Fifteenth: Lie

76 12 6
                                    

"Dimana aku?"

Irene memegangi kepalanya, dia terbangun dari tidurnya dengan badannya yang masih lemas sehingga ia tidak bisa bangkit dari tidurnya. Lalu Irene merasakan ada yang berbeda pada tangan kirinya. Ia menoleh dan melihat bahwa Yoongi tertidur dalam posisi duduk dengan menggenggam tangannya.

"Yoongi?"

Irene berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi tiba-tiba seseorang mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangannya. Ternyata itu seorang perawat datang untuk mengecek keadaannya.

"Anda sudah sadar rupanya", ucapnya dengan ramah. Irene membalasnya dengan tersenyum tipis.

Tiba - tiba kepala Yoongi bergerak, sepertinya tidurnya terusik. Yoongi perlahan menegakkan kepalanya dan matanya berusaha untuk menyesuaikan dengan pencahayaan di sekitarnya. Tidak sengaja matanya melihat ke arah Irene yang sudah dalam posisi duduk di atas ranjangnya. Yoongi segera bangkit dari posisinya lalu mengalihkan seluruh atensinya pada Irene.

"Kamu baik-baik saja? Apa masih ada yang sakit? Katakan pada saya?" cecarnya.

"Saya sudah lebih baik", balas Irene dengan lembut.

Irene merasa tersentuh dengan perhatian Yoongi terhadapnya. Cara pemuda itu bertanya penuh  kekhawatiran padanya sungguh di luar dugaan.

"Permisi, Pak. Saya akan mengecek keadaan pasien dulu"

Yoongi sedikit terkejut mengetahui bahwa ada seseorang di belakangnya. Ia pun berdiri lalu memberi ruang kepada perawat untuk memeriksa Irene.

"Oh, baiklah silahkan"

Setelah memeriksa Irene dan sebelum pergi meninggalkan ruangan itu, perawat berkata, "Pak, sebaiknya Anda mengganti pakaian Anda yang basah. Nanti Anda bisa sakit dan tidak bisa menjaga kekasih Anda. Saya permisi."

Lalu perawat itu meninggalkan ruangan yang menyisakan Yoongi dengan perasaan canggung begitu juga dengan Irene. Untuk mencairkan suasana Yoongi berdehem lalu berkata," Saya rasa perawat itu salah, pakaian saya sudah tidak sebasah sebelumnya".
Yoongi memperhatikan penampilannya dengan pakaian yang hampir setengah mengering di badannya. Irene juga turut memperhatikan pakaian Yoongi. Ia ingin mengatakan sesuatu pada Yoongi tetapi lidahnya tertahan.

Tanpa memperdulikan dirinya Yoongi kembali ke posisinya berada di dekat Irene.

"Apa kamu lapar? Ada sesuatu yang ingin kamu makan?", tanyanya.

"Iya, saya lapar. Makanan apa saja boleh"

Yoongi senang mendengar jawaban Irene yang tidak menolak memberikan asupan gizi untuk tubuhnya. Sebab biasanya orang sakit tidak mau makan sehingga harus dipaksa untuk makan.

"Baiklah, saya akan memesan makanan untukmu"

Yoongi mulai mengetik sesuatu di handphonenya, dia akan memesan secara online tetapi terhenti sejenak karena Irene memanggilnya.

"Ada apa?"

"Sebaiknya Yoongi pulang saja dulu untuk berganti pakaian. Saya takut perkataan perawat itu benar"

"Tidak, saya tidak apa-apa. Nanti saja, saya akan minta Taehyung untuk mengantar pakaian saya"

"Tapi-", ucapan Irene menggantung. Entah mengapa ia tidak suka Yoongi menganggap sepele keadaannya. Irene begitu khawatir, dia tidak mau Yoongi berakhir seperti dirinya.

Yoongi melihat Irene yang terus memperhatikan penampilannya dengan perasaan tidak tenang. Yoongi akhirnya berkata, "Baiklah, saya akan segera meminta Taehyung untuk segera membawa pakaian saya kemari. Kamu tidak perlu khawatir"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang