Semenjak kedatangan Dika membuat Meva semakin menjauh darinya, itulah yang dirasakan Devan. Dia semakin merasa sulit untuk mendapatkan hati Meva karena wanita itu terus menjauh dan lebih memilih bersama Dika.
Tapi Devan tidak akan berhenti begitu saja karena masih ada peluang meskipun sedikit. Dia akan terus berjuang untuk mendapatkan hati Meva kembali.
Maka saat inilah Devan tengah berada didapur di apartment miliknya dengan bahan makanan yang beberapa saat lalu ia beli. Ia mencoba mengajak Meva untuk makan malam berdua di rumah Meva selagi Arlan bersama Orang taunya untuk beberapa hari.
Sebelumnya ia sudah menelpon Meva untuk bertanya apakah Meva mau makan malam dengannya selepas pulang dia bekerja dan tanpa ia disangka Meva menerima ajakkannya untuk makan malam bersama. Devan merasa sangat senang dan antusias.
Hanya dengan berbekal video tutorial makanan diponselnya, Devan mengikuti semua arahan yang diberikan dari video itu dengan teliti.
"Argh"
Ringisan Devan terdengar saat jari nya tidak sengaja terkena irisan pisau saat memotong wortel. Devan menghisap darah yang keluar lumayan banyak. Segera diambilnya kotak P3K dan melapisi lukanya dengan plester luka.
Setelah itu Devan kembali sibuk dengan kegiatannya. Segala pertempuran dengan minyak panas dan pisau Devan lakukan.
Selang waktu yang cukup lama, Devan bernapas lega karena tiga menu makanan sudah selesai ia buat. Walau tidak terlalu puas karena hasil masakannya tidak sebagus yang ia kira karena ini pengalaman pertamanya ia memasak.
Telur dadar yang hampir gosong, ayam asam manis yang potongan ayamnya kebesaran dan sedikit keasinan dengan saus yang encer, sop merah yang terlalu banyak kuah yang asin. Tapi setidaknya dia sudah berusaha keras untuk membuatnya.
Devan meletakkan hasil pertempurannya didapur itu ke dalam kotak makanan dan memasukkannya ke dalam paper bag ukuran sedang.
Setelah semua selesai, Devan segera melangkah masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap - siap pergi ke rumah Meva.
*
*
*
Mobil berwarna putih milik Devan berhenti didepan rumah Meva. Pintu kemudi mobil itu terbuka, Devan keluar dengan menenteng paper bag yang berisi makanan itu dan berjalan memasuki area perkarangan rumah kecil itu.
Mengetuk pintu tersebut dan menunggu pintu terbuka dari dalam. Tapi selang satu menit, pintu itu tidak kunjung terbuka dan membuat Devan kembali mengetuk lebih keras karena mungkin tadi tidak terdengar. Tapi masih tetap sama, tidak ada respon dari dalam. Devan tidak mendengar apapun.
"Apa Meva belum pulang?" gumam Devan pada dirinya sendiri sambil melirik ke arah jam tangan yang terpasang di pergelangan kirinya.
Jam kerja Meva sudah berakhir 10 menit yang lalu. Apa dia yang terlalu cepat?
"Aku rasa aku terlalu bersemangat" kekeh Devan dan memutuskan untuk menunggu Meva pulang di kursi kayu yang diletakkan di teras rumah, mungkin saja Meva sedang dalam perjalanan.
Dengan ditemani hawa dingin malam, Devan menunggu Meva hingga memakan waktu satu jam. Devan bahkan sesekali bermondar-mandir hanya untuk menghilangkan bosan karena duduk terlalu lama. Makanannya pun sudah dingin tapi Devan biarkan karena bisa dihangatkan kembali saat di dalam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST [Terbit E-Book]✔
General Fiction[E-Book bisa dibeli di GooglePlay/PlayBook^^] Meva Salsabila diusir oleh suaminya dalam keadaan hamil muda yang bahkan tidak diketahui oleh suaminya, Devano Xavier dan juga keluarga pria itu. Hanya karena kesalahan yang tak pernah Meva lakukan, suam...