09

983 108 3
                                    

Jam istirahat kali ini Soonyoung manfaatkan untuk berbicara empat mata dengan Jihoon. Ia meminta kepada kembaran dan sahabatnya untuk tidak mengganggu waktu mereka berdua.

Keadaan kantin yang tidak terlalu ramai menjadi kesempatan emas bagi Soonyoung untuk mengutarakan isi hatinya pada Jihoon, karena jika keadan kantin sedang ramai ia yakin mereka berdua akan menjadi pusat perhatian -meskipun sekarang mereka juga telah menjadi pusat perhatian- seisi kantin.

"Angga"

"Rey"

Suatu kebetulan mereka mengucpkn itu berbarengan. Jihoon yang merasa malu lantas menunduk dan pura-pura menyantap semangkuk bakso di depannya.

Soonyoung yang merasa kalau Jihoon tidak akan melanjutkan perkataannya segera membuka suara.

"Soal Rara gak usah lu pikirin. Hati gua sendiri yang milih buat berlabuh di lu" setelah mengatakannya tangan Soonyoung untuk bergerak mengelus pipi Jihoon.

Dan kejadian itu tidak luput dari pandangan sekumpulan siswa yang berada di seberang meja Soonyoung-Jihoon.

"Gua berdoa yang terbaik buat mereka" ucap Junhui setelah menerima es teh pesanannya yang dibawa oleh Seungkwan.

"Sstt diem mending dengerin terus" tegur Wonwoo yang merasa kesal karena acara mengupingnya terganggu.

Rona di pipi Jihoon sangat kontras dengan kulit putih pucatnya sehingga hal itu terlihat sangat jelas oleh kedua mata Soonyoung dan menambah kadar kemanisan pada Jihoon, menurut Soonyoung.

"Kita emang baru beberapa minggu deket, tapi justru karena hal itu gua mau lebih mengenal lu dan bisa jagain lu"

Soonyoung menjeda perkataannya demi melihat respon yang diberikan oleh lelaki mungil di hadapannya, dan responnya cukup membuat seulas senyum terbit di bibir Soonyoung.

"Lu ijinkan gua buat mengenal lu lebih jauh dengan jadi pacar lu?" lanjutnya.

Mungkin acara tembak-menembak yang dilakukn Soonyoung berbeda dari kebanyak orang, jika biasanya orang lain akan berkata maukah kamu jadi kekasihku? atau kamu mau jadi pacarku? tapi yang ia katakan justru lebih membuat orang yang mendengarnya meleleh.

Kemudian terdengar sahutan-sahutan dari meja seberang.

"Udahlah Rey terima aja, lu juga suka kan sama kembaran gua"

"Bilang iya Rey, lu gak usah takutin apapun. Ada kita"

"Kak Rey ijinin aja biar gua dapet makanan gratis"

"Iya Kak, terima aja biar cepet"

"Dhika setuju kok kalo Kakak sama dia"

Mendengarnya Soonyoung sontak mengalihkan pandangan pada sekumpulan orang itu, tak lupa memberikan tatapan sengit pada mereka.

"Iya aku ijinin"

Ucapan itu membuat Soonyoung kembali memperhatikan Jihoon. Senyum terpatri di wajah keduanya.

Soonyoung menggemgam tangan Jihoon kemudian "Makasih" ucapnya.

Wonwoo yang akhirnya melihat dua sejoli itu bersatu segera menghampiri keduanya.

Wonwoo merangkul dan kemudian menepuk pelan pundak Soonyoung.

"Jangan lupa tepatin janju lu"

"Lu tenang aja Vik, sahabat lu aman sama gua" kemudian pandangan Soonyoung beralih pada Jihoon dan tangannya mengusak poni Jihoon.

"Angga! Rambut aku berantak" ucapan Jihoon dibalas tawa oleh Soonyoung dan Wonwoo.

"Tar malem kumpul di tempat biasa, gua yang bayar" ucap Soonyoung pada teman-temannya yang menghadiahkan sorakan bahagia dari mereka.

❨✓❩ ʏᴏᴜ || sᴏᴏɴʜᴏᴏɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang