ASKARA
Oleh vanteland•
[] Romance - Humor []
Jihan Amaya tidak pernah absen untuk menyebut dirinya sendiri seorang pecundang yang tak pernah berguna semasa hidupnya. Setidaknya itu berlaku hingga kehadiran seorang laki-laki penyabar yang menyembunyikan sejuta luka dihidupnya.Olehnya, Jihan disadarkan akan betapa menyedihkannya untuk bertahan disaat tidak ada yang mengharapkan kehadirannya. Darinya, Jihan mengerti tak selamanya dunia ini akan adil.
Jihan ingin memeluknya, Jihan ingin menjadi askaranya, dan Jihan ingin dia kembali.
─§─
Kembali untuk bersibuk diri dengan realitas yang pahit sering dijadikan alasan sebagian orang untuk membenci hari Senin. Saat ini, Jalanan di Alun-Alun Kota Bandung sudah mulai remangremang, menandakan tibanya sebuah waktu yang sangat dinantikan di penghujung kesibukan hari ini─ya, pulang.
Tetapi istilah tersebut tidak berlaku untuk seorang Haikal Bagaskara. Bahkan ini sudah lewat beberapa jam yang lalu setelah bel pulang sekolahnya berhenti, namun dirinya masih h UiTMarus berkutat dengan kostum badut yang pengap dan panas berbentuk beruang Rilakkuma itu.
Setelah tiga jam dipenuhi sesak napas dan kepanasan, Haikal memutuskan untuk duduk sejenak, melepas penutup kepala badutnya, serta menyeka keringatnya yang mengucur deras.
Hingga seseorang berjalan ke arahnya membawa sebuah amplop yang sudah dapat dipastikan berisikan upah hasil kerjanya.
"Haikal, ini Mang Engkus lebihkan sedikit, buat beli jajanan untuk Kanaya, ya?" tutur Mang Engkus sembari menyodorkan amplop tersebut.
"Wah! Hatur nuhun Mang Engkus!"
Mang Engkus mengangguk tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan Haikal untuk kembali melayani pelanggannya.
Haikal tersenyum senang menatap upah hasil kerja kerasnya hari ini, begitu senang hingga Ia melupakan rasa panas dan sesak akibat kostum badutnya yang tebal dan pengap. Ia berjalan menuju halte bus Trans Metro Bandung, berniat untuk pulang ke rumah.
Namun sangat disayangkan, nasib buruk menimpanya. Seorang lelaki tak dikenal menyerobot amplopnya.
Haikal dengan segera mengejarnya, sembari sesekali berteriak meminta tolong orang sekitar untuk membantunya menangkap pencuri itu,
“Tolong balikin! Itu untuk adikku! Kumohon, setidaknya biarkan aku sekali saja menjadi kakak yang baik untuknya”
Tidak seorang pun menolongnya, mereka yang berlalu-lalang hanya bisa menepi, menjauh, dan menyaksikannya kemudian menghiraukannya. Mereka menatapnya seolah berpikiran bahwa membantu seorang badut dari pencuri bukanlah hal yang penting─atau justru hina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gempita Shastra
General FictionSELAMAT DATANG di GEMPITA SHASTRA! Gempita Shastra adalah salah satu mahakarya dari anggota Black Pandora Club. Di sini kalian akan menemukan banyak cerita pendek dengan genre yang beragam. Mulai dari manis pahitnya romance, thriller yang menegangka...