[] Mata Rantai • 2

30 7 0
                                    

Mata Rantai
Oleh  ShiroKuro_11

[] Historical - Horror []

[] Historical - Horror []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1998

Para anggota Neraca berkumpul menghadiri pernikahan sederhana dari pemimpin mereka, Ayu, dengan Wisnu. Mereka semua terlihat bahagia di sana. Dalam waktu satu setengah bulan dari pertemuan awal mereka, Wisnu dapat mencuri hati wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya itu.

Pada mulanya, saat Wisnu mengutarakan seluruh perasaannya, dirinya tak berharap banyak kalau Ayu akan mengiyakan. Namun, begitu Ayu menerima perasaannya ia merasa begitu bahagia. Cintanya berbalas. “Ayo foto bersama!” teriak seseorang berkemeja putih  yang tampak membawa sebuah kamera.

Dia adalah Anton, salah satu jurnalis yang akhirnya tertarik meliput kegiatan Neraca lebih lanjut setelah sejak berdiri setahun lalu tak ada satu pun yang tertarik membuat berita soal organisasi ini.

Mereka semua berkumpul mengerubungi mempelai pria dan wanita di sana. Tyas dan Satria ada di sisi kanan dan kiri pasangan pengantin baru itu. Sekitar 2 jam kemudian orang-orang sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. Mereka tak perlu melakukan resepsi yang mahal dan menghabiskan banyak uang. Merayakan seperti ini saja sudah lebih dari cukup.

Anton mendekati Wisnu yang sedang duduk di depan rumahnya. “Haruskah aku memanggilmu pak ketua sekarang?”

Wisnu terkekeh, “Panggil dengan namaku saja, kenapa harus memanggil dengan pak ketua? Itu akan membuatku merasa canggung,” balasnya. Tiba-tiba Ayu keluar dari dalam rumah. “Mas Anton, terima kasih sudah suka rela jadi fotografer dadakan tadi, saya merasa sedikit tidak enak karena harus merepotkan Mas Anton seperti itu.”

“Santai saja, hitung-hitung refreshing sebentar, lagi pula ini kamera milikku sendiri, jadi aku lebih bebas memakainya,” ucap Anton sambil mengangkat kameranya. “Ngomong-ngomong kalian ini benar-benar terlihat serasi ya? Kalau sudah diberi momongan nanti kira-kira mau dinamai siapa?”

Mendengar pertanyaan itu, Wisnu dan Ayu bertatapan sejenak. “Narayana. Sama seperti nama ayahnya,” balas Ayu sambil tersenyum.

“Kalau begitu karena dia sudah menerima namaku. Kuharap dia mempunyai mata hazel yang indah sepertimu,” ucap Wisnu.

Anton, Wisnu, dan Ayu kemudian tertawa bersama.

[][][]

2013

Pintu depan rumah itu diketuk beberapa kali. Tak butuh waktu lama bagi sang pemilik untuk membukakannya pada para tamunya. “Masuklah,” kata Pak Tirta pada Raya dan Rukmini seolah sudah tahu apa yang mereka inginkan.

Gempita ShastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang