Seminggu setelah acara jalan bersama pangeran sekolah kemarin Jihoon dan Soonyoung semakin dekat. Sebenarnya, Soonyoung yang gencar mendekati Jihoon, dan hal itu mendapat protesan dari Wonwoo.
Status Jihoon yang merupakan murid beasiswa dan berasal dari keluarga sederhana membuat ia sering menerima perlakuan tidak baik dari teman-temannya, ditambah kini ia berteman dengan Wonwoo dan sedang dekat dengan Soonyoung membuat orang semakin iri terhadapnya.
Seperti saat ini, ketika Jihoon sedang membereskan peralatan sekolah diatas mejanya, tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan membawanya ke gudang belakang sekolah.
"Akh!" ringisan keluar dari mulut Jihoon setelah ia terjatuh akibat dorongan dari seseorang yang merupakan seniornya.
Perempuan berambut pirang itu mendorong kasar bahu Jihoon kemudian berkata "Lu ngeyel ya, udah gua bilang jauhin Angga tapi kalian malah makin deket. Lu harusnya sadar diri, lu tuh gak pantes buat Angga!"
"Apa sih yang Angga liat dari lu sampe dia nolak gua? Lu tuh gada menarik-menariknya" lanjutnya.
Clara Yerin Arumi atau lebih sering dipanggil Rara adalah salah satu dari sekumpulan murid yang tergila-gila kepada Soonyoung. Ia tidak akan pernah membiarkan siapapun mendekati Soonyoungnya.
Kemudian Yerin memberi kode kepada kedua temannya, dan setelahnya seragam Jihoon basah kuyup akibat guyuran seember air -yang entah sejak kapan sudah ada disana- oleh salah satu teman Yerin itu.
Setelah puas melakukan aksinya, ketiganya meninggalkan Jihoon seorang diri dengan badan gemetaran akibat kedinginan.
Merasakan getaran di saku celananya, Jihoon segera mengambil benda itu dan melihat nama 'Viko' tertera di layar ponselnya, buru-buru ia mengangkat panggilan itu.
"Rey lu dimana?"
"Em.. Aku lagi di perpus.. Iya di perpus. Kenapa?"
"Lu gapapa? Tadi Babas bilang dia ngeliat lu di tarik-tarik sama si Rara. Lu diapain sama dia?" tanya Wonwoo. Jangan heran jika Wonwoo memanggilnya tanpa embel-embel kak, karena ia cukup muak dengan kelakuan perempuan itu.
"Eh enggak kok mereka gak ngapa-ngapain aku, Vik" elak Jihoon tak ingin memperparah keadaan.
"Mereka? Oh jadi dia bawa antek-anteknya? Sekarang lu dimana?"
"Di gudang" balas Jihoon pelan.
"Lu tunggu disana"
Setelahnya sambungan terputus dan Jihoon menuruti perkataan Wonwoo untuk menunggunya.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan menampakkan sosok Soonyoung dengan jaket di tangannya.
Soonyoung mendekati Jihoon dan menyampirkan jaket yang ia bawa ke pundak Jihoon.
"Di loker lu ada baju ganti kan? Lu ganti dulu biar nanti gua yang ngomong sama guru di kelas"
Jihoon hanya bisa mengangguk dan mengikuti langkah Soonyoung.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Jihoon dan Soonyoung menyusul teman-temannya yang sudah sejak tadi berada di kantin.
Di meja itu hanya ada Wonwoo, Junhui, Mingyu, dan Seokmin, karena Seungkwan masih membeli makanan dan Hansol yang entah dimana. Seokmin yang melihat Jihoon mendekati meja yang ia tempati lantas menarik Jihoon agar duduk di sampingnya, dan bisa Jihoon lihat tatapan khawatir dari mata adiknya itu.
"Kakak gak apa-apa, Dhik" katanya sembari menampilkan senyum andalannya agar Seokmin percaya dengan ucapannya, namun percuma karena Jihoon tidak akan pernah bisa berbohong di depan Seokmin.
"Lu diapain kak sama tuh nenek lampir?" tanya Seungkwan kesal.
