakainya.

" Aku pinjam charger handphone ya, milik ku tidak tahu ada dimana" ucap Taehyung menancapkan ponselnya pada charger Seokjin.

" Hyung!" Suara lain masuk menginstrupsi.

" Ada apa Jim?" Seokjin tetap fokus pada kegiatannya mengancing kemeja.

" Wow rapi sekali, mau kencan ya hyung?" Tanya Jimin ingin tahu. Jiwa kepo Jimin memang tinggi, bahkan lebih tinggi dari tinggi badanya.

" Tidak"

" Lalu? Oh iya sudah lama aku tidak melihat Mishil, dimana kekasihmu itu?" Taehyung merasa ada yang janggal dengan hyungnya itu.

" Sudah putus" jawab Seokjin dengan mudahnya.

" MWO?" koor member 95 line itu.

" Wah berapa lama hubungan kali ini?" Tanya Taehyung pada Seokjin.

Seokjin mengendikan bahu tak acuh. Ia tidak menghitungnya.

" Kurasa sekitar tiga bulan, yes aku menang! Kemarikan mobil mu Jim!"

" Mobil kepalamu itu! Bukan itu kesepakatan kita, aku akan mentraktirmu mcd selama sebulan!" Percakapan dua pemuda diatas ranjang Seokjin membuat sang pemilik kamar mengernyit binggung.

" Kalian menjadikan hubungan ku sebagai ajang taruhan?" Tanya Seokjin penuh selidik.

" Hehehe iya hyung, aku bertaruh dengan Jimin berapa lama hubungan mu dengan Mishil akan bertahan. Jimin menebak tiga bulan lebih tapi aku bilang sekitar tiga bulan. Dan aku menang" Seokjin menganga mendengar ucapan salah satu dongsaengnya itu.

" Tapikan kau yang menyuruhku putus Tae! Dasar adik kurang ajar!" Kesal Seokjin ingin sekali menenggelamkan adiknya di bathtub.

" Jadi kau yang menghasut Seokjin hyung untuk putus! Kalau begitu taruhan dibatalkan!" Tolak Jimin, batal mentraktir sahabatnya itu.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang