Pemuda itu menjulurkan tangannya tepat di depan wajah Irene. Meminta untuk menemaninya berdansa, namun Irene hanya terdiam, tepatnya mematung di tempat.
"Ma... maaf tapi aku tidak bisa berdansa", tolaknya secara halus setelah beberapa detik tersadar.
"Kalau begitu kau bisa sekaligus belajar Nona", ujarnya lagi.
Irene memang tidak bisa berdansa. Ia bukannya tidak mau menerima ajakan pemuda itu tetapi ia benar-benar tidak bisa berdansa. Ia akan mempermalukan pemuda itu dan tentunya dirinya sendiri.
"Ayolah, Nona. Tidak ada perempuan cantik lain yang bisa ku ajak selain dirimu", bujuknya lagi.
Apa? Apa maksudnya itu? Begitu banyak perempuan cantik di ruangan ini, tetapi kenapa dia memilihku? Akan tetapi melihat wajah memohon pemuda dihadapannya ini membuat Irene tidak enak hati dan akhirnya menerima tawaran pemuda itu dengan menyambut tangannya.
Keduanya berjalan menuju lantai dansa. Irene bingung bagaimana memulainya, lantas si pemuda menuntun Irene untuk meletakkan kedua tangannya pada bahu pemuda itu dan tangan si pemuda sudah diletakkannya pada pinggul Irene, yang membuatnya sedikit risih. Lalu pemuda itu mulai melangkah perlahan, ia mengiring langkah Irene dalam dansa keduanya.
Disisi lain, Yoongi melangkah kembali menuju meja tempat Irene berada sebelumnya. Namun, Yoongi tidak mendapati gadis itu disana. Yoongi pun menjadi tambah panik ketika tidak mendapati keberadaan Irene di sekitar meja itu. Kemudian dengan tenang ia mengeluarkan handphone nya dan menghubungi Irene.
"Halo, Irene, kamu dimana?"
Halo Yoongi, saya ada didekat meja minuman
"Tunggu disana, saya segera kesana",
Setelah panggilan dari Yoongi terputus, Irene merasa bersalah karena pergi meninggalkan tempat sebelumnya tanpa memberitahu Yoongi. Pasti Yoongi sedang mencari-carinya, untung saja mereka sudah bertukar nomor telepon sebelumnya jadi tidak merasa kesulitan untuk menghubungi satu sama lain.
"Nona, ingin minumannya?," tawar seorang pelayan dengan nampan berisi gelas penuh cairan berwarna merah pekat yang lewat di belakangnya.
Tanpa ragu Irene mengambil satu gelas, kemudian pelayan itu berlalu. Ia meminum cairan itu sedikit dan lidahnya merasakan manis dan pahit bergantian. Sepertinya ia menyukainya lalu tanpa pikir panjang ia langsung meminum habis seisi gelas itu. Meskipun rasanya sedikit aneh tapi baginya rasa minuman itu sangat unik.
Yoongi sudah berada di tempat yang Irene maksudkan tetapi gadis itu tidak ada disana. Lalu Yoongi kembali menghubungi Irene, nadanya tersambung tetapi panggilannya tidak diterima. Tanpa pikir panjang Yoongi mencari di sekitar tempat itu, bahkan ia masuk dalam kerumunan orang-orang yang tengah berdansa namun tetap tidak menemukannya.
Yoongi kembali panik, ia mengedarkan matanya ke seluruh sudut ruangan sampai ia melihat sesuatu. Mata Yoongi menangkap siluet seorang wanita berdiri di balkon. Gaun wanita itu sama seperti yang dikenakan Irene. Tanpa pikir panjang Yoongi mendekatinya. Ia menyentuh bahu wanita itu sehingga wanita itu berbalik dan memang benar itu Irene.
"Yoongi, selamat kamu menemukanku", ucap Irene dibarengi dengan tepuk tangan dan senyum yang lebar. Senyuman Irene yang baru pertama kali dilihat Yoongi.
Ada apa dengannya?
Irene bertingkah tidak seperti biasanya, ia seperti tidak bisa mengendalikan dirinya, seperti orang mabuk. Nada bicaranya aneh tidak seperti dirinya.
"Pestanya sangaaaat ramai.." ujarnya sambil merentangkan tangannya seolah-olah menunjukkan betapa banyaknya orang di pesta itu.
"...tapi sayang, aku merasa kesepian", tambahnya lagi yang kini melipat tangannya, memeluk tubuhnya sendiri menunjukkan kesepian yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
FanfictionMenjalani hidup yang tidak ingin kau jalani. Semuanya terasa berat sampai kau tak sanggup untuk menjalaninya. Berharap menemukan seseorang sebagai tempat untuk tertawa, menangis, bahkan melampiaskan kemarahanmu. Sampai kau tersadar bahwa semua orang...