7

23.8K 1.1K 18
                                        

Arlan sekarang sedang bermain dengan teman - temannya di depan kelas dengan sesekali bercerita banyak hal bermacam - macam yang sewajarnya untuk pembicaraan anak - anak.


"Kalian tahu tidak? Kemarin Papaku pulang dari luar negeri dan dia bawa hadiah mainan ini buat aku. Bagus kan?" 

Seorang anak laki - laki menunjukkan mainan robot yang cukup besar dan mewah pada teman - temannya. Teman - temannya memandang takjub robot itu dan sesekali berdecak kagum.


"Iya bagus... Pasti Mahal ya, Rehan?" sahut anak perempuan berkuncir dua.


"Iya dong. Ini kan dari luar negeri. Papaku setiap pulang kerja selalu membelikanku mainan. Papa itu sayang banget sama aku dan aku juga sayang Papa"

Biasa.. Namanya juga anak kecill...


"Ayahku setiap libur bekerja selalu mengajakku bermain di rumah, meskipun Ayah punya pekerjaan banyak tapi Ayahku selalu ada waktu untukku. Kita bermain kejar - kejaran, main tangkap bola, Ayah juga tidak keberatan saat bermain boneka denganku. Itu sangat menyenangkan." Anak perempuan berkuncir dua itu berkata sambil membayangkan hal itu dengan ayahnya.


"Aku juga. Dan hari Minggu kemarin Papa mengajakku berlibur ke pantai. Papa, Mama, Aku, Kakek dan Nenek pun ikut. Aku sama Papa bermain air disana, kita juga berenang bersama tapi aku tidak bisa berenang dan Papaku menuntunku berenang. Papa bahkan menyewa kapal kecil karena aku ingin ke tengah pantai."

Anak bertubuh timbuh itu ikut menimbrung teman - temannya.


Arlan hanya mendengarkan cerita dari ketiga temannnya itu. Membayangkan betapa menyenangkannya cerita mereka. 

Lalu matanya teralihkan pada robot yang sedang ia pegang. Warna robotnya sudah mulai pudar bahkan ada beberapa bagian yang sudah terlepas tapi sudah diperbaiki oleh Bundanya dengan lem lengket. 

Wajar saja, itu mainan pertama yang Meva belikan karena saat itu dia mendapat bonus dari gajinya saat Arlan berusia tiga tahun. Karena Arlan selalu mendapat mainan bekas dari para tetangga.


Ia tak bisa menceritakan apapun kepada teman - temannya meskipun dia ingin. Arlan tidak punya kenangan apapun dengan Ayahnya. Bunda dan Ayahnya sudah berpisah sebelum dia lahir.

Arlan hanya menghabiskan waktunya dirumah karena Meva yang sibuk akan pekerjaannya. Meskipun Meva selalu ada waktu untuknya, tapi dia juga tetap seorang anak yang ingin merasakan waktu bersama Ayahnya.

Ia sangat ingin sekali membanggakan Ayahnya tapi dia sendiri tidak tahu bagaimana rupa Ayahnya karena Bundanya selalu berkata jika Ayahnya jauh dari tempatnya disini setiap kali ia bertanya. Ayahnya pun tak pernah pulang untuk menjenguknya. Apa Ayahnya tidak merindukannya?


*


*


*

Mohon Maaf

Sebagian chap dihapus untuk kepentingan penerbitan ^^

*


*


*

TBC

Sorry for Typo~


Gimana?>.<

Utk chap ini,, itu dulu yaa.. heheh..


Oh ya.. Tak lama lagi rahasia Lea akan terbongkar nih🌚🌚 Kemungkinan di chap 8 atau gk chap 9.. 

Dan ada kejutan juga yang menanti kalian.. wkwkwk..


Vote+Comment yaa^^

Follow juga gpp wkwk..


See you next chap👀👀


AlifalQur_

15 Desember 2020

TRUST [Terbit E-Book]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang