7. AKU, AKU, AKU

110 9 14
                                    


Sore itu Hand cukup ramai. Banyak anak-anak SMA Cendekia maupun SMA lain di sekitar lingkungan itu berkumpul bersama di Hand. Kira yang sangat jarang sekali pergi ke Hand hari ini menyetujui ajakan Ryan untuk nongkrong dengannya dan Tria. Kira yang awalnya ingin menolak seketika luluh dengan muka melas Ryan yang memang akhir-akhir ini jarang sekali bertemu dengan Kira.

"Kira-kira udah berapa lama kita nggak nongkrong kayak gini?"

Kira menggeleng, "kita kan memang jarang nongkrong. Kita tipe anak rumahan. Kamu lupa?"

Ryan mengangguk-angguk. Dia dan Kira memang tipe anak rumahan yang jarang sekali pergi keluar rumah. Selama ini mereka hanya bertemu di rumah Kira ataupun Ryan.

"Jadi kalian nggak pernah tuh pergi kemana gitu main bareng?" tanya Tria. Ryan dan Kira menggeleng secara bersamaan. "Hidup kalian emang nggak asik. Pantes aja kalian masih jomblo."

"Apa hubungannya sama kita masih jomlo?" tanya Kira.

"Gue baru jomblo akhir-akhir ini doang sejak Kira mutusin gue," ungkap Ryan yang membuat Kira otomatis melayangkan tatapan memprotes. "Oke oke gue bercanda," lanjut Ryan buru-buru.

Ryan menatap Kira yang sepertinya sedikit terganggu dengan candaanya. Sebenarnya itu bukan hanya sekedar candaan, itu memang ungkapan isi hatinya. Sebelum kejadian di awal tahun ajaran baru kemarin dimana Kira memutuskan untuk mempertegas hubungan mereka, Ryan menganggap dirinya adalah pacar Kira.

"Gini ya Ki. Lo tuh nyia-nyiain bakat lo tau nggak. Coba kalo lo tetep jadi anggota dance sekolah. Pasti lo tuh bisa lebih populer dibanding Bianca dan bisa punya banyak pacar. Tinggal pilih aja mau yang mana," kata Tria kemudian. Ia berhasil memecah suasana yang mulai canggung diantara mereka.

"Bener tuh. aku kan bisa jadi punya temen cewek populer," seru Ryan menyetujui ucapan Tria.

"Kalo aku populer di sekolah aku nggak mau temenan sama kamu." Kira mencibir ke arah Ryan.

Ryan yang tidak terima membalas, "Eh, emang gue kenapa? Gue ganteng. Pinter. Nggak ada yang salah sama diriku ini," jawaban Ryan membuat Kira dan Tria tertawa. Memang benar Ryan tidak jelek-jelek amat dan memang pintar. Tidak ada yang salah dengan perkataannya. Tapi bagaimana ia menyanjung dirinya sendirilah yang membuat Tria dan Kira tertawa.

Tawa mereka berhenti ketika mendadak banyak anak yang berlari keluar dari Hand. "Ada apa sih?" tanya Tria.

Kira dan Ryan mengangkat bahu mereka pertanda tidak tau.

"Eh, ada apa sih?" Tria mencegat seseorang yang berlari keluar Hand.

"Itu, Kak Bianca lagi berantem ama cowoknya," jawab gadis yang sepertinya adek kelas yang dicegat Tria. Tria menganggukkan kepalanya dan membiarkan gadis itu pergi.

"Jadi penasaran gue. Lihat yuk!" ajak Tria.

Mereka akhirnya ikut melihat apa yang terjadi di luar Hand. Diantara mobil-mobil yang terparkir rapi terlihat Bianca yang masih mengenakan seragam sekolahnya sedang beradu mulut dengan seorang laki-laki memakai t-shirt bewarna hijau army.

"Itu bukannya Delon ya?" tanya Ryan ke kedua temannya.

"Kayanya iya deh. Jadi Kak Delon sekarang pacaran sama Bianca," jawab Tria.

Adu mulut yang terjadi antara Bianca dan Delon masih terus beranjut. Tanpa memperdulikan bahwa mereka menjadi tontonan semua orang yang berada di Hand, Bianca kini mendorong Delon yang menyebabkan pemuda itu menabrak mobil yang terparkir di belakangnya.

SEIRIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang