Mencintai dalam diam, mungkin itu kata yang tepat untuk Jihoon saat ini. Entah sejak kapan ia merasakan jantungnya berdegup kencang setiap melihat orang itu, yang ia tahu ia hanya menikmati setiap pergerakan Soonyoung. Ya, orang yang Jihoon cintai tak lain adalah saudara kembar dari sahabatnya.
Siapa pula yang tidak akan jatuh dalam pesona seorang Anggara Soonyoung, entah itu wanita atau uke berharap bisa menjadi kekasihnya. Walau ia terkesan cuek dan angkuh tapi itu tak mengurangi pesona nya.
Tepukan di bahu Jihoon menyadarkannya dari lamunan tentang si pangeran idaman sejuta umat.
"Oh, Vik. Ada apa?"
"Lu mau nginep disini?"
"Hah?" Jihoon mendongak untuk menatap Wonwoo sambil memiringkan kepalanya.
Wonwoo mendecak melihat respon sahabatnya itu "Kelas dah sepi, mereka semua dah pulang. Makanya jan mikirin pangeran mulu" kekehnya sembali menyentil dahi Jihoon.
"Ish sakit, Vik" Jihoon mengelus dahinya sambil mempoutkan bibir, membuat Wonwoo yang melihatnya hanya bisa mengigit bibirnya menahan gemas. "Lagian aku gak mikirin dia" elaknya kemudian segera membereskan barangnya yang berserakan diatas meja.
"Yaudah ayo, Vik"
Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju gerbang sekolah. Namun sebelum sampai di gerbang sebuah motor menghampiri mereka, lebih tepatnya Wonwoo.
"Naik!" perintah si pengendara motor tersebut.
"Hm. Yaudah Rey gua duluan ya, lu hati-hati" anggukan diterima Wonwoo sebelum si pengendara -Soonyoung- menancap gasnya untuk membelah jalanan.
Wonwoo memang sering pulang bersama saudaranya terkadang ia akan pulang dengan menaiki bus bersama Jihoon. Sebenarnya Wonwoo bisa saja membawa motor seperti Soonyoung untuk transportasinya, namun ia berkata selagi masih ada Soonyoung yang bersedia mengantarnya kenapa ia harus susah-susah mengendarai motor. Mungkin Wonwoo terkesan memanfatkan kakak kembarnya itu, namun Soonyoung pun tidak keberatan dan dengan senang hati mengantar Wonwoo kemanapun adik kembarnya itu mau, inilah sifat Soonyoung yang tidak banyak orang tau.
Soonyoung sangat menyayangi Wonwoo meskipun mereka sering kali bertengkar, dan itu membuat seorang Reyga Jihoon semakin mendambakan sosok pangeran sekolah tersebut. Dingin diluar namun hangat didalam, itulah Soonyoung.
Suara klakson menyadarkan Jihoon dari lamunannya. Ia tersenyum pada si pengendara kemudian menerima helm dan memakainya.
"Ku kira kau sudah pulang, Dhik" katanya selagi menaiki motor.
Seseorang yang dipanggil Dhik itu tersenyum "Aku tidak mungkin meninggalkan kakak dan membiarkan kakak menaiki bus seorang diri" lanjutnya lalu melajukan motor dengan kecepatn sedang.
Dhik atau Mahardhika Seokmin Herlangga adalah adik satu-satunya Jihoon yang sangat ia sayangi begitupun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
❨✓❩ ʏᴏᴜ || sᴏᴏɴʜᴏᴏɴ
Fiksi Penggemar❛follow dan mampir ke work aku yang lain juga ya❜ [TINGGALKAN VOTE WALAU SUDAH TAMAT] Reyga Jihoon Herlangga, seorang murid SMA PLEDIS 17 yang mendapat beasiswa penuh untuk bersekolah disana karena kecerdasannya. Ia terlahir dalam keluarga yang sede...