"Apa gara-gara lu deket sama Angga?!" inilah alasan Wonwoo tidak setuju jika Soonyoung mendekati Jihoon, ia hanya tidak ingin Jihoon semakin tersiksa.
Mendengar pertanyaan -lebih tepatnya pernyataan- dari Wonwoo menghasilkan decakan cukup keras dari Soonyoung.
"Maunya tuh cewek apa sih?" tanya Soonyoung entah pada siapa.
"Lagian lu kurang tegas sih jadi cowok" balas Mingyu.
"Kurang tegas gimana lagi, Ran? Gua udah bilang sama dia buat gak ngejar-ngejar gua lagi. Gua juga bilang gua gak suka sama dia, dan dia bukan tipe gua" jawabnya setengah kesal.
"Terus lu bilang kalo tipe lu tuh Rey gitu? Makanya tuh nenek lampir makin menjadi-jadi" sahut Wonwoo sengit.
Mendengar perkataan Wonwoo membuat Jihoon sedikit tersipu, namun sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu.
"Gua gak pernah bilang kalo tipe gua tuh Rey, dia aja yang langsung nyimpulin kek gitu" balas Soonyoung tak kalah sengit.
Merasa atmosfer antara saudara kembar itu tidak enak, Seungkwan segera melerai mereka "Udah udah napa malah kalian sih yang brantem."
"Gua gak mau tau kalo sampe temen gua kenapa-napa itu salah lu" ujar Wonwoo sambil menunjuk Soonyoung dan hanya dibalas deheman oleh si empunya.
"Nih kak buat angetin badan lu" tanpa diminta Hansol datang dengan semangkuk sup hangat.
"Kalian tenang aja gua punya bukti soal pembullyan kak Rey tadi" sambungnya dan diangguki oleh Seungkwan.
"Sam kok lu bisa punya buktinya?" ucap Mingyu heran.
"Tadi sebelum kesini gua sama Babas gak sengaja liat Kak Rey lagi di tarik sama Kak Rara. Yaudah gua suruh Babas kasih tau Kak Viko sementara gua ikutin mereka karna gua yakin pasti bakal ada apa-apa, eh taunya bener yaudah gua langsung rekam ae. Tuh nenek lampir ngata-ngatain Kak Rey mana bawa-bawa Kak Angga lagi bilang kalo Kak Rey tuh gak pantes buat Kak Angga. Abis itu dia nyuruh temennya buat nyiram Kak Rey sampe basah kuyup gitu, makanya gua langsung nyuruh Kak Angga ke gudang" jelasnya panjang lebar.
Setelah mendengar penjelasan dari Hansol, Soonyoung lantas beranjak dari sana.
"Udah biarin ae palingan tuh hamster mau buat perhitungan sama si nenek lampir" ucap Junhui santai setelah sejak tadi hanya menjadi pengamat.
"Ih sumpah ya gua kesel banget sama tuh cewek" ucap Wonwoo sambil mengepalkan tangannya.
"Kak Rey tenang aja, kalo dia berani macem-macem lagi kita bakal maju. Iya ga?" sahut Seungkwan dan mendapat anggukan dari semuanya.
"Kak, kalo kakak ada apa-apa bilang sama Dhika. Dhika gak mau kakak kenapa-napa" ucap Seokmin khawatir.
"Iya, Dhik. Kamu tenang aja kakak baik-baik aja kok" balas Jihoon sambil tersenyum.
TBC
Maaf jika masih terdapat beberapa kesalahan
Mohon tinggalkan jejak
Menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun bukan menjatuhkan
Terimakasih masih meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
Lanjut/Tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
❨✓❩ ʏᴏᴜ || sᴏᴏɴʜᴏᴏɴ
Fanfic❛follow dan mampir ke work aku yang lain juga ya❜ [TINGGALKAN VOTE WALAU SUDAH TAMAT] Reyga Jihoon Herlangga, seorang murid SMA PLEDIS 17 yang mendapat beasiswa penuh untuk bersekolah disana karena kecerdasannya. Ia terlahir dalam keluarga yang sede...