8. GUE KALAH

90 10 4
                                    

Pagi ini untuk pertama kalinya ia menjemput Kira yang sekarang yang sudah berstatus sebagai pacarnya. Rius turun dari mobilnya berjalan kearah rumah Kira dengan Riang, diketuknya pintu rumah Kira. Safa, mama Kira membukakan pintu dan langsung tersneyum ramah melihat Rius.

"Pagi tante," sapa Rius seraya mengulurkan tangan untuk salim dengan mama Kira. "Saya mau jemput Kira tante, udah janji mau berangkat sekolah bareng."

"Itu anaknya lagi make sepatu. Tunggu sebentar ya. Sini masuk dulu."

"Tante saya mau minta maaf tadi malem saya belum sempet pamitan waktu pulang. Kata Kira tante udah tidur."

"Iya iya nggak papa. Lain kali kalo mau main agak siangan yah. Jangan malem-malem nggak baik."

"Siap tante." Rius sedikit tidak enak mendengar teguran dari mama Kira tentang kunjungannya tadi malam. Semoga mama Kira tidak membencinya karena hal itu.

Kira muncul dari balik tubuh mamanya dengan riang. Memberikan senyum yang sangat lebar kepada Rius, rambutnya tergerai indah hari ini. Kira nampak lebih cantik daripada hari biasanya.

Rius ikut tersenyum lebar melihat betapa riangnya Kira. Senyum lebarnya sangat menyenangkan untuk dilihat. Mereka akhirnya berpamitan dengan mama Kira dan berangkat bersama ke sekolah.

Di dalam mobil nampak keceriaan di dalam percakapan Rius dan Kira. Mereka nampak sangat cocok dan nyambung sekali ketika membicarakan sesuatu. Mereka banyak tertawa, menertawakan hal-hal konyol tidak penting yang mereka temukan di jalan.

"Jadi sekarang enaknya pake aku kamu apa gue lo?" tanya Rius. "Biasanya orang pacaran kan aku kamu?"

"Gue sama Ryan ngomong pakai aku kamu," kata Kira.

"Jadi lo sama Ryan pacaran?" Rius pura-pura marah. Mimik mukanya lucu membuat Kira tertawa.

"Enggak gitu. Gue ama Ryan emang alus anaknya. Gausah cemburu ama Ryan."

"Siapapun yang suka sama lo, gue nggak peduli. Soalnya lo sukanya sama gue."

"Ih pede banget lo. Kapan gue bilang suka sama lo?"

"Gue bisa liat isi hati lo dan disana ada gue," ucap Rius sambil menoleh dan mengedipkan sebelah matanya kearah Kira.

Kira tertawa lepas mengetahui bahwa Rius se norak itu saat menggombalinya. "Norak tau nggak."

Pembicaraan mereka terus berlanjut sampai mereka sampai di parkiran sekolah.

"Makasih udah mau terima gue jadi pacar lo. Gue tunggu lo bilang suka sama gue."

∞∞∞

"Ki. Congratz," ucap Ares kepada Kira begitu ia menaruh tasnya di meja.

Kira mendongakkan kepalanya, tersenyum mengerti apa yang dimaksud Ares. "Kok lo tau?" tanya Kira.

"Semalem abis dari rumah lo, Rius langsung kerumah gue. Dia bahagia banget aseli gue nggak boong. Pertama kali tuh gue liat dia sebahagia itu," jelas Ares.

Kira menundukkan kepalanya, "duh malu gue."

Ares tertawa melihat semburat merah di pipi Kira. Tidak heran jika sahabatnya sangat tertarik dan menyukai gadis di depannya ini. Kira sosok yang manis apalagi ketika tersipu malu seperti ini berbanding terbalik dengan wajah cantik judesnya yang biasa.

"Kalian segitu deketnya ya sampai Rius langsung cerita ama lo?"

Ares menimbang sebentar jawaban yang akan ia berikan kepada Kira. "Kita kayak gini." Ares mengaitkan kedua telunjuknya erat tepat di depan wajah Kira, menariknya dengan kuat tapi tidak melepaskan ikatan kedua telunjuknya.

SEIRIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang