Take #30

86 7 45
                                    

MEMANG SEHARUSNYA SEORANG PECUNDANG JATUH BERSAMA SEORANG PENGKHIANAT! MAKA DENGAN BEGITU AKU TELAH MENYATUKAN DUA ORANG YANG TEPAT

-Kim Seokjin

💼💼💼

Bugh....

Bugh....

Bugh.....

Suara pukulan dan tendangan memenuhi gang sempit disana. Mishil sudah bertarung habis- habisan mengerahkan seluruh tenaganya. Tiga lawan satu tidak terdengar adil bukan?.

Cuih....

Mishil meludah saat merasakan cairan seperti besi berkarat memenuhi indra perasanya.

" Bangsat" umpat gadis muda itu dengan lancarnya saat rahangnya terkena pukulan salah satu pemuda disana.

" Pegang dia!" Titah pemuda berjaket coklat.

Bugh....

Mishil berhasil menendang ulu hati pemuda yang akan memukulnya. Satu pemuda tumbang memegangi perutnya.

" Kenapa diam saja! Cepat tangkap gadis itu!" Mendengar komando dari pemimpinya, dua pemuda lain maju menyerang Mishil. Gadis muda itu mundur beberapa langkah sebelum berlari cepat menjadikan dinding yang berdiri tegak disisi kirinya sebagai pijakan sebelum melayangkan tendangan dikepala salah satu pemuda disana.

" Haish!" Desis pemuda yang terkena tendangan.

Srat....

Bugh.....

Satu pukulan dibawah rusuk menyebabkan pemuda yang menyimpan dendam pada Mishil tumbang ketanah.

" Payah kalian!" Maki pemimpin para preman.

" Mishil!" Panggilan dari arah belakang membuat Mishil menoleh cepat.

" Yak sedang apa kau disini? Pergi!" Usir Mishil pada kekasihnya yang berdiri beberapa langkah darinya.

" Woah tambah lagi satu pemain" pimpinan preman itu menyeringai senang.

" Urusanmu denganku! Ayo maju!" Tantang Mishil masih dengan nyali yang besar.

" Ayo serang bersama!" Dua pemuda lain maju bersama sang pemimpin berniat mengeroyok Mishil.

Tidak tinggal diam, Mishil mengambil tongkat didekat tempat sampat. Digunakanya tongkat itu untuk memukul kepala musuhnya.

Tidak hanya mengandalkan tongkatnya, Mishil juga aktif menendang musuh yang berada dalam jangkauanya.

Seokjin sibuk dengan ponselnya mencoba menghubungi polisi. Urusan seperti ini harus ditangani pihak berwajib.

Brak....

" Aarrggg!" Ringis Mishil saat tubuhnya ditendang menghantam tempat sampah.

" MISHIL!"

" AKU TIDAK APA-APA! PERGILAH, DAN JANGAN COBA- COBA UNTUK IKUT BERTARUNG!" Peringat Mishil sebelum berdiri. Tatapanya menggelap, ia sudah muak dengan permainan tak berujung ini.

Mishil maju dan menyahut leher pemuda yang sudah menendangnya. Dicekiknya leher pemuda yang lebih besar darinya itu dengan bringas.

Brak....

Suara seorang preman yang ditendang jatuh hingga menghantam tembok.

" Ku peringatkan untuk mundur sekarang atau kupatahkan leher ketua kalian!" Ancam Mishil tidak main-main. Ketiga anak buah preman disana menatap bos mereka menunggu komando.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang