POV Aimer
"Baiklah. Saya makan menjelaskan kompetisi tahap empat hari ini! Misi peserta adalah mendapatkan pin bernomor milik mereka yang dipegang peserta lain. Oh ya, nomor kalian sama dengan nomor senjata yang kalian ambil pada tahap tiga lalu," jelas pembawa acara yang suaranya terdengar dari speaker di sebelahku. Telingaku berdengung karena letak speakernya yang terlalu dekat."Kau masih ingat nomor senjata kita?"
"Eh, Alef lupa?" Mataku menatapnya nyalang.
"Habisnya sepanjang kompetisi tahap tiga, aku cuma duduk-duduk di bawah pohon doang, sih."Aku menepuk jidatku pasrah. Untung saja, aku masih ingat. "Nomornya 34 dan ... 21 atau 12, ya? Atau 14, 24, 43?" Atau mungkin tidak.
"Eh, yang bener, Ai? Kamu juga lupa?" "Bukan salahku dong kalau lupa. Sudah dua minggu yang lalu, lho," belaku.
Sepertinya, sebagian besar peserta lain mengalami masalah yang sama. Kami, para peserta, menatap staff yang berkeliling membagikan pin bernomor. Saat pin itu jatuh ke tanganku, aku cuma bisa menatapnya dalam diam. Kemudian, menoleh ke arah pembawa acara. Berharap dia memberikan bantuan untuk mengingat nomor kami.
"Oh, ya, bagi peserta yang lupa nomor kalian, selamat berjuang! Ohohoho." Ia justru tertawa seperti Santa Claus, tampak sangat menikmati kebingungan kami. "Oh, tapi jangan khawatir. Setelah menemukan pinnya, bawa pin itu ke pos penjaga. Jika pin yang kalian bawa benar, kalian lolos. Jika pinnya salah, selamat mencari lagi."
"Mengambil pinnya saja sudah sulit. Sekarang kita juga harus memastikan nomor yang kita ambil benar," keluh Alef di sebelahku. Aku menyetujui ucapannya, sih. Omong-omong, pin yang salah akan diapakan oleh staff?
Seorang peserta mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Pembawa acara menunjuk anak itu dan bertanya, "Ada apa, anak muda?" Ia menjawab, "Apa yang terjadi pada pin yang salah setelah dikumpulkan di pos?" Dia menanyakan hal yang baru saja kupikirkan beberapa detik yang lalu. Bagus.
"Oh, itu, pin kalian akan kami simpan tentu saja. Karena itu, jika pin kalian sudah dibawa ke pos, meskipun itu salah, peserta dengan pin itu otomatis dinyatakan gagal."
Seruan, "Eeeeh," terdengar dari mulut-mulut peserta, termasuk aku dan Alef. Gila. Tahap empat kali ini tingkat kesulitannya tinggi sekali. Jika tidak berhasil menemukan pin yang benar, maka peserta dinyatakan tidak lolos. Jika pin milik kami yang ada di peserta lain dikumpulkan ke pos,maka peserta tetap dinyatakan tidak lolos.
"Itu artinya ... seseorang bisa mencuri pin sebanyak yang ia mau dan mengumpulkannya untuk mengurangi rival," gumam Alef dengan jari-jarinya menyentuh dagu.
"Kemungkinan untuk gagal lebih tinggi daripada sebelumnya ya."
Pembawa acara menghitung satu, dua, tiga beberapa kali, sebelum berucap, "Baiklah. Semuanya diam!" Satu aba-aba itu membuat semua peserta seketika sunyi. "Tanpa basa-basi, semua peserta, bersiap!" Itu aba-aba pertama. Aku dan Alef memasang kuda-kuda untuk berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
A-SOUL
ФэнтезиAimer dan Soula adalah dua kakak-beradik terlahir dari salah satu pasangan di Underground. Suatu keajaiban, puluhan batu azur melesat di langit bagaikan bintang jatuh saat Festival Akhir Tahun. Sembilan diantaranya diambil Soula, satu lagi tak senga...