15

754 92 4
                                    

Byur

"Heh Ra apa-apaan sih lu?!" sentak Wonwoo.

"Diem Vik! Urusan gua bukan sama lu tapi sama anak ini" ucap Yerin menunjuk Jihoon.

"Semua gara-gara lu. Keluarga Angga batalin perjodohan ini gara-gara lu, Reyga!" lanjutnya dengan intonasi yang semakin tinggi.

Plak

Suara tamparan itu menggema ke seluruh kantin hingga sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

Jihoon perlahan membuka matanya karena tidak merasakan apapun, padahal telinganya dengan jelas menangkap suara tamparan itu. Dan setelah matanya terbuka, ia melihat Soonyoung sudah ada di depannya. Satu hal yang pasti, tamparan itu memang terjadi tapi bukan pada pipi Jihoon melainkan Soonyoung.

"A-angga m-maafin a-aku" ucap Yerin kemudian tangannya terulur untuk mengelus pipi Soonyoung. Namun sebelum tangannya sampai, Soonyoung terlebih dahulu mencekalnya lalu menghempaskan tangan Yerin begitu saja.

Tanpa berkata apapun Soonyoung menarik Jihoon keluar dari kantin dengan amarah yang coba ia tahan.

"Shh Angga"

Mendengar ringisan Jihoon yang ada dibelakangnya Soonyoung sadar ia telah menyakiti kekasihnya.

Soonyoung menghela nafas "Sorry, Rey" sesalnya.

Jihoon tersenyum kemudian mengangguk "Iya gapapa kok" tangannya terulur untuk mengelus rahang Soonyoung "Jangan marah. Aku gak suka liatnya" lanjutnya.

Soonyoung mengusak kepala Jihoon gemas.

"Gimana gua gak marah kalo pacar gua diperlakuin kek gitu. Udah sekarang kita ganti baju lu, gua gak mau tar lu masuk angin"

"Tapi aku gak bawa baju ganti"

"Udah lu pake baju gua aja. Tar gua yang bilang sama guru kalo mereka nanya-nanya"

"Hm yaudah"

Kemudian keduanya menuju loker milik Soonyoung dan mengambil kaos milik Soonyoung yang selalu ia siapkan untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, contohnya seperti sekarang.





Suasana kelas kali ini yidak terlalu ramai karena semua murid di kelas ini tengah sibuk mengerjakan soal-soal yang diberikan guru mereka.

Di cuaca yang terik seperti ini sang guru mengadakan Ulangan Dadakan mata pelajaran Matematika. Suasana kelas sudah panas karena cahay matahari yang masuk lewat jendela, ditambah otak mereka yang memanas karena angka-angka yang beranak cucu yang harus mereka selesaikan.

Berbeda dengan Jihoon, ia terlihat santai mengerjakan rumus-rumus itu. Predikat siswa berprestasi memang tepat disandang olehnya. Tidak lupa bukan bahwa Jihoon merupakan murid beasiswa? Jadi tidak heran lagi jika melihat ia dengan santai mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Oleh karena itu juga ia selalu mendapat peringkat 1 di kelas maupun angkatan.

Dan Soonyoung sangat bangga pada kekasih mungilnya itu. Berkat Jihoon juga Soonyoung sekarang mulai rajin belajar, bahkan ia akan dengan sengaja mendatangi rumah Jihoon hanya untuk membahas materi yang tidak ia pahami.

"Waktunya sudah selesai. Ayo sekarang kumpulkan setelah itu kalian bisa langsung pulang" ucap guru di depan kelas sambil mengecek arlojinya.

Satu persatu murid mulai mengumpulkan lembar jawaban dan bergegas pulang atau sekadar kumpul bersama teman untuk mendinginkan otak.

Sama seperti yang dilakukan Wonwoo. Setelah keluar dari kelas ia langsung menarik tangan Soonyoung dan Jihoon.

"Sumpah ya pala gua pusing mikirin tuh rumus-rumus" ucap Wonwoo setelah ketiganya sampai di salah satu cafe dekat sekolah.

❨✓❩ ʏᴏᴜ || sᴏᴏɴʜᴏᴏɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang