CHAPTER 5: CARI KERJA

14 4 6
                                    

POV Aimer

Untuk pertama kalinya selama hidupku, aku bisa merasakan cahaya matahari yang menerpa wajah saat aku terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya selama hidupku, aku bisa merasakan cahaya matahari yang menerpa wajah saat aku terbangun. Pukul tujuh tepat, aku baru bangkit dari kasur. Bisa dibilang ini adalah rekor, aku selalu bangun sebelum jarum pendek menyentuh angka enam semenjak duduk di sekolah menengah.

Masih dengan mata yang setengah terpejam dan mulut terbuka karena menguap, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah.
Hari ini, aku bisa melihat pantulan wajahku di cermin dengan jelas.

"Aku ... lumayan cantik," ujarku lalu terkekeh. Baiklah, lupakan kenarsisan tiba-tiba yang kulakukan pagi ini. Itu membuatku malu.

Aku membuka tas dan mencari setelan pakaian yang nyaman. Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tapi, tunggu sebentar. Dimana air untuk mandi? Aku melongo saat melihat kamar mandi itu hanya terdapat WC, wastafel, dan selang panjang yang digantungkan menempel dinding. Aku menatap keran yang tersambung dengan selang panjang itu.

Maksudnya, mandi sambil jongkok di bawah keran gitu, ya?

Di tengah kebingungan itu, aku menarik keran ke atas.

"WAAAAAAAAAAAA," aku bisa mendengar suaraku sendiri bergema di kamar mandi.

Gila, ini keren banget. Selang yang menempel di dinding dan diletakkan sekitar 30cm lebih tinggi dariku itu, mengeluarkan air hangat dari lubang-lubang kecilnya. Bajuku basah kuyup tanpa kusengaja. Kemudian aku menutup keran.

Aku punya ide cemerlang.

"KAK SOOO," panggilku.

Tak lama, kepala kakakku muncul dari balik pintu kamar mandi.

"Ke sini, Kak. Ada yang ingin kutunjukkan," ujarku semangat.

Kak So berjalan mendekatiku.

"Lebih dekat lagi."

Setelah kakakku berdiri berjarak sejengkal dariku, aku membuka keran. Air menyerbu wajah kakakku tepat. Ia mengerjap cepat dan mundur cepat sambil menggosok wajahnya yang basah.

"AAAAI!" Kak So berseru dengan mata menyala.

Aku tertawa keras. Kakakku sekarang dalam keadaan setengah basah, sama sepertiku.

"Kau ini!" geram Kak So. Ekspresinya seperti ingin mencekikku.

"Maaf, habisnya lucu. Hehe," ucapku jujur.

Kak So menarik selang itu dari dinding, kemudian mengarahkannya padaku. Karena keran belum kututup, otomatis tubuhku tersiram habis oleh air.

"Rasakan!"

"Udah, Kak. Kak Sooo, bajuku basah kuyup, niiiih!" Aku menutupi wajahku menggunakan tangan. Tanganku meraba ke dinding untuk mencari letak keran kemudian menutupnya.

A-SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang