Take #26

50 5 14
                                    

saat Iblis meneteskan air matanya, saat itulah kekuatan jahatnya menghilang

-Dazai Matsumoto

💼💼💼

Suhu yang mendekati nol derajat membuat orang- orang mengeratkan mantel mereka. Jalanan licin membuat banyak penduduk enggan keluar dari peraduan mereka. Terkecuali untuk gadis bermarga Jeon yang semangat melangkahkan tungkainya menuju ruang devisi administrasi dan gudang.

Pikiran Mishil dibuat kalut setelah membaca pengumuman dilobi yang berisi berita keluarnya Dazai dari perusahaan.

Jelas saja kabar itu mengguncang Mishil karena terlalu tiba- tiba. Bahkan saat mereka mengobrol lewat telephon semalam, pemuda itu tidak mengatakan apapun soal ini. Mereka bahkan berencana untuk menghabiskan malam tahun baru bersama di Itaewon.

" Sunbae!" Panggil Mishil. Membuat Dazai menghentikan aksinya memasukan barang kedalam keranjang coklat miliknya.

" Hai! Akhirnya kau datang kemari" sahut Dazai santai. Tidak memperdulikan raut Mishil yang sudah kesal setengah mati.

" Ayo kita bicara!" Mishil menarik pergelangan tangan pemuda oriental itu dan membawanya keluar. Tidak perduli dengan tatapan orang- orang yang memicing penasaran.

Sepertinya Mishil akan digosipkan oleh para karyawan lain hari ini. Namun sekali lagi, Mishil tidak perduli. Toh tidak ada manusia yang bisa lolos dari mulut manusia lainya. Baik buruk seseorang pasti akan dibicarakan.

" Hey, jalanya bisa pelan tidak?" Tanya Dazai yang mulai kualahan mengimbangi langkah hoobaenya.

" Apa- apaan ini? Kau pergi? Kau keluar dari kantor? Kenapa tidak memberitahu ku? Kenapa kau mengambil keputusan seenak mu sendiri?" Cerca Mishil. Memberondong pemuda didepanya dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya.

" Hey hey.... Santai sedikit nona, satu- satu saat bertanya. Kalau kau bertanya seperti itu aku jadi binggung harus menjawab yang mana" Dazai menanggapi santai. Pemuda itu menenggelamkan tanganya kedalam saku celana jeans yang ia kenakan. Pandanganya menelisik wajah gadis yang memerah didepanya.

Dazai mengulum senyum melihat ekspresi yang ditampilkan gadis kesukaanya. Itu adalah jenis ekspresi kesal dibalut rasa khawatir. Sangat menggemaskan.

" Jelaskan padaku! Kenapa kau pindah?" Tuntut Mishil.

" Semalam kau bercerita bahwa kita tidak bisa dekat lagi karena kau khawatir Seokjin akan mendepak ku dari kantor ini. Jadi ku putuskan sebelum Seokjin mendepak ku maka aku akan pergi dari sini. Jadi kita bisa bersama tanpa ada rasa takut dan khawatir"

" Kau bodoh!" Umpat Mishil dengan lugasnya.

" Aku sengaja menghindarimu agar kita tetap bersama disini! Tapi kau merusak rencanaku dan memilih pergi dari sini! HEY APA KAU TAHU BETAPA TAKUTNYA AKU TANPA DIRIMU? KAU YANG MEMBAWAKU KEMARI DAN KAU PERGI BEGITU SAJA? BAGAIMANA DENGANKU? BAGAIMANA NASIBKU SETELAH INI?" Mishil berteriak murka. Suaranya terdengar parau akibat tangis yang tertahan ditenggorokan.

Srat.....

Dazai menarik Mishil masuk kedalam pelukanya. Pemuda asli Jepang itu mengusap punggung ringkih yang menangis sesenggukan dalam dekapanya.

" Kau tahu Mishil, sangat sulit untuk menghindar darimu. Aku lebih baik kehilangan pekerjaan daripada tidak bisa bersamamu" pelukan semakin erat.

Mishil hanya diam mendengarkan ucapan sunbaenya. Jujur saya Mishil kehilangan kepercayaan diri saat tidak ada Dazai. Pemuda itu yang dulu membawanya, melindunginya dari orang- orang berniat buruk padanya. Dazai pulalah yang selalu menghiburnya saat hidup terasa sulit. Dan sekarang bagaimana hidupnya setelah tidak ada Dazai? Kemana dia akan meminta pertolongan saat orang lain menjatuhkanya? Kemana dia akan mengadu saat karyawan lain menindasnya? Dan siapa yang akan menghiburnya saat ia bosan?.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang