11. PIPI LO MERAH

98 9 17
                                    

Sepulang sekolah seperti anak sekolahan yang berpacaran pada umumnya, Kira dan Rius tidak langsung pulang. Mereka berdua bercengkrama di depan kelas sambil melihat anak-anak bermain basket seusai ujian akhir semester satu yang telah mereka laksanakan.

Mereka membicarakan hal-hal receh yang terlintas di benak mereka.

"Gue kemaren kan beli semir sepatu Ki. Tau nggak? buatan China Ki. Hal sekecil itu buatan China," ujar Rius dengan mimik muka serius.

"Lo belinya yang impor mahal kali," sahut Kira tak kalah serius.

"Itu semir sepatu murah kok. Nggak ada sepuluh ribu harganya. Masa iya harus impor, nggak bisa produksi sendiri," balas Rius

Kira manggut, manggut lalu berkata, "gue juga baru kemaren nih, beli cabutan bulu ketek. Tau kan? Itu juga made in China."

"Kiiiiii...." Rius kini melotot mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Kira.

"Hah?"

"Lo ngomongin ketek di depan gue?" jelas Rius, merasa bahwa gadisnya ini memang sudah gila. membicarakan hal yang biasanya dianggap memalukan bagi wanita, apalagi kepada pria yang dikencaninya.

"Iya, emang kenapa?" Kira masih menatapnya dengan perasaan tidak bersalah sama sekali.

Rius tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa sih?" tanya Kira lagi. Bingung kenapa Rius tertawa terbahak-bahak tanpa sebab.

"Lo tuh nggak ada jaim-jaimnya apa di depan cowok?" tanya Rius yang sedang berusaha mengendalikan tawanya.

KIra mengerti apa yang dimaksud oleh Rius. "Masalah ketek? Lha kan itu manusiawi," jelas Kira akhirnya.

Rius menangkup kedua pipi Kira dengan kedua tangannya, menekannya sehingga bibir Kira menguncup seperti ikan.

"Nggak salah gue minta lo jadi pacar gue."

"Gue lucu kan? Terimakasih," ucap Kira bangga seraya menghempaskan tangan Rius dari kedua pipinya.

Mereka terkekeh bersama, menertawakan sikap bodoh mereka. Lalu mereka kembali melanjutkan obrolan.

"Rius, hal ternakal yang pernah lo lakuin selama sekolah apa?"

"Kenapa tiba-tiba tanya kayak gitu?"

"Penasaran aja."

"Berantem sama Delon, nakal nggak?"

"Yang waktu lo baru masuk sekolah itu?"

"Kok lo tau sih?"

"Semua orang disekolah juga tau kali. Selain itu apalagi."

"Apa ya? Gue bukan anak nakal yang sering bikin onar."

Kira mencibir tak percaya.

"Bener. Suer." Rius mengankat jari telunjuk dan tengahnya keudara. "Eh, gue ada yang sering gue lakuin sama anak-anak. Tapi nggak nakal. Cuma memanfaatkan fasilitas sekolah."

"Apaan?"

"Gue sering ke sekolah malem-malem," aku Rius.

"Ngapain?" Kira mengerutkan dahinya.

"Renang."

"Di sekolah malem-malem? Nggak takut?"

"Enggak lah."

"Serius lo?"

Rius mengangguk, "Dua Rius."

"Rius nya satu aja, jangan dua, gue bingung milihnya," canda Kira.

SEIRIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang