POV Soula
Aku kehilangan jejak Jessica. Dia tak ada di kedai jagung bakar yang sempat ia kunjungi. Rasanya aneh harus duduk bersebelahan dengan Chen. Kami duduk di tempatku menunggu Jessica sebelum mengejar pencuri tas adikku."Apa kabar? Aku udah lama nggak ke akademi, jadi nggak ketemu kau lagi."
Harus banget tanya apa kabar? Kayak udah berbulan-bulan nggak ketemu aja.
Dengan terpaksa, aku menjawab singkat, "Baik."
Chen menoleh disertai senyuman. "Kau nggak mau nanya kenapa aku nggak ke akademi, gitu?"
Sekilas, aku mengernyit lalu menetralkan ekspresiku. "Ngapain nanya?"
"Siapa tahu kau penasaran."
Percaya diri banget dia.
"Nggak," sahutku singkat.
"Coba tanya deh, nanti kujawab. Tanya ya." Lah, ini kenapa dia malah mohon biar aku nanya? Aneh, banget. Dari awal dia emang udah aneh, sih.
"Nggak ah, buat apa."
"Tanya dong, plis," mohonnya sambik mengatupkan kedua tangan dan menatapku dengan ekspresi memelas.
Oke, kayaknya dia tahu aku paling lemah sama yang manis-manis, gemas, dan lembut, makanya dia memasang ekspresi begitu. Tenang, Soula. Netralkan ekspresi, balas denagn singkat dan ketus seperti biasanya."A-"
Ucapanku terputus saat tiba-tiba ada sebuah jagung bakar dengan aroma yang menggugah selera di depan wajahku. Senyum yang terlukis di bibir Chen memasuki penglihatanku.
"Tanya ya? Sambil makan jagung bakar nanti kujawab."
Mungkin, setelah ini aku harus periksa ke dokter. Takutnya diabetes. Dia udah tua kok masih semanis dan semenggemaskan ini? Nggak adil, rasanya.
Tanganku mengambil jagung bakar dari tangannya. Saat gigitan pertama memasuki mulutku, indra perasaku dimanjakan oleh gurih, manis, dan pedas yang bercampur menjadi satu. Bumbu jagung bakarnya enak banget.
Aku sampai menutup mata supaya bisa menikmati rasanya lebih hikmat.Begitu membuka mata, tatapan Chen yang lurus ke arahku adalah hal pertama yang kulihat. Seketika, ada perasaan menggelitik di perut yang membuatku tak nyaman.
Aku tahu Chen menungguku bertanya hal yang rasanya nggak penting itu.
"Kenapa nggak datang ke akademi lagi?" ujarku setelah menetralkan ekspresi dan bicara sedatar mungkin.
"Waktu itu, aku lagi proses pindah tugas ke kantor lain. Cuman beda dua jam perjalanan kalau naik kendaraan umum. Sekarang, sudah mulai kerja di kantor baru. Jadi nggak bisa ke akademi, lagi," jelasnya panjang.
Aku hanya manggut-manggut saja selagi mengunyah jagung bakar.
"Kau nungguin?"
Hampir saja aku menyemburkan jagung bakar di mulutku keluar karena pertanyaannya yang tiba-tiba. Dia percaya diri banget, kayaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A-SOUL
FantasyAimer dan Soula adalah dua kakak-beradik terlahir dari salah satu pasangan di Underground. Suatu keajaiban, puluhan batu azur melesat di langit bagaikan bintang jatuh saat Festival Akhir Tahun. Sembilan diantaranya diambil Soula, satu lagi tak senga...