Lama Irene masih berdiri di tempatnya dengan keranjang kue yang semakin erat digenggam kedua tangannya.Tap... Tap.. Tap...
Suara langkah kaki mendekat membuat jantung Irene memburu. Irene sangat gugup sampai genggaman pada keranjang kuenya semakin kuat.
"Rene?"
Eh?.. Seokjin...?
Irene mengangkat wajahnya dan benar saja itu Seokjin.
"Rene, masih disini?"
"Ah..iya.. aku pamit pulang, ya."
Saat hendak keluar cafe, sekilas ia menelusuri setiap meja yang ada dan mendapati Yoongi sudah duduk di salah satu kursi.
Apa yang kau harapkan, Irene?
Kling... Kling...
Angin malam menemani langkah Irene dalam perjalanan pulang. Udara yang begitu lembab ditambah langit yang warnanya lebih gelap dari biasanya tanpa adanya kelap-kelip bintang yang menandakan akan turunnya hujan. Namun bukannya bergegas melangkah pulang, Irene justru berjalan perlahan sambil memikirkan hal yang tidak tahu mengapa terus berkutat di kepalanya setelah beberapa saat keluar dari cafe milik Kim Seokjin. Irene kebingungan akan pikirannya sendiri yang tadinya mengharapkan Yoongi akan menyapanya atau menanyakan kabar karena sudah seminggu ini mereka tidak bertemu.
Tes... Tes... Tes...
Beberapa rintik hujan turun yang kemudian seketika berubah menjadi hujan lebat sehingga membuat Irene spontan berlari. Sambil berlari kepala Irene menoleh kesana kemari mencari tempat yang sekiranya melindunginya dari hujan lebat ini. Mata Irene pun melihat sebuah pondok kayu kecil di bawah pohon besar tinggi tepat di seberang jalan dimana ia sekarang berada. Tanpa berlama-lama Irene langsung berlari menuju pondok tersebut.
"Ya ampun.. seragamku basah semua," ucapnya sambil sesekali menepuk-nepuk baju serta roknya yang basah.
Irene melihat jam di tangannya telah menunjukkan jam 18.32 . Irene menghela napas dengan berat. Menunggu hujan sungguh membosankan terlebih lagi jalanan sungguh sepi. Walaupun ini jalanan umum yang biasanya ramai dilalui kendaraan, tetapi entah kenapa kali ini berbeda sekali atau mungkin karena ini pertama kalinya bagi Irene berteduh di tempat lain selain di rumahnya sendiri. Biasanya dia akan menerobos hujan, tapi kali ini Irene memilih untuk menunggu karena hujannya sungguh lebat ditambah jarak menuju rumahnya masih jauh.
Berapa lama lagi aku menunggu ?
19.18
"Sudah lebih setengah jam."
"Mengapa hujan ini tidak juga berhenti?" Irene mulai kesal. Rasanya lelah sekali hanya untuk menunggu hujan saja. Memang hujannya sudah mulai reda namun masih masuk kategori 'hujan lebat'.Tin... Tin..
Sebuah mobil berhenti tepat di depan Irene. Mobil tersebut tidak asing bagi Irene tetapi dia tidak bisa mengingat mobil siapa itu. Kemudian keluarlah seorang pemuda yang sedari tadi memenuhi pikirannya. Yoongi berlari menghampiri Irene dengan jaket yang melindungi kepalanya. Mata Irene melihat semua gerak gerik Yoongi sampai tersadar bahwa pemuda tersebut sudah berada di depannya dengan jarak yang cukup dekat."Kenapa bisa disini?"
Pertanyaan yang keluar dari bibir pemuda tersebut menyadarkan Irene.
"Sa.. saya ingin pulang ke rumah, tiba-tiba.. hujan turun, jadi s-saya menunggu hujan reda."
Irene hanya bisa menunduk sambil menetralkan jantungnya yang berdetak dengan cepat. Irene tidak berani menatap mata Yoongi.
"Kalau begitu, saya antar kamu pulang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Fiksi PenggemarMenjalani hidup yang tidak ingin kau jalani. Semuanya terasa berat sampai kau tak sanggup untuk menjalaninya. Berharap menemukan seseorang sebagai tempat untuk tertawa, menangis, bahkan melampiaskan kemarahanmu. Sampai kau tersadar bahwa semua orang...