4. MENGAPA BINTANG BERSINAR

122 13 12
                                    

Hai, I am here again with new part of SEIRIOS.

Aku bakal tetap lanjut ada atau nggak adanya viewers haha,

its okaayyyyyy....

Okay, here we go...

Sudah pukul 10 malam, dan mereka masih berada di mobil, suara tangis Kira terdengar bersahutan dengan suara lagu yang terputar di mobil. Rius terdiam, ia sengaja memilih jalanan yang macet agar lebih lama Kira sampai rumah. Ia mengerti saat ini Kira hanya butuh tempat menangis karena tidak mungkin untuk Kira menangis dirumah.

Rius mendekatkan wajahnya ke arah Kira, melihat dengan penuh perhatian sambil berkata, "Ki. Udah jam 10. Kalau lo masih belom mau pulang, gue pinjem hape lo boleh? Gue mau ngabarin nyokap lo biar nggak usah khawatir sama lo."

Kira memberikan handphonenya tanpa menjawab ataupun hanya sekedar menoleh ke arah Rius. Tidak terkunci. Rius mencari kontak dan langsung menemukan kata 'mama' di kontak handphone Kira.

"Hallo Tante, ini saya Rius temennya Kira.... Maaf ya tante, tadi abis dari ulang tahunnya temen.... Iya tadi perginya sama Tria... Trianya tadi udah pulang duluan jadi saya yang antar Kira... Mobil saya mogok tante, ini masih di bengkel... Maaf ya jam segini Kiranya belum pulang... Ini mama kamu mau ngomong."

Rius menyerahkan Handphone Kira.

"Iya ma... Iya... Baik kok... Mama nggak usah kuatir... Iya... Kira nggak bakal macem macem kok... Iya..." Sambungan terputus Kira kembali menangis setelah selama berbicara dengan mamanya ia menahan tangis.

Rius membesarkan volume lagu yang terputar, menyamarkan suara tangis Kira yang kembali terdengar. Rius masih terdiam. Berusaha fokus dengan jalanan yang mulai lancar di depannya.

∞∞∞

Pukul 00.35 mobil Rius berhenti tepat di depan rumah Kira, Kira sudah berhenti menangis dan berusaha membuat mimik wajah yang biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Untunglah Kira bukan orang yang mudah terlihat mengenaskan setelah berhenti menangis. Matanya merah tapi tidak begitu sembab, masih dalam hitungan nomal. Gelapnya malam akan mengaburkan keadaan wajah Kira.

Kira berjalan memasuki halaman rumah, berjalan tidak bersemangat dan mengetok pintu rumahnya. Rius mengekor di belakangnya, "Lo ngapain ikut gue?"

"Mau ketemu sama nyokap lo, bilang maaf udah nganter pulang lo malem malem." Pintu terbuka, mama Kira terlihat mengantuk dan melihat dengan mata memicing ke arah Rius, Rius langsung meraih tangan mama Kira untuk salim, "saya Rius tante."

"Oh iya ya."

"Tante maaf ya. Tadi lama di bengkelnya. Tante udah tidur ya?"

"Belum." Safa yang tadinya ingin marah, setelah melihat Rius yang menyapanya dengan sopan diurungkan niatnya tersebut.

"Kalau gitu saya permisi tante."

"Iya.. iya.. makasih sudah nganterin Kira ya. Kamu hati-hati dijalan."

"Iya Tante. Mari Tan. Ki pulang dulu ya..."

Kira menangguk dan melambaikan tangan ke Rius, ia dan mamanya memperhatikan Rius sampai mobil Rius tidak lagi terlihat di pandangan mereka.

"Pacar kamu ya Ki? Kalau pacaran jangan pulang malem malem. Kalaupun pacar kamu anak baik-baik tetep aja nggak baik pulang malem. Anak gadis keluyuran pulang malem," cerocos mama Kira sambil mengunci pintu rumah mereka.

"Maaa... peluuukk..."

"Eeehhh... kenapa tiba-tiba?"

"Dingiiiinnn..." Tanpa menunggu jawaban dari mamanya, Kira langsung memeluk erat mamanya.

SEIRIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang