41. SEMAKIN DEKAT

42.9K 3.2K 449
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

"Biar bunda aja"

Riana mengambil alih piring kotor yang akan dicuci Deby. Mereka baru saja selesai makan siang. Tadi Riana memaksa Deby makan siang dirumahnya.

"Nggak papa bun" jawab Deby melanjutkan mencuci piringnya.

"Maafin Erlangga ya By, dia sering bikin kamu kesal ya?" tanya Riana membantu Deby.

Deby hanya tersenyum tipis.

"Walaupun dia sering jahil sama kamu, jauh didalam hatinya... Erlangga sayang banget sama kamu" ujar Riana membuat pergerakan Deby melambat, ia menatap Riana sekilas.

"Kamu tau? Erlangga bahagia banget.. pas tau kalau kamu kembali" ucap Riana membuat Deby terdiam.

"Bunda sampai bingung, pasalnya bunda emang nggak pernah ketemu sama kamu dulu kan? Erlangga itu selalu saja pergi ke panti tanpa bilang sama bunda..dia bahkan sering bolos sekolah waktu itu" ucap Riana panjang lebar.

Tanpa sadar Deby mengingat masa-masa itu, benar sekali. Erlangga kerap datang menemuinya dengan memakai seragam sekolah.

"Suatu hari, sikap Erlangga berubah. Ia selalu pulang sore dengan wajah murung. Hampir 2 minggu ia selalu pulang murung. Bunda pikir Erlangga ada masalah di sekolahnya. Sejak itu pula bunda sering datang ke panti dan disitu bunda tau apa yang terjadi.
Sahabat Erlangga menghilang entah kemana. Waktu itu Erlangga bahkan sampai sakit karena hujan-hujanan di taman panti nungguin kamu" beritahu Riana tersenyum .

Deby merasa sakit dihatinya. ia tak menyangka Erlangga sampai segitunya. Saat itu ia sendiri dalam keadaan terpuruk. Seluruh dunianya hancur, kehidupannya berantakan, dan hanya ada luka saat itu.

"Kenapa?" tanya Erlangga memecah keheningan diantara Riana dan Deby, ia menghampiri keduanya yang terdiam.

"Ya ampun! Bunda lupa kalau ada janji sama teman bunda" ujar Riana menepuk keningnya pelan.

"Bunda pergi dulu ya? Erlangga kamu anterin Deby pulang nanti" ucap Riana mengelus kepala Deby sebentar dan pergi begitu saja.

"Udah selesai?" tanya Erlangga dan Deby hanya mengangguk.

Erlangga merasa bingung dengan perubahan sikap Deby yang menjadi pendiam. Tak seperti biasanya.

Ia menarik pergelangan tangan Deby, membawa gadis itu kembali keruang tamu.

Deby hanya menurut, menatap tangannya yang digenggam Erlangga.
Sampai tangan itu melepasnya dan Deby merasa ada sesuatu yang hilang darinya.

Erlangga mengambil handuk dan kembali mendekati Deby.
Sedangkan Deby masih terdiam menatap Erlangga yang menjulang dihadapannya.

Erlangga meraih kedua tangan Deby dan mengeringkan tangan itu dengan handuk yang ia ambil.

Deby terus memperhatikan Erlangga tanpa beralih sedetikpun.

Erlangga yang fokus mengeringkan kedua tangan Deby terkejut karna tindakan tiba-tiba Deby.

Gadis itu memeluknya, Erlangga mematung saat itu juga.

"Maaf" gumam Deby memejamkan matanya.

Erlangga menunduk melihat Deby yang bersandar di dadanya. Tanpa pikir panjang ia membalas pelukan Deby.

"Untuk apa?" tanya Erlangga mengusap lembut surai panjang Deby.

Deby membuka matanya dan sedikit mendongak untuk melihat wajah Erlangga.

"Semuanya" jawab Deby menatap datar Erlangga.

Erlangga mengutuk orang-orang yang sudah membuat gadis yang dicintainya menjadi seperti ini. Untuk tersenyum saja begitu sulit dilakukannya, sebab luka itu seolah membungkamnya.

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang