Di sebuah kamar yang sudah didekorasi dengan cantik oleh kain putih dan emas serta hiasan perak, terdapat seorang wanita yang duduk di depan meja rias dengan baju pengantin putih gading yang melekat di tubuh rampingnya
Wajah cantik yang sudah diberi riasan tipis tak menutupi kecantikan alami wanita itu. Rambut yang sudah di tata begitu indah dan tak lupa hiasan cantik menempel di rambut hitam legamnya itu.
Hari ini adalah hari yang paling bersejarah baginya karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan pria yang dia cintai setelah satu bulan lalu dilamar dengan romantisnya.
Meva Salsabila, memandang wajahnya di depan cermin dengan senyuman cantik yang terlukis. Ia sangat bahagia karena beberapa menit lagi ia akan menyandang status seorang istri dari Devano Xavier.
Ia dan Devan sebenarnya bukanlah kekasih tapi mereka selalu bersama sejak satu tahu mereka bertemu hingga karena kebersamaan itu menimbulkan benih - benih cinta di antara mereka. Dengan keberanian yang besar Devon melamarnya ditepi pantai dengan matahari terbenam yang menjadi saksi meskipun pria itu tahu jika dia yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan.
Sangat berbeda dengan Devan yang memang terlahir dari keluarga yang terpandang dan dihormati, memiliki segalanya, uang, kekuasan, ketampanan dan juga cinta dan itu sudah menjadi takdirnya.
Tapi hal itu tidak dipedulikan oleh Devan karena rasa cintanya pada Meva. Berusaha keras Meva menerimanya dan itu berhasil seperti yang dilihat sekarang ini.
"Meva.."
Pintu kamar itu terbuka yang menampilkan wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik itu, dia adalah ibu dari Devano Xavier, Sarrah Almitha Xavier. Calon mertuanya.
Sarrah melangkah menghampiri sang calon menantu, senyuman diwajah yang masih terlihat cantik itu terlukis.
"Menantu Mama sangat cantik"
Meva tersenyum malu mendengar pujian itu. Sarrah terkekeh melihat tingkah malu menantunya.
Ia tak menyangka putra tunggalnya akan menikah hari ini dengan wanita pilihannya sendiri. Ia turut bahagia saat melihat putranya begitu bersemangat menyambut hari ini.
Semoga Devan tidak salah memilih Meva sebagai istrinya, karena saat pertama kali melihat Meva ia tahu jika Meva adalah orang yang baik.
"Terimakasih atas pujiannya, Ma. Aku sangat bahagia hari ini" Mata Meva mulai berkaca - kaca.
"Eh, jangan menangis.. bisa rusak riasanmu sayang." Sarrah buru - buru memberikan sehelai tissu dan segara diterima oleh Meva.
"Mama mengerti kau bahagia, nak. Semoga kau bahagia selalu setelah ini dan juga selalu mencintai Devan, Meva"
"Pasti, Ma. Aku janji sama Mama akan selalu mencintai Mas Devan sampai maut memisahkan kita."
Sarrah merangkul menantunya dengan penuh kasih sayang. Ia senang mendengar hal itu.
*
*
*
Penikahan Devan dan Meva berjalan dengan lancar dan mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri. Mereka sekarang tengah menyambut para tamu yang memberi selamat pada mereka.
Senyum bahagia tak lepas dari keduanya membuktikan jika mereka sangatlah bahagia.
"Selamat untuk kalian Devan, Meva"
Seorang pria dan juga seorang wanita hamil tujuh bulan menghampiri mereka. Itu kakak sepupu Devan dari ayahnya, Gibran Aldena Xavier dan juga istrinya yang merangkul lengan suaminya, Jihan Misha Xavier.
"Terimakasih Bang"
"Terimakasih Kak"
Devan dan Mevan menyambut uluran tangan Gibran dan juga Jihan.
"Bahagia selalu ya, dan... segera menyusulku untuk mendapatkan momongan" Goda Jihan kepada dua insan itu sambil mengelus perut besarnya.
Yang di goda hanya tertawa kecil. "Tenang saja, Mbak. Itu pasti ku lakukan dengan sekuat tenaga, iya kan sayang?"
Meva hanya menunduk menyembunyikan rona merah dikedua pipinya dan itu membuat ketiganya tertawa melihatnya.
Tanpa mereka sadari itu semua tak luput dari mata yang memandang mereka tajam. Seorang wanita dengan dress putih di atas lututnnya mengepal kedua tangannya geram.
Ia tidak suka melihat mereka tertawa seperti itu, terlebih pada mempelai wanitanya. Ia menatap Meva dengan tatapan benci. Ia tak rela dengan semua ini.
Kau merebut Devan dari ku. Devan hanya milikku dan hanya aku yang boleh bersama Devan. Tidak boleh siapapun termasuk dirimu Meva. Lihat saja nanti!
Wanita itu melenggang pergi dengan amarah yang menyelimuti hatinya. Ia tak akan membiarkan ini terus berlanjut.
Devan dan Meva kini sedang berbincang dengan keluarga sesekali mereka tertawa tanpa menyadari akan ada bahaya yang bisa merusak rumah tangga mereka.
*
*
*
Mohon Maaf QReaders^^
Sebagian chapter sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan e-book^^
*
*
*
TBC
Cerita baru.. hehehe..
Untuk konflik cerita ini mungkin akan datang di chap dua atau tiga tergantung dari akunya.
Jdi di tunggu aja^^
Vote+Comment ya^^
AlifalQur_
4 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST [Terbit E-Book]✔
सामान्य साहित्य[E-Book bisa dibeli di GooglePlay/PlayBook^^] Meva Salsabila diusir oleh suaminya dalam keadaan hamil muda yang bahkan tidak diketahui oleh suaminya, Devano Xavier dan juga keluarga pria itu. Hanya karena kesalahan yang tak pernah Meva lakukan, suam...