Seventh: Care

123 28 8
                                    

"Irene?"

Irene menegakkan kepalanya, menatap seseorang yang memanggil namanya. Irene terkejut mendapati Yoongi berdiri di depan pintu.

Irene memperhatikan Yoongi masih lengkap dengan setelan jas yang tadi pagi dilihatnya, tetapi kali ini penampilannya sedikit berantakan. Kemeja kusut dengan dasi yang sedikit miring ke kanan. Selain itu Irene menangkap wajah Yoongi yang kelelahan.

Mengapa dia tidak pulang ke rumah dulu?

Ingin sekali Irene menanyakannya, hanya saja ia tidak memiliki keberanian.

Yoongi melangkah mendekati Irene hingga tersisa hanya beberapa langkah dari tempat Irene berdiri.

"Kenapa kamu disini? Bukannya kamu masih kurang sehat?"

Irene menangkap sedikit nada khawatir dari kalimat yang keluar dari bibir Yoongi. Begitu pun dari sorot kedua matanya.

"Sa..saya sudah tidak apa-apa."

Seokjin yang sedari tadi diam memperhatikan keduanya dari balik etalase kemudian melangkah menghampiri mereka berdua.

"Ada apa?"

Kedua orang yang dihampiri Seokjin menatap kearahnnya.

"Tidak ada apa-apa," jawab Yoongi sedangkan Irene hanya diam.

"Kalian membicarakan aku, ya?"

Yoongi dengan cepat menjawab pertanyaan Seokjin bahwa mereka tidak membicarakannya. Kemudian Yoongi meminta agar Seokjin membuatkan pesanan yang biasa dipesannya namun kali ini dibungkus untuk dibawa pulang.

"Kamu sekarang ingin pulang?"

"Iya"

Perasaan canggung meliputi Irene ditambah kakinya tidak ingin beranjak dari tempatnya, padahal sebelumnya ia ingin langsung pulang.

Irene merasa bimbang, sebagian dirinya ingin Yoongi menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang tetapi di sisi lain ia tidak ingin merepotkan Yoongi.

"Ini pesanannya. Tidak biasanya minta dibungkus?" ucap Seokjin dengan bungkusan cokelat di tangannya.

"Terima kasih. Aku ingin mengerjakan sisa pekerjaanku di rumah," jawab Yoongi mengambil pesanannya lalu menyerahkan beberapa lembar uang.

"Aku pamit pulang, Seokjin-ssi dan Yoongi," ucap Irene sedikit membungkuk.

Ketika Irene hendak melangkahkan kakinya, gerakannya terhenti ketika dirasanya pergelangan tangannya dipegang seseorang.

"Biar saya antar, saya juga ingin pulang," ucap Yoongi.

"Bukannya rumah Yoongi berbeda arah?"

"Tidak apa-apa."

Akhirnya seperti biasa Irene menerima tawaran Yoongi untuk mengantarnya pulang.

"Apa benar kamu sudah baikan?"

"Iya, saya sudah merasa lebih baik"

Pembicaraan pun terhenti dan kini mereka tengah menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Irene ingin berbicara lebih banyak dengan Yoongi, tetapi ia tidak tahu topik apa yang harus dibicarakan di antara mereka.

Jika Irene secara tiba-tiba bertanya mengenai hal-hal pribadi Yoongi, ia takut membuat Yoongi tidak nyaman dan tersinggung. Walaupun Irene akui sebenarnya Yoongi bukanlah orang yang memiliki kepribadian seperti itu.

Setelah lampu lalu lintas berubah dan mobil melaju, Yoongi pun bersuara.

"Ah.. saya baru ingat. Seragammu.," ujar Yoongi dengan tangan yang masih sibuk mengendalikan setir.

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang