POV Aimer
Ini hari ketiga aku latihan diajar oleh Ron. Tidak lupa selalu ditemani oleh Alef, sahabat baruku semenjak datang ke Surface.
Masih sama seperti hari sebelumnya, kami diminta melakukan pemanasan dengan mengitari hutan sekitar. Lalu, kembali sebelum satu jam. Kata Ron, latihan ini dapat membantu kami semakin cepat dan tangkas. Juga membantu mengenali arena pertandingan. Untuk semua jebakan yang ia pasang, katanya untuk membuat kami cakap menghadapi serangan tiba-tiba dari lawan.
Kami mendarat ke tanah kosong tempat Ron menunggu. Ia berdiri dan berujar, "Enam belas detik sebelum satu jam, cukup tepat waktu. Apa kalian menghitungnya?" Kompak, Alef dan aku menggeleng. "Baiklah, aku anggap kalian hebat dalam menebak kapan satu jam selesai."
Tanpa basa-basi, tidak juga menawarkan air minum untuk kami, Ron memulai pelajarannya. "Hari ini, aku akan mengajarkan kalian ilmu yang hanya diketahui oleh seperlima orang di Surface." Mendengar itu, aku dan Alef tanpa sadar menatap Ron dengan mata berbinar. "Kalian sangat tidak sabar, ya?" Kami mengangguk cepat.
"Coba, apa itu energi azur?" tanya Ron. "Energi yang ada di dalam batu azur kan, disalurkan ke elektronik agar bekerja," jawabku.
"Benar, Ai. Pertanyaannya, darimana asal batu azur itu? " Aku menjawab lagi, "Azur berasal dari alam, kan?"
"Lebih spesifik, Ai," perintahnya. Aku berpikir sejenak dan melanjutkan, "Tumbuhan dan kadang ditemukan tumbuh di tubuh hewan."
"Keduanya termasuk?" Aku mengernyit tidak paham. "Makhluk hidup," lanjut Ron karena aku tak dapat menjawabnya.
"Energi azur berasal dari makhluk hidup, Ai. Termasuk manusia. Perbedaannya, batu azur lebih mudah tumbuh di tubuh tumbuhan. Sedikit sulit tumbuh di tubuh binatang. Sangat sulit dan hampir tidak mungkin tumbuh di tubuh manusia. Tapi, meski tubuh kita tak menumbuhkan batu azur, energi azur itu masih tersimpan di setiap sel yang ada dalam tubuh kita."
Hening. Ron mengambil napas panjang sebelum melanjutkan penjelasannya. "Dan kita, sebagai manusia yang memiliki akal, mampu mengeluarkan energi azur itu."
"Meskipun kita mampu, sangat sulit mengeluarkan energi azur untuk manusia, faktor inilah yang menyebabkan tubuh kita tak menumbuhkan batu azur. Lalu, bagaimana cara mengeluarkannya? Jawabannya, adalah pemicu."
"Pemicu?" tanyaku.
"Ya. Anggap tubuh manusia adalah batu azur. Lalu, pemicu adalah pusat energi azur di kota yang berguna untuk menyebarkan energi ke seluruh rumah. Kita butuh alat yang dapat memusatkan energi azur ke satu tempat dan menyebarkannya ke seluruh tubuh."
"Lalu, pemicu untuk manusia?"
"Kalung milik ibumu, Ai. Itu adalah pemicu pertama yang pernah diciptakan, ibumu penemunya." Aku terperangah mendengar Ron menyanjung ibu. Ibu ternyata sehebat itu, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
A-SOUL
FantasyAimer dan Soula adalah dua kakak-beradik terlahir dari salah satu pasangan di Underground. Suatu keajaiban, puluhan batu azur melesat di langit bagaikan bintang jatuh saat Festival Akhir Tahun. Sembilan diantaranya diambil Soula, satu lagi tak senga...